"Va kemaren kita ketemu Levi sama Khal." Ujar Bian sembari melipat-lipat kertas di atas mejanya.
Aravaska tidak menghiraukan perkataan Bian, cowok itu memilih tidur di atas mejanya. Karena kelas sedang tidak ada pelajaran alias jam kosong, mereka memutuskan untuk membuat pesawat kertas untuk mengisi kegabutan mereka.
Dilan memukul tangan Bian cukup keras. "Salah itu bego. Lo ngelipetnya salah, itu mah bentuk perahu bukan pesawat."
Cowok itu menunjukan cara melipat kertas membentuk pesawat yang benar. Bian memperhatikan sambil mengikuti cara Dilan melipat kertasnya.
"Taraaa, jadi deh." Pesawat kertas milik Dilan terlihat sangat sempurna di banding milik Bian.
"Bentuk pesawat jaman berapa itu Bi?" Daffa tertawa cukup keras melihat bentuk pesawat Bian.
Bian berdecak kesal, ia meniup ujung pesawatnya agar bisa terbang dengan sempurna. "Jangan liat dari fisiknya doang dong, ayok kita adu siapa yang paling sempurna terbangnya."
Dilan menyetujui ajakan Bian, keduanya mulai bersiap menerbangkan pesawat menggunakan nafas naga yang keluar dari mulut masing-masing.
Daffa dipilih sebagai juri untuk menentukan siapa yang paling bagus penerbanganya. "Satu...............Dua..........Tigaaaa."
Mereka mulai melayangkan pesawat kertasnya ke arah yang sama. Cukup bagus untuk penerbangan keduanya, walaupun pesawat milik Bian tidak sebagus milik Dilan. Tetapi cara terbangnya cukup bagus.
"Liat kan, jelek-jelek gitu bisa terbang dengan sempurna." ujar Bian bangga.
Naas, kedua pesawat itu bertabrakan di tengah-tengah pertandingan. Mengakibatkan pesawat Dilan yang jatuh ke sembarang arah, sedangkan pesawat Bian mendarat tepat di kepala Aravaska yang sedang tertidur.
"Waduh, pesawatnya kena kepala si bos lagi." Bian menepuk dahinya khawatir.
Dan benar saja, Aravaska terbangun dari tidurnya saat merasaa sebuah benda mendarat di kepalanya. Cowok itu menatap pesawat kertas yang berada di sebelah sepatunya. Dengan kesal Aravaska menginjak pesawat itu hingga tidak berbentuk.
"B-bos." Ucap Bian gemetar.
Aravaska dengan wajah kantuknya berjalan meninggalkan kelas menuju roftoop seorang diri. Sementara di kelas Bian merasa sedikit tenang dan aman.
Daffa terkekeh. "Makanya Bi, jangan ganggu raja singa lagi tidur. Untung dia ga laper."
"Si bos kenapa dah? walau dia emang dingin terus kejam, tapi kayaknya dia lagi banyak fikiran." Tanya Bian.
Dilan berjalan menghampiri Bian dan ikut ke dalam pembicaraan mereka berdua. "Bukanya si bos hari minggu kemaren jalan sama si Noha ya?"
"Gue juga ga tau, semalem Levi sama Khal ke rumah. Mereka ngobrol sampe malem. Yah lo tau sendiri kalo mereka ngobrol di ruangan Vaska, pasti yang mereka bicarain itu hal serius."
Mereka berdua duduk di bangku masing-masing. Menyimak perkataan Daffa barusan membuat keduanya tersadar.
"Erik juga jarang keliatan." Ujar mereka bersamaan
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYTHREADPLAN [REVISI]
Teen FictionSemua ini tentang dendam,ambisi, dan keserakahan. ⚠️⚠️WARNING⚠️⚠️ Beberapa part banyak mengandung unsur kekerasan, mohon untuk para pembaca agar bijak menanggapinya.