#3 - Vanilla cake

1.1K 119 10
                                    

༶⁠ ༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠

"Tee? kenapa kau kembali ke markas sendirian? di mana Dion?" tanya Boun.

"Dia sedang mengantar Vionz ke pemotretan." jawab Tee lalu ia duduk.

"Lalu bagaimana? apakah ada kemajuan?" tanya Ja.

"Dion masih berusaha mencari kesempatan untuk bisa membunuhnya. Ah ya, kalian ingat seseorang yang pernah hadir dalam hidup Dion sebelumnya?"

"Yang mana?" tanya Kana.

"Shhh aku lupa namanya. Dia sering menemuinya dulu. Kita tidak ada yang pernah melihatnya. Apa kalian tidak ingat?. Biasanya Dion akan membawa kukis coklat dan menemui seseorang di balkon rumah sakit."

"Itu tiga tahun lalu, dan seseorang itu menghilang begitu saja bukan?" tanya Ja.

"NAH!. Itu dia!."

"Ada apa dengan itu?" tanya Boun.

"Menurut kalian, siapa yang paling sulit dia lupakan antara orang asing itu dengan Prem?"

"Eeee.... sepertinya dia sangat sulit melupakan Prem.  Itu sangat menyakitkan dan dia hampir mati karna hatinya terluka." ucap Kana.

"Eum... Benar. Dion sangat sulit melupakan Prem. Bahkan dia masih marah jika kita membahasnya." Ja menambahkan.

"Orang yang menggoreskan luka begitu dalam memang sangat sulit di lupakan." ucap Boun.

"Kita pikir kita adalah orang terdekatnya. Tapi ternyata kita tidak tau banyak tentang dia. Aku yakin Dion sangat menderita. Sampai 5 tahun sudah berlalu, dia masih tidak bisa melupakan Prem."

"Shiaa ja, jangan membuatku menangis hiks hiks" Kana memeluk boun karna tersentuh dengan ucapan Ja.

Seseorang dengan kepribadian yang ceria tiba-tiba menjadi pembunuh berdarah dingin karna terluka begitu dalam.
Siapa Prem dan orang asing yang mereka bicarakan?
apa yang sebenarnya pernah terjadi di masa lalu Dion?.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Setelah selesai dengan pemotretan, Vionz mampir ke studio ibunya sebentar.

"VIOOO SAYANGGG" mommy nya memeluk Vionz dengan erat.

"Ah siapa itu? apa dia pacarmu?' tanya nyonya Floyi.

"TIDAK!. euihh mommy, dia pengawal pribadiku. Ayah memperkerjakannya dari beberapa hari lalu."

"Oh, benarkan?. Dia tampan sekali." puji nyonya Floyi.

Jangankan berterimakasih, Dion tersenyum saja tidak.

"Oh, ada apa kau ke sini?. Apa kau merindukan mommy?"

"Um. Aku membawakan kue kesukaan mu. Ayah memintaku mengantarnya ke sini karna dia tidak sempat."

"Wahhh  terimakasih sayang. Oh ya, mommy punya sesuatu untukmu juga."
nyonya Floyi mengambil sesuatu dari tasnya.

"Tharaaaaa....
Kau sangat suka coklat, jadi mommy membelikannya untukmu. Sebenarnya mommy ingin mengantarnya sendiri tapi karna kau sudah ada di sini ya sudah."

"Mommy, aku tidak suka coklat. Aku suka vanilla, bukan coklat."

"Ee..eum... mommy lupa sayang, maaf ya. Aduh mommy keliru ternyata, mungkin karna mommy terlalu banyak pekerjaan jadi mommy lupa apa yang kau suka."
ucap nyonya Floyi mengusap rambut putranya.

"Hm  tidak apa-apa.  Kalau begitu aku pulang sekarang saja."

"Oke hati-hati sayang."

Vionz mengangguk lalu keluar dari studio.

SHUT DOWN [1]  [BBB] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang