🥀__🥀
Semuanya benar-benar luar biasa, siapa sangka kalau persiapan pernikahan Hasya dan Javio benar-benar se satset itu. Bahkan Javio pun tidak menyangka kalau ia benar-benar akan menikah dengan Hasya. Kalau dipikir-pikir lagi, Maminya cuma minta buat diketemuin sama pacarnya, bukan langsung menikah. Tapi ini semua juga karena maminya, begitu Mami tahu kalau Hasya hidup diibu kota hanya sendirian, wanita itu langsung bergerak cepat mengurus pernikahannya. Javio dan Hasya sebenarnya hanya tahu bersih seperti fitting baju pengantin, membeli cincin, mencicipi hidangan yang nantinya akan dihidangkan dihari H pernikahan mereka dan terakhir photo prewedding. Yang dilakukan hari ini.
Karena semuanya Mami yang mengurus, jadi Javio dan Hasya hanya bisa berpasrah diri dengan tema photo yang kembali pada masa-masa mereka bersekolah. Javio terkekeh pelan melihat tubuhnya yang ternyata masih cocok untuk mengenakan seragam. Diujung sana Hasya pun sama. Gadis itu benar-benar awet muda, padahal setahu Javio usianya dan Hasya hanya berbeda dua tahun tapi bagaimana bisa ketika gadis itu mengenakan seragam benar-benar seperi anak SMA. Riasan wajah tipis dan rambut yang yang dicurly membuat Hasya jadi sangat cantik.
"Kenapa lihat-lihat?? Tau kok aku cantik" Hasya mengibaskan rambutnya kebelakang yang langsung membuat Javio panik.
"Syaaaaaa, rambutnya jangan digituin. Kalau gelombangnya ini hilang gimana, nanti lo musti catokkan lagii!!" Javio maju untuk merapikan lagi rambut Hasya. Kekhawatiran Javio itu tidak akan terjadi karena rambut Hasya sudah disemprot dengan hair spray, tapi aksi Javio tersebut berhasil membuat Hasya mematung. Padahal Javio baru merapikan rambutnya, tapi dirinya sudah berhasil terdiam dengan irama jantung yang begitu ribut.
Menyadari kalau aksinya menimbulkan kecanggungan, Javio menarik tangannya dan berdehem untuk menormalkan suaranya agar tidak terdengar gugup.
"Eemm Sya, itu—"
"Aku kesana dulu ya, kayaknya aku dipanggil sama MUA nya deh" Hasya menunjuk segerombolan orang yang tengah berbincang dengan para koreografer dan langsun pergi. Terlihat jelas kalau keduanya sama-sama salah tingkah.
Javio dan Hasya tidak tahu saja kalau orang-orang disekeliling mereka memperhatikan dan menahan gemas.
"Ini kan pekerjaan aku ya Bu, jadi ngeliat pasangan yang lovey dovey tuh udah biasa. Tapi kok yang kali ini aku gemes banget ya Bu liatnya" Mami tertawa mendengar curahan hati photografer itu.
"Mereka emang gemesin banget, masih malu-malu padahal udah pacaran bertahun-tahun"
🥀__🥀
"Oke, Abis ini natural aja ya Mas, Mas Javio sama Mbak Hasya jalan santai aja, sepelan mungkin. Mbak Hasya didepan Mas Javio dua langkah, nanti tatapan Mas Javio focus on Mbak Hasya ya Mas??" Keduanya mengangguk sebagai tanda kalau mereka memahami apa yang dimaksud. Tidak ingin membuang waktu, Javio dan Hasya langsung mengambil posisi. Karena gaya photo mereka ini tidak monoton jadi keduanya bebas bergerak, nanti photografer akan mengabadikan moment yang menurutnya bagus.
"Pernikahan kita sekitaran dua minggu lagi, lo udah yakin Sya?"
"Hmmm?" Hasya berhenti berjalan dan berbalik sebentar. Mereka bertatapan sebentar sebelum akhirnya Hasya mengangguk dan kembali keposisi semula. "Ketika aku beraniin diri buat dateng ke kantor kamu dan bilang kalau aku mau, itu aku udah sepenuhnya yakin. Kayak yang kamu bilang, mungkin ini bakal jadi solusi yang baik buat masalah kamu sama masalah ku"
Pikiran Javio mengulang lagi kejadian malam itu, dimana ia mengambil keputusan yang menurutnya gegabah meskipun sampai saat ini, belum ada masalah sama sekali alias pilihan gegabahnya itu berjalan dengan mulus.
Hasya berbalik kembali, membuat jalan keduanya sama-sama berhenti.
"Harusnya aku yang nanya, kamu udah yakin??"
Apakah dirinya yakin?? Javio tidak tahu. Tapi yang bisa Javio pastikan adalah dirinya buka lelaki gila yang akan mengajak orang asing menikah. Entah karena alasan apa ia merasa kalau Hasya bukan orang jahat yang harus ia waspadai. Ketika pertama kali bertemu dan berkenalan, Javio merasa kalau rasanya ia sudah mengenal Hasya sebelumnya. Tapi Javio tidak tahu, padahal ia yakin sekali kalau malam itu adalah kali pertama ia bertemu dengan Hasya.
"Kalau ternyata aku nipu kamu, Gimana Jav??"
Mendengar kalimat Hasya, Javio merasa kalau kakinya otomatis berjalan untuk merapatkan tubuhnya dengan Hasya. Tangannya bergerak merapikan rambut Hasya yang beberapa helai terbang karena angin. Tidak berhenti disitu, tangan Javio yang sudah ada dibelakang telinga Hasya bergerak semakin kebelakang. Kini tidak hany satu tangan, tapi dua-duanya sudah ada dibelakang Hasya dan mendorong tengkuknya pelan. Tidak tahu entah bisikan darimana, Hasya yang tahu tujuan Javio pun perlahan memejamkan matanya. Tak lama, ia bisa merasakan kalau bibir Javio menempel diatas bibirnya, awalnya hanya menempel tapi setelah Hasya memberanikan diri untuk membuka sedikit bibirnya, ciuman itu berubah.
Keduanya berciuman dimoment terbaik, sinar manatari sore yang ikut meromantisasi suasana dan photografer yang mengambil photo dengan suasana hati bagus.
🥀__🥀
aku kasi hint tipizzz tuchhh
btw, I'm so exciteeddddddd!!!!!!!!
Aku bener-bener lagi belajar make up buat konseran nanti🥺🥺🥺