Rumah besar dengan gaya Eropa klasik milik Aravaska kini ramai di huni oleh teman-temanya. Yah, siapa lagi kalau bukan anggota inti LionsKing, mereka memutuskan berpindah suasana saat berkumpul di rumah Aravaska. Mereka bosan selalu berkumpul di markas.
Bian menaruh helm nya di atas motor miliknya. "Wah udah lama kita ga kesini ya."
"Awas aja lo semua bikin rusuh!" Tekan Aravaska yang berdiri di ambang pintu menyambut mereka berempat.
"Rik! tumben lo nongol. Hibernasinya udah selesai ya?" Ejek Bian kepada pria yang sedang melepas sepatu itu.
Erik hanya tertawa kecil menanggapi perkataan Bian. Mereka semua masuk ke dalam rumah Aravaska dengan mengucapkan salam dan persedian bekal yang masing-masing mereka bawa.
"Bos, introvent banget ini rumah. Sepi, senyap, sunyi."
"Berisik amat sih lo! jablay."
"Jablay mata lo dua."
Daffa mulai merasakan hawa tidak menyenangkan jika melihat Bian dan Dilan bertengkar. Entah mengapa mulutnya ingin sekali mengucap kata-kata serapah.
Daffa merangkul bahu keduanya bersamaan. "Udah ya berantemnya, kita lanjut di kamar."
Sontak keduanya melempar tatapan jijik ke arah Daffa. "Najis! gue masih waras."
Bian dan Dilan menepis rangkulan Daffa dan berjalan menjauhi pria dengan setengah otak itu. Engga kok, Daffa kan jenius.
"Gue juga masih waras, makanya jangan bikin gue gila sama tingkah laku lo berdua." Ujar Daffa dengan suara datar, cowok itu berjalan menuju kamar Aravaska yang berada di atas.
"Fa, tuan rumahnya masih di sini loh." Ujar Dilan.
Tanpa ancang-ancang, Aravaska menjitak kepala Bian dan Dilan bersamaan membuat sang empunya merasa kesakitan.
"Apa sih bos."
"Jangan ngerusuh!" sentaknya. Aravaska menyuruh Erik untuk berjalan dahulu, agar Bian dan Dilan bisa diawasi oleh pandangan Aravaska.
"Buruan jalan!"
Mereka tidak ingin membuat Aravaska semakin marah, dengan cepat keduanya berjalan menyusul Daffa dan Erik yang sudah berjalan di depan.
Sesampainya di kamar, mereka terkejut melihat isi kamar Aravaska yang begitu rapih. Cukup tidak wajar bagi mereka jika kamar pria serapih ini, kecuali Daffa yang sudah terbiasa dengan kerapihan kamar Aravaska.
"Buset, rapih amat ini kamar." Bian melongo menatap setiap sudut kamar.
"Emang kamar lo ga sering di rapihin sama pembantu?" Tanya Daffa.
Bian terkekeh. "Setiap hari Fa, cuma lo tau lah kelakuan cowok paling ga bisa rapih."
"Wajar lah Fa, manusia biawak kaya dia mana bisa anteng di kamar." Dilan berjalan menuju TV yang berhadapan langsung dengan kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYTHREADPLAN [REVISI]
Teen FictionSemua ini tentang dendam,ambisi, dan keserakahan. ⚠️⚠️WARNING⚠️⚠️ Beberapa part banyak mengandung unsur kekerasan, mohon untuk para pembaca agar bijak menanggapinya.