11

1.8K 247 12
                                    


🥀__🥀

"Lo besok nikah lho" Jasmine memangku dagunya untuk menatap Hasya dalam posisi nyaman. Keduanya ada dikamar hotel yang di booking khusus untuk tamu-tamu undangan after party pernikahan Javio dan Hasya besok. "Lo yakin semuanya bakal berjalan sesuai rencana lo?"

Hasya melirik Jasmine sebentar dari kaca, meskipun jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi ia masih terjaga. Bahkan Hasya tidak berniat tidur malam ini. "Yakin lah, semuanya lancar loh sampe sekarang"

"Tapi lo hampir ketahuan, lo bayangin kalau Javio lebih lancang lagi kemarin. Buka room chat lo contohnya" Hasya berdecak. Kembali kesal karena Jasmine mengungkit ponselnya yang dipagang Javio. Itu adalah kesalahan terbesar Hasya, bisa-bisanya ia seceroboh itu!

"I can handle it! Udah gue bilang, lo nikmatin the show aja Yas. Lo liatin aja nih gimana temen lo ngebalikin apa yang seharusnya memang milik dia"

Jasmine menggeleng, tidak habis pikir. Ia sudah berkali-kali menasehati Hasya tentang hal ini tapi berkali-kali juga gadis itu menolak untuk mendengarkan. "Gue gak bakal capek ngingetin lo Sya, lo bisa dapetin apa yang lo maksud itu dengan cara baik-baik. Ga kayak gini. Lo tahu kan, sesuatu yang dimulai dengan cara gak baik, bakal berakhir dengan cara yang gak baik juga"

"Lo lupa garis besarnya Yas" Hasya sudah sepenuhnya memutar tubuhnya agar berhadapan langsung dengan Jasmine. "Ini semua bukan gue yang mulai. Tapi Javio. Dia yang dateng dan tiba-tiba nawarin diri buat nikah sama gue, gue cuma nyoba memanfaatkan keadaan dengan baik. Gue gak salah"

"Tapi Sya—"

"Gue mau kebawah, lo tidur aja duluan" Hasya langsung keluar dari kamar hotel mereka. Dan hal itu membuat Jasmine menghela nafas pelan. Ia tahu sekali tabiat Hasya, mereka berdua hidup bersama tidak satu dua tahun. Tapi hampir dari setengah umum mereka. Jasmine hanya khawatir, khawatir kalau keputusan sahabatnya itu nanti akan menyakiti dirinya sendiri. Dan Jasmine tidak akan sanggup melihat Hasya terpuruk lagi.





🥀__🥀



Hasyaqilla. Saya memilih engkau menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup.”

Suasana tercipta dengan cukup khidmat. Bahkan dijajaran depan, Mami, kak Tania dan Jasmine sudah meneteskan air mata mereka. Meskipun tidak tahu bagaimana perjalanan kasih keduanya, tapi suasana yang mereka bangun begitu dalam.

“Ya Allah, Engkau memilih cinta kasih suami istri untuk melambangkan rencana cintaMu dan perjanjian yang Kau ikat dengan umatMu. Lambang ini Kau beri arti sepenuhnya dalam perkawinan kaum beriman yang menandakan hubungan cinta antara Kristus dengan GerejaNya. Kami mohon, ulurkanlah tanganMu dengan rela atas kedua mempelai Javio Lazuardi dan Hasyaqilla ini, dan berkatilah mereka. Tuhan, kedua mempelai ini telah saling menerima sakramen perkawinan. Semoga mereka saling menyalurkan anugerah cinta kasihMu dan saling menandakan kehadiranMu dalam kerukunan yang akrab mesra. Semoga mereka membangun rumah tangga yang bahagia, mendidik anak-anaknya menurut ajaran Injil dan akhirnya layak memasuki keluargaMu di surga. Tuhan, sudilah melimpahkan berkatMu kepada mempelai wanita ini, supaya ia memenuhi tugasnya sebagai istri dan ibu, menciptakan suasana akrab dalam rumah tangganya dan menghiasi diri dengan keramahan dan sopan santun. Tuhan, berkatilah juga mempelai pria ini, semoga ia melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai suami yang setia dan bapa yang bijaksana. Ya Bapa yang kudus, kedua mempelai ini telah menikah di hadapanMu. Semoga mereka kelak dengan gembira mengambil bagian dalam perjamuan surgawi. Demi Kristus, pengantara kami.”


Sebelum pemberkatan akhir dan setelah pemakaian cincin kawin, pastur mempersilahkan dulu kepada kedua mempelai untuk berciuman. Menunjukkan kasih sayang yang terjalin diantara mereka berdua. Tidak ragu, Javio mengecup bibir Hasya pelan.

"Aku gak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, meskipun ini cuma kontrak tapi kontrak kita gak cuma diantara kita berdua disini. Tapi ada Tuhan. Aku benar-benar berharap kamu dan aku bisa jadi seperti apa yang didoakan sama Romo"

Hasya mematung, matanya masih menatap lurus kearah Javio yang sekarang juga menatapnya dengan senyuman tulus. Hasya merasakan ketulusan itu.


'Javio sebaik ini, aku yang jahat dengan memanfaatkannya'




🥀__🥀





Mereka berdua yang akhirnya nikah, kok aku yang sedih YAA😭



EH! aku pengen bikin cerita Johndo masa🙂🙂

Marriage contractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang