2 hari berlalu Chelsy masih mengurung dirinya di apart. Sesekali Sagara datang dan membuatkan makanan untuk Chelsy.
Walaupun terlihat tak disentuh sama sekali. Sagara tetap memperbarui masakannya.
Bayu terlihat terus datang ke apart Chelsy namun tak juga ditemuinya. Bahkan hp Chelsy terus berdering sampai akhirnya mati karena kehabisan daya baterai.
Kesal melihat sikap Chelsy yang galau berkepanjangan Sagara memaksa masuk ke kamar Chelsy.
"Bangun gak!"ketus Sagara
Tak ada jawaban dari Chelsy. Membuatnya cukup khawatir dan mendekati Chelsy yang tengah tertutup selimut.
Tak juga terlihat pergerakan Sagara menarik selimut itu. Chelsy tengah menangis dan lemas.
Sagara duduk di samping kasur Chelsy. Tak disangka Sagara ikut menangis bahkan begitu keras.
Membuat Chelsy memperhatikannya. Bingung dengan sikap Sagara.
"Kenapa lo ikutan nangis?"tanya Chelsy
"Gara-gara gue lo jadi ngeliat itu maafin gue"jawab Sagara
"Bukan salah lo kok kak malah gue terima kasih karena akhirnya gue bisa tahu faktanya"ujar Chelsy
Chelsy memeluk Sagara dari belakang dan meletakkan kepalanya di punggung Sagara.
"Maklumin ya gue gini dan maaf sudah buat lo khawatir"ujar Chelsy
Tak lama terdengar suara perut kelaparan yang berasal Chelsy. Memecahkan suasana sendu menjadi tawa.
"Ayo makan"ajak Sagara
"Hehe gue lemes kak"ujar Chelsy
Tanpa banyak berfikir Sagara menggendong Chelsy ala bridestyle. Membuat Chelsy kaget namun tak dapat menolak karena tubuhnya benar-benar lemas.
Sibuk menyantap makanannya membuat Chelsy lupa menguncir rambutnya.
Sagara membantu mengikat rambut Chelsy dengan ikat rambut yang entah darimana asalnya.
Setelah makanan habis Sagara mengajak Chelsy untuk keluar ketaman dekat apart.
Awalnya Chelsy ragu namun Sagara meyakinkannya.
Mereka berjalan menyusuri jalan yang terlihat sepi karena sudah larut malam.
Duduk di dekat air mancur adalah pilihan terbaik.
Dengan memejamkan mata Chelsy menghirup udara sekitar yang beberapa hari ini tak dia rasakan.
Membuat Sagara tersenyum melihat tingkah Chelsy.
"Chelsy ikuti gue ya"ajak Sagara
"Ikuti apa kak?"tanya Chelsy bingung
Tiba-tiba Sagara teriak membuat Chelsy kaget namun tertawa karena tingkahnya.
"AAAAAAAAAAA"teriak Sagara
"AAAA GUEEE BAKALL BAHAGIIAAA TANPAAA LOOO"teriak Chelsy
Tanpa sadar Sagara mengusak rambut Chelsy karena melihat tingkah imutnya.
"Ih rambut gue"kesal Chelsy
"Ye sok cantik lo sudah gak mandi 2 hari kecut tuh badan"ejek Sagara
Sontak membuat Chelsy langsung mengendus bajunya dan tertawa karena benar saja yang diucapkan Sagara.
Akhirnya mereka kembali ke apart. Saat turun lift mereka dibuat kaget karena ada Bayu tengah berusaha membunyikan bel apart Chelsy.
Tubuh Sagara segera menghalangi Chelsy. Namun dia meyakinkan Sagara jika dia mampu.
Sagara menunggu tepat di belakang Chelsy yang sedang berbicara dengan Bayu.
"Maafin aku Chel"tangis Bayu yang tengah terduduk dilantai
"Aku sudah maafin kamu kak tapi maaf lebih baik kita sampai sini ya"ujar Chelsy yang menyamakan duduk Bayu
Membuat Bayu semakin menangis mendengar keputusan Chelsy.
"Dia tunangan aku Chel lebih tepatnya kita dijodohin demi perusahaan papa maafin aku Chel perasaan akucuma buat kamu dari dulu sampai sekarang maaf gue egois"jelas Bayu
"Aku pahami perasaanmu kak tapi lebih baik dengan posisi sekarang ya kak jalani yang sudah kakak tentukan. Pastinya setelah memilih perjodohan kakak sudah tahukan konsekuensi yang harus diambil"senyum Chelsy
"Untuk terakhir kalinya boleh gue peluk lo Chel?"pinta Bayu
Dengan anggukan Chelsy menjawab. Mereka berpelukan. Sagara yang tengah berada dibelakang mengalihkan pandangannya.
Bayu pun memutuskan pulang dan Chelsy masuk kedalam apart. Sebelum menekan angka lift Bayu sempat berpesan pada Sagara.
"Jagain dia ya"pinta Bayu
Tanpa menjawab Sagara hanya melihat Bayu dengan tatapan sinis. Bayu membalas dengan senyuman lalu turun ke bawah.
Hari ini merupaka keputusan berat yang harus diambil Chelsy namun saat ini hatinya sudah cukup tenang.
Dan keputusan yang dia ambil merupakan pilihan terbaik untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY OUT
Teen FictionIni bukan BL ya !!! Mungkin ini jalan terbaik yang aku tempu