31 | SANDERA

43 8 22
                                    

Dilan Setyawan

Dilan Setyawan—playboy kelas kakap dengan modal wajah yang cukup tampan serta kekayaan yang menyelimuti kehidupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dilan Setyawan—playboy kelas kakap dengan modal wajah yang cukup tampan serta kekayaan yang menyelimuti kehidupannya. Membuat banyak sekali kaum hawa yang tertarik untuk menjadi kekasih bahkan simpanan cowok humble itu.

"Udah hampir malam banget, gue anter lo pulang ya. Demi keselamatan lo dan sebagai tanggungjawab gue sebagai pacar lo," ujar Dilan dengan sumringah.

Gadis dengan rambut yang digerai sepunggung itu pun mengangguk menyetujui permintaan Dilan.

Dilan beranjak menuju kasir untuk membayar makanan mereka.

Setelah selesai mengurus administrasi, Dilan kembali menuju ke mejanya.

"Yuk pulang," Dilan menoleh sesaat sebelum gadis itu mengekorinya dari belakang.

"Makasih ya kak," celetuk Anita dengan suara lemah lembut.

"Makasih, karena Kaka mau temenin aku untuk makan malam."

Dilan menyelipkan kedua tangannya pada saku celana. Cowok itu tersenyum tipis.
"Terimakasih kembali tuan putri."

Anita merapatkan bibir mungilnya menahan tawa.

Suasana malam terasa begitu tenang, hanya terlihat beberapa motor, mobil yang parkir di halaman cafe.

"Damai banget ya suasana malam," Anita memandangi daerah sekitar sambil menunggu Dilan mengeluarkan motor dari halaman parkiran. Hingga pada saat yang bersamaan netra hitamnya terpaku kepada rombongan pria berbadan besar yang menuju kearah mereka.

"Nit, ayok naik," Dilan tak mendapat respon dari gadisnya, ia sudah siap diatas motor dengan helm di kepalanya.

Dilan menoleh ke arah Anita, sontak ia terkejut melihat Anita yang sudah berada di tangan para pria berbadan besar dengan tato di bagian tubuh tertentu.

"KAK!! TOLONG," teriak Anita sekuat tenaga saat dirinya tengah disandera oleh salah satu dari mereka.

Dengan cepat Dilan melepas helm dan turun dari motornya. Berjalan pelan ke arah para preman tersebut.

"Lo semua mau uang? Bakal gue kasih, tapi lepasin dia," Dilan memasang wajah datar.

Salah satu preman yang membawa balok berjalan menghadap Dilan. Terlihat banyak bekas luka di wajahnya, sudah pasti dialah pemimpin dari gerombolan ini.

"Kita ga butuh uang, tapi kita butuh lo untuk ikut sama kita,"

Dilan tersenyum remeh memandang para preman yang kira-kira berjumlah 10 orang. Walaupun tubuh mereka besar, tapi tak menciutkan nyali seorang Dilan Setyawan.

"Kalo gue ga mau gimana?" Cowok itu sedikit memiringkan kepalanya.

Preman tersebut mulai mengangkat balok yang ia bawa dan bersiap untuk menyerang kapan saja.

PLAYTHREADPLAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang