Terlihat seorang gadis menatap ke arah gedung Rajawali High School. Dengan rambut yang digulung dan penampilan yang terlihat cukup sederhana namun berkelas membuatnya semakin menarik perhatian orang sekitar.
Pak Sukmo-selaku kepala sekolah menghampiri gadis itu dan menyambutnya hangat. Lalu mereka pergi menyusuri lorong menuju kelas XI Ipa 1. Sesampainya mereka di sana Pak Sukmo memanggil seorang guru yang kebetulan sedang mengajar di kelas tersebut.
"Permisi sebentar bu," Pak Sukmo memberi isyarat kepada Bu Hera yang sedang mengajar untuk keluar sebentar.
"Oh baik pak," Bu Hera berjalan menuju Pak Sukmo yang berada di depan pintu kelas. "Sebentar ya anak-anak,"
Setelah berbincang lumayan lama akhirnya Pak Sukmo pergi meninggalkan Bu Hera bersama gadis yang ia bawa tadi. Bu Hera memasuki kelas terlebih dahulu.
"Dengar semua!" perhatian para murid kini tertuju kepada Bu Hera. "Barusan kepala sekolah membawa teman baru untuk kalian, jadi ibu mohon kalian bisa akrab ya,"
"Murid baru lagi?" tanya Adam-ketua kelas XI Ipa 1.
"Silahkan masuk nak," ujar Bu Hera mempersilahkan gadis itu untuk masuk.
Semua mata tertuju kepada langkah gadis yang mulai memasuki kelas perlahan lalu memperlihatkan tubuhnya di susul dengan wajah nya yang cantik menawan.
Semua murid nampak antusias menanggapi kehadiran murid baru itu, namun tidak dengan Geya dan kedua adiknya.
Akari, Geya, dan Aruna yang kebetulan satu kelas terkejut dengan kehadiran seseorang yang mereka kenal.
Dengan senyum ramahnya gadis itu mulai memperkenalkan dirinya. "Perkenalkan, nama saya Chealsea Iskandar. Semoga kita semua bisa berteman baik ya,"
"Kalo muridnya cewek cantik mah gapapa rela gue kalo kelas ini penuh," bisik Tegar yang duduk di sebelah Adam.
"Gue juga iklas seiklas iklasnya bro,"
"Baiklah Chealsea, silahkan kamu duduk di........" Bu Hera menatap ke seluruh penjuru kelas dengan seksama mencari bangku untuk Chelasea. "Nah! kamu duduk di bangku kosong di sana ya," Bu Hera menunjuk bangku di sebelah Noha yang kosong.
"Baik bu," Chealsea berjalan menghampiri bangku Noha dengan senyum yang belum pudar. Ia kemudian duduk dengan nyaman di samping Noha.
"Baiklah, ibu rasa pelajaran bisa dimulai," Bu Hera kembali mengajar seperti biasa.
Di sisi lain Chealsea mengenalkan kembali dirinya kepada gadis di sebelahnya, ia merasa bahwa sedari tadi hanya gadis ini yang tidak memperhatikan kedatanganya.
"Kenalin gue Chealsea," ia menjulurkan tanganya. Namun niat baiknya diabaikan Noha yang sibuk memperhatikan pelajaran.
"Lo fokus banget, gabisa kasih gue waktu sedikit?" tanyanya lagi.
"Oke ga papa, mungkin lo ga mau diganggu."Noha menghentikan gerak penanya. Chealsea yang melihat itu merasa antusias, ia merasa usahanya barusan tidak sia-sia.
"Apa alesan lo dateng ke Indonesia?" Noha masih setia memandang lurus ke depan dengan wajah datar dan nada dinginya.
Chealsea terdiam sejenak mencerna perkataan Noha barusan. "Maksudnya?"
"Masih butuh berapa nyawa lagi biar hasrat lo terpenuhi? apa nyokap gue masih kurang?" kali ini wajah Noha mulai memperlihatkan raut yang amat marah.
Chealsea terkekeh lalu menatap dekat wajah Noha. "Akting gue kurang bagus ya?" gadis itu menyeringai tanpa malu.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYTHREADPLAN [REVISI]
Teen FictionSemua ini tentang dendam,ambisi, dan keserakahan. ⚠️⚠️WARNING⚠️⚠️ Beberapa part banyak mengandung unsur kekerasan, mohon untuk para pembaca agar bijak menanggapinya.