07. Lalalalisa || Chittaphon/Ten

838 73 1
                                    

-
-
-
• Lalisa Manoban as Savana •
• Chittaphon Leechaiyapornkul/Ten as Alfian •
-
-
-

DENGAN headset yang menggantung di kedua telinganya, pria berpostur tinggi dengan pakaian seragam sekolahnya itu tengah membeli sebuah tiket di sebuah lobi khusus penjualan tiket Lrt. Dengan senyum tipisnya dia memberikan uang kepada sang penjual tiket, lalu kemudian berlalu dari sana dan memilih untuk duduk di kursi tunggu.

Rasa lelah sudah melingkupi keseluruhan tubuhnya sedari tadi. Rasa ingin rebahan membuatnya tidak sabar untuk segera tiba di rumah.

Pulang sekolah, hingga kemudian diteruskan dengan mengikuti les, membuat tubuhnya sekarang sudah benar-benar lelah. Dia mengambil sebuah botol air minum dari tasnya, lalu meminumnya hingga tandas.

Matanya yang jernih itu dia arahkan ke sekitar, stasiun Lrt pada sore hari ini terlihat begitu ramai. Faktor dari pulang jam kerja ataupun sekolah. Kursi tunggu bahkan sudah terlihat penuh, hingga membuat orang lain yang tidak kebagian kursi terpaksa untuk berdiri.

Ting!

Mendengar suara deringan yang berasal dari handphonenya, membuat pria itu... Alfian, langsung membukanya.

Mama <3
Kamu udah pulang les?

Alfian mengeluarkan senyum tipisnya, kemudian membalas pesan tersebut.

Anda
Sudah.

Mama <3
Kamu pulangnya naik Lrt kan?
Hati-hati di jalan kamu.

Anda
Iya.

Seusai membalas pesan tersebut, Alfian langsung menyimpan kembali handphonenya ke dalam saku celana. Dengan iringan musik yang masih mengalun merdu di telinganya, Alfian sesekali bersenandung mengikuti irama musik yang terputar. Menghilangkan rasa bosan yang mendera karena lrt yang belum juga datang.

Seseorang yang menggunakan pakaian satpam langsung mengarahkan semua penumpang lrt yang ada di sana untuk segera naik ke lantai atas, pertanda jika sebentar lagi lrt akan segera datang. Alfian pun ikut bangun dari duduknya dan memilih untuk menaiki tangga di bandingkan dengan lift.

Setibanya di atas, Alfian memilih untuk menyenderkan tubuhnya yang lelah itu ke dinding. Matanya terpejam sebentar untuk menikmati iringan lagu yang terputar. Lrt belum tiba, jadi dia menggunakan kesempatan tersebut untuk memejamkan matanya yang sedikit mengantuk.

Suara nyaring yang berasal dari kereta terdengar, memberikan aba-aba terkait kedatangannya yang akan segera tiba di stasiun, membuat Alfian spontan membuka kedua matanya dan langsung menegakkan tubuhnya. Diperhatikannya lrt tersebut yang sebentar lagi akan tiba, lalu kemudian ikut berdiri sejajar dengan penumpang yang lain.

Setibanya lrt tersebut di stasiun, para penumpang yang ada di sana menunggu sebentar untuk terbukanya pintu. Terlihat dari luar, keadaan di dalam lrt sangat ramai... Atau bahkan tidak ada celah untuk duduk.

Setelah pintu terbuka, dengan hati-hati Alfian dan penumpang yang lain memasuki lrt tersebut. Setibanya di dalam, Alfian memilih untuk berdiri dikarenakan tidak ada lagi tempat yang tersisa untuk dirinya duduk.

Setelah memastikan semua penumpang sudah masuk, pintu lrt pun perlahan tertutup dan mulai melaju meninggalkan stasiun.

Alfian menggerakkan lehernya ke arah kanan dan kiri untuk meredakan rasa pegal yang menjalar. Dia memperhatikan isi di dalam lrt tersebut yang sangat ramai sore ini. Entah nanti di pemberhentian stasiun berikutnya, dirinya bakalan bisa duduk ataukah tidak.

LALALALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang