Elan dan Nuka (4)

23 6 0
                                    

Basi. Serupa pembusukan makanan, kehidupan Elan yang membosankan mulai tak sedap rasanya, karena dasarnya pembusukan adalah proses perubahan komposisi, sebagian atau seluruhnya, dari keadaan yang normal menjadi keadaan yang tidak normal. Lebih parah lagi, kehidupannya menjadi tawar dan dingin, seakan-akan dirinya menyendiri di tengah-tengah musim beku, tanpa kehangatan apa pun, dan merasakan panas tubuhnya merembes ke luar, perlahan dari dasar hatinya yang telah terluka.

Elan tidak merasa ingat, kapan ia terakhir kalinya terluka. Ingatan masa lalunya turut merembes pula, tepatnya menguap perlahan-lahan, menyisakan gundah dan rasa dejavu yang silih berganti menyegarkan memori usang berikut pahitnya. Sampai ia melarikan diri dari antrean padat mobil-mobil yang macet, tersadarlah Elan, sudah sangat lama berlalu sejak ia menyenangkan dirinya suatu sore, dengan permainan ketangkasan yang lumayan jenaka menurutnya.

Dari tumpukan boneka-boneka dan alat penjepitnya, ia melihat secercah keriaan masa kanak-kanaknya, Elan kecil yang dilarang bermain boneka dikarenakan bias gender yang menyebalkan. Kamu tuh anak laki. Masak sih cowok mainannya boneka? Cocoknya kamu sama robot-robotan, mobil-mobilan, atau kereta-keretaan kek. Sana main tembak-tembakan atau pistol-pistolan aja, biar bonekanya buat bakal dedek kamu, ya.

Akhirnya Elan tak pernah mendapatkan adik yang didambanya. Ibunya berjanji memberinya adik perempuan yang manis, tetapi janji yang tinggal janji itu terlupakan setelah dua puluh dua tahun berlalu. Ya, pasalnya Elan sudah mendamba adik kecil sejak usianya lima tahun, dan dalam bayangannya, adiknya akan berambut ikal cokelat mirip boneka anak-anakan, pipinya gembil merah dadu, matanya besar dan berbinar-binar, tak lupa bibirnya akan selalu merekah dan tertawa. Adik perempuannya akan sangat cantik, sehat, pintar, dan riang gembira bersamanya. Namun, Elan justru diberi seorang kakak yang sakit.

Dahulu, Elan kerap tersinggung perasaannya bila kakaknya disebut gila. Kakak satu-satunya yang ia punya, sejak kecil mengidap depresi dan gangguan perilaku yang serius. Padahal kata orang, anak kecil tidak mungkin stres, anak kecil selalu seperti malaikat cilik, menularkan keceriaan dan kehangatan bagi orang-orang di sekelilingnya. Namun, mungkin, ada saja sejumlah anak yang dinaungi kegelapan sejak kelahirannya.

Seorang Elan beranggapan, ia sendiri anak dari dunia yang abu-abu. Tidak bahagia juga tidak mengenaskan nasibnya. Ia beruntung berada di antara kedua keadaan itu. Sejak dulu, orangtuanya mencurahkan segenap asa dan daya upaya terhadap kakaknya, agar si sulung dapat berperilaku normal. Sebagai hasilnya, Elan seakan tersisihkan tanpa disengaja.

Bila kemudian kakaknya berhasil menikah dan memiliki tiga anak putra, itu berkat usaha orangtuanya mencarikan istri yang patuh dan baik hati. Patuh dalam artian tidak akan menuntut macam-macam dan diam saja menerima nasib, serta mencintai sang suami apa adanya. Sayangnya, kakak Elan yang apa adanya membuat istrinya hidup dalam teror mental selama enam tahun lebih sedikit. Ketabahan kakak ipar Elan itu sudah teruji sampai tak bersisa lagi.

Sudah sangat lama berlalu, semenjak ia mematut boneka-boneka cantik dari balik kaca, menggerakkan penjepitnya dengan taktis dan berhati-hati. Tujuannya cuma satu, meraih boneka berbulu mata lentik, ia namakan sebagai Agnes, satu-satunya boneka anak-anakan yang terselip di antara puluhan Teddy Bear warna norak dan boneka panda yang matanya melotot lebar. Sepertinya ia melakukannya sudah beratus-ratus tahun lalu, padahal ingatannya mematok angka 21. Elan berusia 21 kala itu.

Sekarang, saat ini juga, seorang gadis bermata lebar, seekspresif cahaya senter delapan watt, menceritakan petualangannya dengan mesin gacha tanpa malu-malu. Seorang teman seperjalanan bernama Nuka, mengaku selebor dan tidak beruntung, bahkan sepanjang mencapit boneka seribu kali, ia cuma memenangkan dua atau tiga boneka paling jelek yang copot manik matanya kala dipeluk erat-erat. Satu dari dua boneka terpaksa dibuang, karena Nuka tak sadar merendamnya semalaman dengan detergen dan boneka merah itu luntur, berubah wujudnya menjadi sekeras batu.

Love Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang