20. Lalalalisa || NCT Dream

1K 114 10
                                    

"SEBENTAR lagi kau akan akan mendapatkan anak sebanyak 7 orang sekaligus, nona!"

"APAA?!" Lisa yang kaget setelah mendengar ramalan dari seorang peramal jalanan rersebut lantas melotot dengan lebar; tak lupa dengan mulutnya yang ikut menganga. Rencana awal dia mendatangi peramal jalanan karena sekedar ingin melihat masa depannya nanti seperti apa malah mendapatkan ramalan yang tidak terduga seperti sekarang.

"Yang bener dong ngeramalnya!" Lisa mendobrak meja dengan keras; hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian. "Masa iya tanpa angin tanpa hujan aku tiba-tiba punya anak. Mana tujuh orang lagi!"

Peramal itu pun tidak mau kalah. Dengan kerincing kecil di tangannya dia menatap Lisa. "Tapi apa yang aku ramal tentang dirimu itu benar adanya, Nona. Malam ini, kau akan mendapatkan anak sebanyak 7 orang. Dan kau juga akan-"

"Stop!" Lisa lebih dulu memotong. Menatap peramal di depannya dengan tajam. "Bagaimana caranya coba aku bisa punya anak hah? Orang pacar saja aku belum punya. Nikah pun apalagi, jadi tidak mungkin bukan jika aku bisa punya anak melalui ingus yang keluar dari hidungku?!"

"Tapi Nona-"

"Cukup!" Potong Lisa. Tidak ingin mendengarkan kelanjutan apapun dari sang peramal jalanan. "Aku menyesal karena sudah minta di ramal sama peramal abal-abal seperti kau!" Lisa tanpa enggan mengambil kembali uang yang sudah dia berikan kepada peramal tersebut.

"Kenapa uangnya di ambil lagi Nona?"

Lisa menatap sinis peramal tersebut.

"Uang-uang aku, jadi aku berhak dong buat mengambilnya kembali!"

Peramal itu di buat menciut.

"Tapi-"

"Diam kau peramal abal-abal!" Lisa kembali menyela dengan tajam. Wanita itu sepertinya sangat marah karena ramalan di luar nalar yang peramal itu berikan untuknya.

Sungguh tidak masuk akal sekali.

"Jika ku dengar kau bicara lagi, maka akan ku tendang aset berhargamu itu!"

"Kau mau?!"

Peramal itu menggeleng.

Lisa mendecih, lalu dengan helaan napas kesal dia berlalu dari sana.

"Yang benar saja..." Deru napasnya menderu kasar. Lalu memutar bola matanya secara malas.

"Masa iya aku dibilang bakalan punya anak sebentar lagi. Mana tujuh orang lagi."

Gadis itu terus melangkah dengan kedua kaki yang dihentak-hentakkan.

"Suaminya mana coba? Ya kali keluar lewat ingus kan?" Tanyanya pada diri sendiri.

Dia kemudian mendengus kesal.

"Dasar peramal abal-abal!" Wanita yang merupakan seorang penjaga perpustakaan kota itu terus menggerutu di sepanjang jalan. Mengumpati sang peramal jalanan yang telah membuatnya marah di malam hari seperti ini.

Di sisi lain, seorang pemuda remaja nampak mendesah lelah di sebuah kursi yang berada tepat di depan air mancur. Pemuda itu terlihat lesu, dengan bibir yang mengerucut karena tidak menemukan orang yang mereka cari.

"Benarkah ibu kita ada di kota ini?" Tanya pemuda yang merupakan anak bungsu. Dia pun mengerucutkan bibir, sudah merasa sangat lelah akan pencarian mereka seharian ini yang sia-sia.

"Dari yang ku dengar dari kakek pengasuh, memang kota ini tempat ibu kita tinggal." Si sulung menjawab pertanyaan adiknya.

"Jika memang di sini, lantas ke mana ibu? Kenapa dari tadi kita tidak dapat menemukannya?" Pemuda yang merupakan anak ke lima ikut mengeluh.

LALALALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang