14

1.7K 228 7
                                    

🥀__🥀

"Sayang...." Hasya menoleh ketika mendengar suara Javio. Gadis itu tidak menjawab, hanya tersenyum kecil. Hasya memutar pandangannya dulu sebentar untuk mengetahui apakah ia sendirian atau tidak diruangan ibu. Tapi ternyata diranjang sebelah sofa ada Jasmine dan Zidane yang tertidur di sofa. Setelah operasi ibu selesai, ketiganya tidak berbincang sama sekali. Mereka sama-sama menantikan kesadaran ibu dalam hening.

"Kamu sudah makan??" Javio mengelus rambut Hasya. Meskipun beberapa minggu yg lalu ia sempat kesal dengan Hasya, tapi melihat gadis itu kosong seperti ini membuat hati Javio tak tenang.
Hasya hanya menggeleng sebagai jawaban, "Yaudah, kita ke kantin ya? Makan dulu"

Hasya mengikut saja, mau membantah pun tidak bisa karena ia cukup sadar diri dengan lambung jelek yang ia punya. Mungkin malam sudah larut, lorong panjang rumah sakit itu terasa sepi, padahal seingat Hasya tadi sore koridor ini sangat ramai. Entah jam berapa sekarang karena jangankan melihat jam dinding, ponsel ditas kecilnya saja tidak ia perdulikan. Yang selalu Hasya pegang hanya satu kartunya. Kartu yang juga membuat Javio salah fokus tapi tidak ingin menanyakannya karena suasana yang tidak mendukung.

"Kamu duduk dulu, aku pesen makanannya" Javio menarik kursi untuk Hasya duduk dan menekan bahu Hasya perlahan. Setelahnya lelaki itu pergi kesalah satu stand makanan yang masih buka. Hasya memperhatikan itu dari jauh, perasaannya sedang tidak baik sekarang dan melihat Javio memperlakukannya dengan baik membuatnya semakin sakit.

"Kenapa?"

Javio yang baru saja mendorong mangkok untuk Hasya langsung mengernyit. "Apa?? Kamu gak suka buryam??" Javio meringis. "Iya sih ini gak cocok dimakan buat malem, tapi cuma ini Sha yang-"

"Kenapa kamu baik banget??" Air mata Hasya mulai berkumpul, dan siap jatuh. "Kenapa kamu baik banget sama aku padahal kita gak saling kenal. Padahal sampai sekarang aja kamu masih mempertanyakan aku ini siapa. Kamu ragu sama aku tapi kenapa kamu masih baik sama aku Jav??"

"Karena kamu istri-"

"Bahkan pernikahan kita cuma kontrak Javio!" Tangis Hasya pecah, gadis itu menangis tersedu-sedu. Mengingat kalau pernikahan mereka hanya kontrak semata dan kebaikan Javio yang menurutnya berlebihan membuat Hasya takut.

Javio sempat terdiam sebentar, ia masih memproses kalimat Hasya tapi tidak lama karena ia menyadari suara tangis itu semakin menjadi.
Javio tidak bisa melakukan apapun selain pindah duduk disamping Hasya dan memeluk gadis itu.

"I'm your husband, no matter it's contract or not. Kamu lagi kalut dan aku faham. Sha, kamu gak sendiri sekarang. You have me Sha!"




🥀__🥀

"Aya udah nikah loh Bu!!"

"Iya Yayaa, ibu tau ih! Maaf ya Aya ibu kemarin gak dateng dinikahan Aya" Hasya yang tadinya ingin mencubit Jasmine karena terlalu banyak bicara, mengangguk kuat. Meskipun kemarin sempat kesal karena ibu tidak datang, tapi setelah mengetahui alasanya, Hasya jadi sedih sendiri.

"Ibu, Aya gak masalah. Yaya aja nih yang terlalu berisik" Hasya menggenggam tangan Ibu, "Itu Javio Bu, ibu cuma baru sekali kan ketemu dia" Javio yang keberadaannya mulai disadari kini mendekati ibu yang baru beberapa jam lalu sadar.

"Ibu udah enakan??" Ibu mengangguk.

"Ibu enakan, tapi anak ini nih" Ibu mengangkat tangannya dan Hasya yang saling menggenggam. "Dia pasti ngerasa bersalah banget padahal kondisi ibu ini kita gabisa nyalahin siapa pun"

Javio mengangguk, bingung ingin mengatakan apalagi. Ia cukup sadar kalau Hasya tidak terlalu ingin kesedihannya diketahui ibu, Hasya hanya tidak ingin ibu merasa terbebani dengan kesedihan yang dirasakannya.

"Jav, Mami sama Papi mau kesini??" Javio mengernyit untuk melihat layar ponsel Hasya yang menunjukkan room chatnya dengan mami.

"Yaudah, aku munculin kepala dulu biar mereka tahu ruangannya disini"

"Ibu kok degdegan"

"Ih, kayak mau ketemu pacar aja degdegan" Celetukkan Jasmine mendapatkan hadiah cubitan dari Zidane. Sedangkan ibu dan Hasya hanya terkekeh.

"Maaf ya ibu, aku nikah mendadak banget sampai gak sempet bikin ibu ketemu sama mertua aku. Maaf banget"

Ibu baru saja akan menjawab untuk menenangkan Hasya, tapi suara decitan pintu terbuka mengalihkan fokusnya. Mata ibu menyipit untuk mengetahui siapa yang sedang berjalan menghampirinya. Tidak sampai lima detik, mata yang tadinya menyipit itu langsung terbuka lebar saat ia sadar kalau seseorang yang sudah lama tidak ia temui sekarang ada didepan matanya.

"Yulia??"





🥀__🥀





I've try my best buat bikin kalian penasaran, tapi kok rasanya bukannya malah penasaran kalian malah ilfeel ya??😭

kalian ngerasa penasaran apa malah kayak 'dih apaan sih ini' gitu gaa??????

Marriage contractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang