02

2.6K 325 45
                                    




🥀__🥀



"Lo tahu kan apa yang kita mulai malam ini, gak akan mudah diakhiri gitu aja?" Hasya mengangguk yakin. Tadi malam, setelah dirinya merasa geram karena telfonnya diabaikan Javio, Hasya memilih untuk langsung naik saja kelantai paling atas, dimana ruangan Javio berada. Tadi malam pula kesepakatan diantara keduanya terjalin. Kedua belah pihak tidak terlalu banyak memberi aturan, keduanya sepakat untuk berlaku sengalirnya saja.

"Hasya, Mami gue tahunya kita udah pacaran bertahun-tahun"

"CK!" Hasya yang sudah siap tadi tadi menatap Javio kesal, "Jav aku udah siap, ini kalau kita gak turun-turun dari mobil ini yang ada orangtua kamu makin curiga!" Hasya menunjuk jendela kecil disamping pintu masuk dengan dagunya, Javio mengikuti arah yang Hasya tunjuk. Dan benar sekali, disana terlihat beberapa pasang mata yang sedang mengintip.

Tidak mau banyak bicara lagi, meskipun sedikit gugup, Javio akhirnya keluar dari mobil dan bergerak menuju pintu penumpang untuk membukakan Hasya pintu. Gadis itu memakai pakaian kasual malam ini, memang Javio yang merekomendasikan karena ini hanya kunjungan biasa, bukan acara formal atau semi-formal.
Meskipun merasa sangat yakin, tapi Hasya tidak bisa menyembunyikan kegugupannya, menyadari hal itu Javio membawa jemari Hasya kedalam genggamannya.

"Thank you" Bisik Hasya, matanya masih menatap tangan mereka yang bertautan sedangkan Javio sudah sibuk membuka pintu yang sebenarnya memang tidak dikunci karena menunggu kedatangan mereka.

Hasya sudah tidak terkejut lagi begitu ia masuk, seluruh anggota keluarga Javio berjejer bak menyambut mereka. Tapi mungkin tetap sedikit terkejut karena Abang Javio pun turut hadir bersama istri dan anaknya padahal setahu Hasya, mereka sudah tidak tinggal dirumah ini.

"Loh mbak Aya??"

"Jingga??"






🥀__🥀




"Oh, jadi kamu itu kerja di sekolahnya Jingga?? Jaga perpustakaan??" Makan malam telah usah, sekarang mereka sudah pindah keruang keluarga yang suasananya sedikit hangat, berbincang-bincang tapi sepertinya lebih ke mengintrogasi Hasya(?). Dalam hati Javio merutuk, selama ini alasannya tidak ingin menikah karena pacarnya belum siap dan masih ingin bekerja, tapi siapa sangka ternyata pekerjaan yang dilakukan Hasya tidak begitu sulit untuk dijalani bahkan setelah menikah.

"Ah enggak mbak, aku kerja diperpustakaan itu cuma senin sampai rabu. Itu juga cuma sampai jam makan siang, sisanya aku dikantor. Kebetulan aku kerja dibagian asuransi" Tania —Kakak ipar Javio— tersenyum lebar, begitu juga ibu Javio. Mereka sudah hampir menyuruh Javio mencari pasangan baru kalau gadis dihadapan mereka benar-benar hanya bekerja diperpustakaan tadinya.

Bukan membeda-bedakan pekerjaan, hanya saja kalau pekerjaan seringan itu menjadi alasan tidak ingin menikah, bukankah ada sesuatu yang menjanggal??

"Udah berapa lama mbak kenal abang?? Kok aku gatau?? Maksudnya, kok Abang ga ngasi tau mbak kalau adeknya sekolah ditempat tempat mbak kerja??"

"Menurut kamu aku selama ini baik sama kamu sampe pinjemin ruangan aku buat kamu sama Leo nyaman baca apa coba kalau bukan lagi berusaha ngambil hati kamu??" Hasya terkekeh diujung kalimatnya karena ekspresi tersakiti yang Jingga buat. "Bercandaaa, katanya Javio kalau kamu dikasih tahu nanti kamu malah ngelunjak. Iya kan ay??"

"A-aah?? Iyaa, gitu. Lo tuh suka memanfaatkan sesuatu!!" Javio sempat terkejut karena dirinya diajak ke pembicaraan itu padahal dari tadi dirinya sudah seperti tidak berbentuk. Semua perhatian teralihkan kepada Hasya.

Tania meraih pergelangan tangan Hasya untuk ia tepuk-tepuk pelan, "Mbak seneng Javio akhirnya bawa kamu kerumah. Setelah ini semua jalan kebaikan jangan ditunda ya Sya??" Hasya hanya tersenyum menanggapi karena Mami Javio juga melakukan hal yang sama, bedanya wanita itu lebih merapatkan tubuh dengan Hasya.


"Jav?? Mami gak sabar nih pengen anak perempuan satu lagi, jadi gimana?? Hasya?? Tante sama Om harus datengin siapa untuk minta izin minang Hasya??"

"Hah??"







🥀__🥀








Jadi gini......






aku naksir cowo orang🙃

Marriage contractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang