07

2.1K 274 9
                                    


🥀__🥀

"Ha—"

"Hasyaaaaa, kemana aja sih susah dihubungin. Aku mau nagih nih, sisa lo yang belum bayar"

Hasya melirik kesekitar untuk mencari kalendar, karena tidak ketemu juga gadis itu akhirnya menekan dua kali layar ponsel Javio yang kebetulan sedang dititipkan ke dia. Tanggal 27, Hasya menepuk keningnya, bisa-bisanya dia lupa kalau ini sudah jatuh tempo.

"Iyaa, sorry. Nanti gue transfer ya" Tanpa mendengarkan jawaban wanita yang tadi menelfonnya, Hasya langsung memutuskan panggilan begitu saja. Gadis itu sempat memijat keningnya sebentar. Siapa yang tidak pusing kalau harus keluar uang banyak??!

"Sya?? Udah??"

"Eh??!" Bagai disadarkan kembali, Hasya langsung mendapatkan fokusnya untuk memilih cincin-cincin yang sedari tadi ia anggurkan.

"Belum ada yang kamu suka ya??" Javio yang sudah berdiri disamping Hasya langsung menunduk untuk melihat cincin-cincin itu dengan jelas. "Atau mau cari di toko lain aja??"

Senyum pelayan yang tadinya mengembang langsung sirna. Padahal ia sudah membayang akan mendapatkan bonus besar bulan ini karena berhasil menggaet milyarder untuk membeli salah satu produknya, tapi kalau tidak jadi membeli artinya ia harus melupakan bonus-bonus yang tadi ia bayangkan.

"Aku suka ini" Hasya menunjuk satu cincin simple yang terlihat elegan. "Menurut aku, cincin pernikahan tuh gak harus yang meriah gitu. Karena kan bakal kita pakai seumur hidup yaa, jadi yang simple but look elegant juga bagus kok. Gak bikin kita kesulitan juga" Hasya menarik satu dari tiga kotak cincin yang ditawarkan pelayan tadi. Kemudian jemarinya bergerak memasangkan salah satu cincinnya ke jari manis Javio.

"LOOK!!" Ucap Hasya bersemangat. "Ini tuh simple tapi bagus Jav. Cocok banget lagi di jari kamu, jadi kamu mau rapat kemana pun, business trip kemana pun gak akan terlalu mencolok cincinnya. Aku beneran suka ini, kamu gimana??" Hasya mengangkat kepalanya untuk melihat Javio, tapi pemuda itu hanya diam saja.

"Jav??"

"Aku, suka."






🥀__🥀



"Setresss!!!" Jasmine memukul kepala Hasya dengan sendok yang ada didekatnya. "Gue udah bilang berkali-kali ya Hasya, pernikahan tuh bukan mainan. Okelah kontrak bullshit itu. Tapi nanti kontraknya abis gimana?? Lo jadi janda??"

Hasya mengangkat bahunya acuh, "Gak tau sih, gue sama Javio gak ada ngomongin seberapa lama kontrak pernikahan ini"

"Woahhh" Jasmine menggeleng tidak percaya. "Ternyata lebih gila dari yang gue bayangkan. Aduh!!! Sya!! Sadar anying!!" Kalau bisa, rasanya Jasmine ingin sekali membongkar kepala Hasya, ia ingin mencari dimana letak kesalahan truktur otak teman kecilnya ini.

"Lo pake perasaan Sya, dia?? Dia bahkan baru kenal sama lo, dia gak ada feeling sama sekali sama lo Hasya. Dia ngajakin lo nikah cuma biar dia gak dijodohin sama nyokapnya, bukan karena dia cinta sama lo!!"

"Jasmine" Hasya memegang kedua bahu sahabatnya itu, tadinya Hasya memang acuh dengan segala hal yang diceramahi Jasmine. Tapi sepertinya ia harus sedikit memberi faham Jasmine. "Lo tahu kenapa Ahmad Dhani nyiptain lagu serupa risalah hati?? Ya buat dijadiin lagu kebangsaan buat orang-orang kayak gue ini" Hasya melangkah menjauh karena kalau ia masih berjarak dekat dengan Jasmine, bisa-bisa ia akan mengucapkan selama tinggal pada beberapa helai rambutnya nanti.

"Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku, meski kau tak cinta~~~~" Hasya menyanyikan sepenggal lirik lagu yang berhasil membuat anak-anak muda yang cintanya bertepuk sebelah tangan seperti Hasya ini bersemangat.

"Gue cuma perlu waktu Yas, Gue akan ada dititik dimana semuanya berbalaskan!"

Jasmine menganga, ia pernah melihat Hasya seperti ini, ketika gadis itu hendak mengambil keputusan besar, melangkah untuk menentukan masa depan. Dan itu sudah lama sekali, Jasmine tidak menyangka kalau ia akan melihat sisi Hasya yang ini lagi.










🥀__🥀







Lagu yang dibahas risalah hati, tapi ngetiknya sambil dengerin enchanted 😌

Marriage contractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang