22. Lalalalisa || Linyi

991 141 6
                                    

-
-
-

Lalisa Manoban as Alea
Linyi as Elang

-
-
-

"LETAK kamar apartemen anda ada di lantai 12 nomor 245." Ujar seorang resepsionis kepada pemuda tampan dengan tinggi yang semampang.

Pemuda itu mengangguk, lalu dengan senyum; yang melelehkan hati wanita, dia mengambil kunci dari resepsionis tersebut dan melenggang pergi untuk mendatangi kamar apartemen yang baru saja dia beli hari ini.

Keadaan pada saat itu ternyata telah malam hari, dan kebetulan juga cuaca di luar sedang hujan; menyebabkan setiap penghuni kamar apartemen betah untuk tidur di kasur mereka tanpa ingin berjalan keluar; menghabiskan waktu bersama teman atau hal lainnya yang dapat di lakukan di luar sana.

Setelah pemuda itu keluar dari lift yang dia naikki sebelumnya, dia kemudian melewati setiap lorong apartemen yang diterangi dengan lampu temaram itu secara perlahan. Tidak ada orang yang berlalu lalang, menyisakan lorong yang sepi selayaknya di film horor.

Tapi cerita kali ini bukan tentang cerita horor.

"Kamar apartemen nomor 245." Gumamnya, meneliti setiap nomor kamar yang ada di sana. Dan setelah berhasil menemukan nomor kamarnya dia langsung bergerak masuk, lalu memutuskan untuk beristirahat dikarenakan besok dia sudah kembali harus berkutat dengan kegiatan kuliah.

Dan setelah pemuda tampan itu masuk, selang 10 menit kemudian seorang wanita terlihat berjalan mengendap-endap di lorong apartemen tersebut.

Dengan sebuah keranjang berukuran besar di tangannya; yang di dalamnya terdapat bayi mungil, dia perlahan menghentikan langkahnya. Melirik salah satu nomor kamar di lantai tersebut secara intens, lalu dengan gerakan hati-hati meletakkan keranjang serta bayi di sana, sebelum akhirnya beranjak pergi dari sana.

-:- -:- -:-

Matahari perlahan menunjukkan sinarnya; menerangi keseluruhan alam semesta yang sebelumnya diterpa oleh kegelapan, membuat seorang pemuda yang kini masih bergumul di dalam selimut perlahan membuka matanya. Melirik jendela kamar yang kini menampilkan langit cerah; dengan awan berwarna putih yang menghiasi keseluruhan permukaan langit.

Dengan mulut yang menguap dia bangun, melirik jam alarm yang ada di nakas dengan kondisi mata yang masih mengantuk.

Pukul 07.35.

"Masih ada waktu satu jam buat gue siap-siap." Ujarnya, lalu beranjak bangun dari tempat tidur untuk mandi. Sebelum benar-benar masuk ke kamar mandi, dia terlebih dulu membereskan tempat tidurnya. Dan setelah semuanya terlihat rapi, barulah dia mengambil pakaian dari tas koper yang di bawa... Sebelum kemudian bersiap-siap untuk pergi ke kampus.

30 menit kemudian.

Pemuda tampan itu kini telah selesai bersiap, dan terlihat sangat fashionable dengan pakaian yang pemuda itu pakai. Dan kini dia sedang merapikan rambutnya di depan kaca, sembari bersiul pelan guna mengisi keheningan di dalam ruangan apartemennya.

Setelah benar-benar siap, dia kemudian keluar dari kamar apartemennya; melirik jam di tangannya yang kini menunjukkan pukul 08.10 waktu amerika.

"Eh?" Selepas keluar dari bilik apartemennya, dia dikejutkan dengan keranjang bayi yang berada tepat di kamar sebelahnya. Perlahan dia mendekat, melirik bayi mungil; kira-kira baru lahir, di dalam keranjang tersebut yang sedang tertidur pulas. Dan ketika matanya melihat sebuah catatan kecil di samping bayi itu, secara hati-hati dia mengambil kertas tersebut dan membaca isinya.

LALALALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang