10

1.9K 275 12
                                    



🥀__🥀




Javio cukup sadar diri melihat kondisinya yang sekarang sangat tidak tahu diri. Karena entah sadar atau tidak, Hasya malah meninggalkan ponselnya didekat Javio dalam keadaan sedang membuka mobile banking. Jelas Javio tidak melihat berapa jumlah uang didalam rekening gadis itu, tangannya malah bergerak untuk mengetuk salah satu fitur mutasi. Tidak perlu waktu lama, Javio langsung dikagetkan dengan sejumlah uang yang keluar dari rekening Hasya.


"Gila sih ini" Javio berdecak, dirinya yang punya pemasukan besar saja tidak punya pengeluaran segini banyak, bagaimana bisa Hasya yang pekerjaannya hanya penjaga perpustakaan mengeluarkan uang sebegitu banyak dan tidak dalam satu waktu! Kecurigaan Javio tentang Hasya yang memiliki hutang sepertinya benar adanya.

Javio sudah hendak meletakkan ponsel Hasya kembali ke tempat semula tapi tiba-tiba ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Javio memilih abai karena memang dia tidak punya hak untuk mengangkat panggilan tersebut. Sesekali kepalanya mendongak, menanti kedatangan Hasya. Gadis itu bilangnya ingin mengganti baju saja karena merasa tidak cocok dengan acara yang akan mereka datangi. Tepat dipanggilan keempat, akhirnya Javio menjawab panggilan tersebut. Menurut Javio, kalau sudah lebih dari tiga kali dan masih menggunakan nomor yang sama, itu berarti memang memiliki keperluan.



"Ha—"


"Syaaa astaga!!! I nelfon you kok susah banget ya akhir-akhir ini. You ga niat ga dateng kan? Awas ya you kalau kabur lagi!! Tak penjarain entar!!"

Javio jelas langsung mengernyit, logat wanita diseberang sana kentara sekali kalau ia adalah chindo. Bahasa Indonesia yang medok dan khas china-nya yang tidak bisa dihilangkan. Javio familiar sekali dengan aksen seperti itu.


"JAV!!!" Hasya datang dari arah barat dan langsung merampas hp nya. Sepertinya gadis itu segera memutuskan panggilan tadi secara sepihak. Mukanya kentara sekali kalau ia kesal dengan Javio.

"Aku gak suka orang pegang ponsel aku sembarangan"

Javio mengernyit, dia tahu dia salah. Tapi apakah kesalahannya patut mendapatkan kalimat seperti itu?? Orang Hasya nya sendiri yang teledor dengan membiarkan ponselnya tergeletak dalam keadaan tidak terkunci.








🥀__🥀






Acara yang keduanya datangi kali ini adalah acara makam malam keluarga besar Javio. Meskipun akhirnya mereka tetap berangkat bersama tapi Hasya tidak sama sekali mengeluarkan kata untuk Javio, bahkan ketika baru sampai tadi, gadis itu langsung sibuk dengan keponakannya. Selama didiami itu pula Javio mencoba mengintropeksi diri, dan ia sadar kalau dirinya memang salah. Tidak ada pembelaan untuk itu.

"Kalian kenalnya darimana?? Kok tanpa ada pengenalan tiba-tiba mau nikah sih??" Javio mendesah, pertanyaan ini sudah berkali-kali ia dapatkan. Apa mereka tidak punya pertanyaan yang lebih baik lagi?

"Ya kenalan mah bisa dimana aja tanteee" Bukan Javio atau Hasya yang menjawab, melainkan Jingga. "Tante sama Om juga ketemunya gak jelas kan?? Tiba-tiba nikah, kan udah dibilang. Jodoh itu gaada yang tau!"


"Ji?? Kok gitu sih sama Tante!" Mami jelas melotot, meskipun kadang mengesalkan tapi tidak sepatutnya sepupunya itu mendapat jawaban sekadar itu dari sang anak.


"Aku sama Jav ketemunya random Tante. Kebetulan temen aku temennya Javio juga, trus kita beberapa kali ketemu juga, jadi ya gitu. Ngalir aja ya ay??"

Kali ini Javio menganggguk mantap, tidak adalagi kegugupan karena sudah hafal dengan gelagat Hasya kalau sudah berbohong pasti diakhir kalimatnya terlontarkan pertanyaan.

"Tante suka loh sama Hasya, pantes kamu selama ini nolak sama yang kita jodohin. Ternyata idaman kamu nih spek Hasya" Seluruh orang dimeja tersebut tertawa. Sedangkan Javio hanya tersenyum.

Matanya lurus menatap Hasya yang kini tengah tersipu malu. Hasya itu cantik dan elegan. Seperti seorang wanita karir, apapun yang Hasya kenakan pasti terlihat mahal.  Apalagi dengan dress hitam dengan bahu yang— TUNGGU!!


Dress ini adalah keluaran musim baru! Javio tahu itu karena kemarin kakak iparnya mengecek dress tersebut disampingnya dan mengeluh karena badan lebarnya setelah melahirkan tidak akan cocok menggunakan dress tersebut.  Kalau saja sekarang tidak dikeramaian, Javio pasti akan membuka mulutnya lebar-lebar. Bagaimana cara Hasya membeli dress itu?? Apakah sejumlah angka besar yang tadi dilihat Javio adalah uang belanja Hasya??

Kepala Javio jadi pusing, bagaimana kalau ternyata pilihannya untuk menikah kontrak dengan Hasya salah?? Bagaimana kalau setelah menikah Hasya malah memintanya untuk membayar hutang-hutangnya sekaligus?? Meskipun tawaran Javio memang pelunasan hutang, tapi bukan pemerasan yang ia maksud.



'Ini kalau batalin pernikahannya boleh gak sih?'










🥀__🥀







Hi, here I'm.
makasih udah mau nunggu aku, makasih juga udh mau nanyain kabar aku wkwkkw. love y'all.

I'm fine, okayyyyy

Marriage contractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang