Twins Revenge : Chapter 17

2.6K 257 45
                                    

✘♚✘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✘♚✘

Seperti biasa Maya pergi ke bawah untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah, nampak seluruh anggota keluarga sudah berkumpul, namun kali ini ada tambahan satu orang lagi.

"Miya, kamu udah turun, aku siapin sarapan kamu ya?" Lora beranjak dari kursinya ingin mengambilkan Maya makanan.

Ya, Lora gadis itu tinggal di kediaman Harison mulai sekarang, gadis itu datang tadi sore bersama Glen yang menjemputnya.

Maya tidak tau karena gadis itu pulang pukul 10 malam.

Maya menatap tak minat pada Lora "Gak," tolak Maya menepis tangan Lora yang akan mengambilkannya roti.

Alena melirik sinis Maya, "gak tau terima kasih, udah di tawarin juga,"

"Gak ada yang nyuruh," balas Maya tanpa melirik ke arah Alena.

"Gak sopan kamu!"

Maya berdecihh tak peduli dan melanjutkan acara sarapannya.

"Miya!!" Alena mengangkat tangannya bersiap menampar wajah Maya tapi Glen mencegah nya.

"Apa-apaan kamu Glen? Kamu belain gadis ini?"

"Udah mah, gimana pun juga Miya tetep adek aku," bela Glen.

"Dia bukan adik kamu, mulai sekarang adik kamu itu Lora, jadi yang harus kamu lindungi itu Lora bukan Miya."

"Lora itu orang baru sedangkan Miya bukan, dia udah lama tinggal sama kita," kekeh Glen.

Maya melihat perdebatan antara kakak dan ibu angkatnya itu jengah, sedangkan Orion ia tak peduli dan masih melanjutkan sarapannya dengan tenang, tak menyelesaikan sarapannya Maya melengos pergi dari sana tanpa mengucapkan apapun.

"Miya! Saya belum selesai bicara!" Pekik Alena marah.

Lora menunduk lesu, matanya kini mulai berkaca-kaca, ia menatap Alena dengan tatapan memelas, "maafin aku ya mah, gara-gara aku tinggal di sini Miya jadi marah dan gak mau sarapan bareng sama kita,"

Alena tersenyum tulus, tangganya mengelus surai Lora lembut, "gak apa-apa sayang, ini bukan salah kamu. Miya nya aja yang kekanakan," Lora langsung memeluk Alena erat dan di balas oleh Alena tak kalah erat.

"Ekhem, aku juga mau berangkat," ucap Glen.

"Bang Glen, aku nebeng ya?" Glen terdiam sejenak, ia jadi merindukan ketika Miya memanggilnya abang dengan suara yang lembut.

Glen mengangguk, Lora tersenyum senang.

✘♚✘

"Pagi," sapa Maya setelah sampai di meja makan, semua orang menoleh ke arah Maya.

Elice tersenyum manis, "pagi sayang, kabar kamu gimana?"

"Baik," Elice tersenyum.

"Syukurlah,"

"Lo tumben ke sini pagi?" tanya Miya pada kembarannya, biasanya Maya akan berkunjung saat pulang sekolah atau malam hari.

"Gak boleh?" Miya menggaruk pipinya yang tak gatal, ia menatap kikuk kembarannya.

"Y-ya boleh sih, cuma aneh aja gitu," Ucap Miya kemudian cengengesan.

"Ngomong-ngomong kamu kok sampe nya cepet banget, dari rumah kamu ke sini kan 30 menit," Elice menatap tanya Maya.

"Dia kan Rossi versi cewek," sahut Rissa di balas tatapan datar dari Maya, "apa? emang bener kok," Kata Rissa seolah tau tatapan dari Maya.

"Kamu kebutan ya?" Tuding Elice.

Maya mengangguk mengaku.

Elice menyorot garang Maya, tangannya yang memegang pisau buah di todong kan ke depan wajah Maya, "anak nakal, kalo terjadi sesuatu gimana?" Omel Elice.

"Minimal kecelakaan lah," Miya mengompori.

"Heh! Ngomong nya," Elice memukul pelan lengan Miya.

"Aduh, emang bener kok mah,"

"Asal aja kamu,"

"Sayang, aku berangkat kerja dulu ya, anak-anak kalian juga cepet berangkat udah siang ini," Darel yang sudah jengah melihat para perempuan itu pamit.

Elice menepuk keningnya pelan, "astaga aku sampe lupa, gara-gara kalian nih,"

"Idih, orang mama yang dari tadi ngoceh," Gumam Miya.

"Ya udah, aku duluan ya," pamit Darel lalu mencium kening sang istri.

"Aku juga," ucap Maya dan Rissa bersamaan, kedua gadis itu mencium pipi Ronald dan Elice.

"Kalian gak pamitan sama gue gitu?" Kata Miya mengerjapkan matanya sok imut.

Maya dan Rissa bergidik ngeri melihat itu, kemudian tanpa perasaan kedua gadis berseragam sekolah itu memukul belakang kepala Miya serempak membuat sang empu sampai terhuyung ke depan dan meringis.

"Aduh, sakit nih kepala gue," adunya, "kalo gue gagar otak gimana?" Ucap Miya mengusap-usap belakang kepalanya.

"Paling amnesia lo di perpanjang," kata Rissa melengos di ikuti Maya yang hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Maya pulang sekolah kakek mau bicara sama kamu." Maya mengangguk saja tanpa menoleh.

✘♚✘

"Ekhem!"

Maya menoleh mendengar deheman seseorang yang terdengar berat, gadis itu menatap datar sang pelaku yang ternyata Galaxy sang ketua OSIS.

"Telat lagi?" Maya mengangguk singkat, tanpa aba-aba Galaxy langsung menyeret lengan Maya menuju gudang perlengkapan olah raga.

"Ini hukuman lo, rapihin alat-alat olahraga nya ke tempat semula," lagi-lagi Maya mengangguk singkat.

Galaxy menatap Maya dengan tatapan yang sulit di jelaskan membuat Maya heran.

"Ada lagi?" Tanya Maya di balas gelengan kepala Galaxy.

"Kalo udah selesai lo bisa masuk ke kelas, inget yang rapih,"

"Iya Lio," balas Maya malas.

Sebelum pergi Galaxy mengacak gemas rambut Maya sampai rambut Maya yang semula rapih jadi sedikit berantakan membuat gadis itu berdecak sinis.

"Jangan kapok telat, gue seneng ngurusin murid nakal kayak lo," setelah mengatakan itu Galaxy melengos pergi dengan sedikit senyuman di bibirnya, Maya yang melihat senyuman itu menatap kepergian Galaxy dengan aneh.

"Apa-apaan." Gumam Maya.

✘♚✘

TBC!!


Twins Revenge | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang