27 | POTONGAN TRAGEDI

47 21 25
                                    


Follow @tulisanismi_ kalau kamu mau baca AU vers Instagram.

Follow @tulisanismi_ kalau kamu mau baca AU vers Instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HISTORY KEMATIAN AYAH ARAVASKA.

"Ma, Pa. Kita jadi ke Jepang kan hari ini?" Tanya Aravaska yang saat itu berumur 7 tahun. Ia berusaha memanjat meja kerja Papanya dengan sekuat tenaga.

Lisa menghela nafas kasar, wanita itu segera melepaskan cengkraman tangan Aravaska dari meja dan menurunkanya. "Sayang, jangan sekarang. Bulan ini, cuaca di Jepang cukup extream."

"Ga mau! pokoknya hari ini harus pergi. Kan kalian udah janji sama Vaska." Rengeknya dengan wajah memelas.

Papanya yang tak tahan melihat raut wajah sedih Vaska kecil pun menyetujui permintaannya, walaupun ia tahu bahwa hari ini bisa dibilang hari bencana di Jepang. Ferdinan Abraham—Seorang pengusahawan besar dan terkenal, Dinan sangat disayangi oleh Aravasaka karena sifatnya yang rendah hati dan dermawan. Walau usianya sudah memasuki usia tua, tetapi wajahnya masih terlihat tampan dan sehat.

Dinan berjalan merayu putra kecilnya yang menatapnya penuh harapan. Ia berjongkok menyamakan posisinya. "Oke, kita pergi hari ini. Vaska jangan sedih lagi ya sayang."

Seketika raut wajah marah Aravaska berganti dengan senyuman yang terulas di wajah chubbynya, ia meraih Papanya dan memeluk erat Dinan penuh kegirangan. Berbeda dengan Mamanya yang terlihat khawatir dan cemas dengan persetujuan suaminya itu.

"Tapi Pa–"

Dinan mengangkat jari telunjuknya menyentuh bibirnya, mengisyaratkan bahwa Lisa tidak boleh membuat putra nya itu kembali bersedih dengan penolakanya.

"Gimana kalo kita siap-siap sekarang?"

Aravaska mengangguk. "Oke." Anak laki-laki itu mencium pipi kanan Dinan dan berlari penuh kegembiraan menuju kamarnya dam bersiap.

Sementara Lisa masih belum sepenuhnya setuju dengan rencana Dinan yang akan pergi ke Jepang hari itu juga. Ia mencoba membujuk suaminya itu agar membatalkan rencananya itu dan bicara baik-baik kepada Aravaska.

"Pa, kita jangan pergi hari ini ya. Bulan ini di Jepang cuacanya lagi ga baik."

Dinan menghampiri istrinya yang penus rasa cemas. Ia mengusap poni panjang Lisa yang tersampir ke telinga. "Ga akan ada apa-apa Ma, kita banyak berdoa aja sama Allah. Supaya perjalanan kita lancar dan selamat."

Merasa perkataanya barusan belum cukup menenangkan Lisa, pria itu mendekap tubuh Lisa yang sedikit lebih pendek darinya. Dinan memeluk Lisa dengan hangat dan harapan supaya istrinya bisa sedikit tenang.

"Jangan buat Vaska kecewa, lagipula kita yang buat janji." Bisiknya.

Namun, firasat seorang ibu apalagi istri tetap tidak bisa disangkal. Ia masih kekeh untuk membatalkan penerbangan dihari itu juga. Sayangnya, Dinan sudah lebih dulu menyuruh anak buahnya untuk bersiap dan bersiaga di bandara. Hari itu juga mereka berangkat menuju Jepang dengan keluarga kecil yang ingin selalu Dinan jaga sampai akhir hayatnya.

PLAYTHREADPLAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang