23. Lalalalisa || Oh Sehun

858 123 69
                                    

...
..
.

Oh Sehun as Xeandra
Lalisa Manoban as Vanya

.
..
...

"PUTRAKU, perkenalkan dia adik barumu... Vanya." Seorang wanita yang berumur berkisar 35 tahunan itu menarik tubuh seorang gadis kecil yang bersembunyi dibalik tubuhnya. Wanita itu tertawa kecil ketika melihat gadis manis yang bernama Vanya itu menatap takut-takut putranya yang bernama Xeandra. Bahkan jemari mungilnya menggenggam erat ujung pakaiannya. Lucu sekali.

Xeandra membalas tatapan Vanya dengan dingin. Tak memiliki niatan sama sekali untuk bersikap selayaknya kakak yang baik pada adik tirinya; yang merupakan putri dari ayah barunya. Atau lebih tepatnya, suami baru ibunya. Celina.

Xeandra mendecih pelan. Ketika melihat kelopak mata yang indah itu menampung air mata; hendak menangis karena tatapannya yang dingin. Dia berdecak pelan, dan kembali menatap Celina.

"Tak perlu mengenalkannya padaku..." Ujarnya dingin.

"Ibu tahu sendiri jika aku tak pernah sekalipun menyetujui pernikahan ibu bersama orang itu. Jadi jangan harap aku akan bersikap baik padanya."

Vanya berbalik, menenggelamkan wajah mungilnya ke dalam pakaian milik Celina. Celina yang melihat itupun menghela napasnya.

"Setidaknya. Kau harus menerima kehadirannya, Xeandra." Lirih Celina. Mengusap rambut Vanya yang tengah gemetaran. Xeandra menggeleng cepat.

"Aku tak sudi." Balas Xeandra sengit. Lantas berbalik untuk meninggalkan Celina dan Vanya di sana.

Dan di detik yang bersamaan Vanya menangis kencang, jemari kecilnya menggenggam erat ujung pakaian milik Celina. Isakan yang keluar dari bibir gadis manis itu terdengar memilukan, membuat Celina lagi-lagi menghela napasnya dan mulai berjongkok guna menyamakan posisinya dengan Vanya.

"Tak perlu khawatir, sayang... Ibu yakin kak Xeandra pasti akan bisa menerima kehadiranmu suatu saat nanti."

Kedua mata bulat yang penuh air mata itu lantas menatap Celina dengan binaran harapan.

"Sungguh?"

"He'em." Celina mengangguk. Mengusap air mata yang jatuh ke pipi gembulnya.

"Percaya pada ibu. Kak Xeandra... Pasti bisa menyayangimu nanti sebagai adik nya. "

.
.
.

Menginjak usia 18 tahun, gadis cantik yang kini mengenakan pakaian seragamnya itu terlihat berjalan dengan santai menuruni tangga. Menghampiri kedua orang tuanya yang tengah sibuk mengobrol di meja makan; sembari menikmati cemilan pagi yang enak. Senyuman pun terukir manis di kedua belah bibirnya.

"Selamat pagi, ayah... Ibu!!!" Suaranya terdengar nyaring, namun terasa manis di pendengaran Celina dan juga Sandy. Kedua orang dewasa itu pun tersenyum; memperhatikan putri kesayangan mereka yang kini mendekat. Lalu memberikan kecupan manis di pipi keduanya.

"Kau terlihat bahagia sekali pagi ini." Ujar Celina. Meletakkan sepotong roti lapis di atas piring putrinya. Gadis itu; Vanya, mengambil roti tersebut dan menyantapnya; masih dengan senyum manisnya yang terukir.

LALALALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang