🥀__🥀
Javio masih waras untuk tidak membawa Hasya terlalu jauh. Sepertinya Bali adalah keputusan yang paling benar, meskipun tempatnya terlalu mainstream tapi kalau mengingat bulan madu mereka ini terlalu mendadak sepertinya tidak masalah. Javio maupun Hasya sama-sama tidak bisa dibilang lepas dari pekerjaan, karena tidak bisa mengambil cuti begitu saja jadi wfh adalah jalan pintas.
Tidak seperti yang diharapkan, keduanya malah sibuk dengan laptop masing-masing. Hasya tak perlu lagi bekerja dengan sembunyi-sembunyi karena sekarang Javio sudah mengetahui pekerjaannya yang sebenarnya, dan Javio pun sekarang tidak lagi menyimpan kecurigaan yang besar ketika Hasya mengangkat panggilan yang masuk.
"Huftttt"
"Hhhaahhhh"
Karena menghela nafas berat bersamaan, Javio dan Hasya pun saling pandang dan dalam hitungan detik tawa keduanya pecah.
"Duh, ini mah judulnya kita cuma numpang kerja di Bali aja. Bukannya liburan"
"Maaf" Ucap Javio, menyadari kalau dirinya memang terlalu terburu. "Aku cuma pengen spent a lot time sama kamu. Aku ngerasa kita ini punya jarak sebelumnya, dan aku gak pengen jarak itu terus-terusan ada"
"Kenapa minta maaf sihh!!!" Hasya gemas dan langsung menghampiri Javio. Tidak lagi memperdulikan pekerjaan. "Aku seneng karena kamu mau ngabisin waktu sama aku" Lanjut Hasya setelah ia berhasil mengalungkan lengannya dileher Javio. Hasya mengecup bibir Javio berkali-kali sampai membuat pemuda itu terkekeh.
"Sya, i don't know. But i think that i love you"
"Kamu harus! Aku udah ngorbanin semuanya, kalau kamu gak cinta juga sama aku. Kamu jahat!!"
Javio terkekeh lagi, balik mencium Hasya.
"Then, make fall harder Sya"
🥀__🥀
Karena bulan madu mereka serba dadakan, begitu juga hotel yang Javio pesan, ia tidak membaca review atau fasilitas kamar, ia hanya membooking kamar yang paling atas. Tapi ketidaktelitiannya itu seperti membawa keberuntungan untuknya karena ternyata disebelah balkon itu ada kolam renang kecil. Pikiran Javio menggila melihat itu.
"Kok aku kurang sreg ya sama makanan kita tadi Jav. Tau gitu kita keluar hotel aja nyari restoran terdekat atau terenak" Hasya keluar dari kamar mandi lengkap dengan kimononya. Gadis itu tidak mandi, tapi hanya mencuci kaki, tangan dan wajah saja.
"Iya aku juga kurang sreg" Ucap Javio, pemuda itu meneguk ludahnya sendiri melihat kegiatan Hasya. Padahal tidak ada yang berbeda, hanya Hasya yang sedang berjongkok menghadap koper dan memikirkan baju tidur mana yang harus ia pakai. Gadis itu tidak akan sebingung itu kalau pakaiannya ia sendiri yang menyiapkan bukan Javio.
"Yaudah, kamu mau makan lagi gak? Ehh— Jav??!!" Hasya terkejut saat kedua lengan Javio melingkar dipinggangnya. Pemuda itu perlahan mengendus leher Hasya, mencari bau yang akan ia candui.
"Aku gak pengen makan Sya"
"Yaudah, maunya apa dong??" Demi apapun, Hasya berusaha untuk menetralkan jantungnya. Hasya khawatir kalau suara itu akan terdengar oleh Javio.
Javio mengangkat kepalanya, dan menjauh dari Hasya dan berhasil membuat Hasya mengernyit.
"Kenapa?"
"Apanya??"
"Ya kamu kenapa?? Kok tiba-tiba lepas?"
Javio terkekeh mendengar pertanyaan Hasya, wajahnya ia buat setengil mungkin.
"Jadi, kamu mau aku peluk terus nih??" Sadar dengan ejekan Javio, Hasya berdecak sebal. Diambilnya baju untuk ia kenakan secara acak, pokoknya yang mana yang dapet sama tangannya, itulah yang bakal dia pakai. Niat Hasya mau ganti di WC aja soalnya sebel banget sama Javio, tapi urung karena Javio menahan tangan Hasya dan Hasya nya pun tidak berniat untuk melepaskannya.
"Sayang, ayo kita mandi disitu" Ucap Javio menunjuk kolam renang kecil yang mulai memantulkan cahaya bulan disana.
🥀__🥀
Trakteer soon!!
Btw maaf ya yg nungguin tadi malem, aku ketiduran parah.
Ga mau janji double up karna aku capek banget :(
🙏🏻🙏🏻