🥀__🥀
Hasya menatap sederet angka yang beberapa menit lalu masuk ke rekeningnya, tanpa bertanya pun Hasya tahu kalau uang itu pasti Javio yang mengirimnya, entah darimana pemuda itu mengetahui nomor rekeningnya, Hasya sampai dibuat pusing olehnya. Hasya memilih mengabaikan pesan yang baru saja Javio kirimkan, pemuda itu masih dengan gigih bertanya alasan dan kepada siapa Hasya berhutang.
Hasya mendengus sebal, "Jadi pertanyaan gue tentang sarapan sama makan siang kemarin itu dikira karna gue ga mampu beli makan?? Jadi dia ngajak makan malam tiap hari bareng dia karna dia kira gue cuma mampu makan mie instan??!!"
"Apa mbak ayaa??"
"Hahh?" Hasya merutuk, bagaimana ia bisa lupa kalau ada Jingga dan Leo diruangannya saat ini, "Gak apa. Lagian kalian ngapain sih disini? Ini jam pelajaran tau!!" Hasya menatap keduanya galak. Namun kedua anak itu malah balik menatapnya bingung.
"Mbak aya udah masuk fase pikun ya? Padahal aku baru sepuluh menit yang lalu bilang alasan ku disini"
"Kelas kita jamkos mbak, sampe istirahat nanti trus kita dikasi tugas, makanya kita disini" Jingga mengulang kalimat Leo saat mereka masuk tadi, jemarinya pun menunjuk kearah luar, dimana anak-anak kelasnya sedang sibuk membaca, menulis dan mengetik. Hasya menoleh dan benar, ada belasan anak yang sedang duduk dibangku panjang fasilitas perpustakaan dan ada beberapa anak yang lebih memilih lesehan. "Mbak Aya lagi berantem sama abang ya?"
"Hah, enggak kok" Tapi Jingga terkekeh sambil menunjuk layar ponsel Hasya, ada panggilan masuk dari Javio. Segera Hasya membalik ponselnya agar panggilan itu tidak kelihatan lagi.
"Biasa kok mbak, detik-detik mau nikah tuh memang drama banget. Mas Jeff juga dulu gitu, malah kak Tania dulu sampe nangis-nangis dateng kerumah dan minta pernikahannya dibatalin aja. Jadi gausah sampe dipikirin banget mbak"
Hasya dan Leo nampak tertarik dengan cerita Jingga, keduanya memperbaiki duduknya agar nyaman.
"Gitu ya Ji?? Trus respon tante gimana?"
"Ya gak gimana-gimana, kak Tanianya diajak jalan sedangkan mas Jeffnya dikasi waktu tenang dulu. Pas udah tenang, tanpa dibantu untuk komunikasi juga mereka berdua langsung mesra lagi. Kuncinya tuh ga usah kebawa emosi aja sih mbak" Hasya mengangguk. Meskipun kasusnya berbeda tapi ia sedikit terhibur dengan cerita Jingga.
Senyum Hasya jadi melebar ketika ia membayangkan kalau nanti dirinya akan mengalami hal yang sama, dengan Javio yang berusaha membujuknya ketika ia marah.
"Ji, gue rasa mbak Aya udah gila deh" Leo berbisik, sedikit seram dengan perubahan mood Hasya yang begitu cepat.
"Sssttt, ntar lo di geplak mbak aya!"
Hasya mendengar bisikan keduanya, tapi ia memilih acuh. Seperti mendapat suntikan semangat, Hasya langsung mendekat lagi pada komputernya yang tadi sempat ia abaikan. Hasya merasa, kalau moodnya akan bagus sepanjang hari ini.
🥀__🥀
Dibalik Hasya yang langsung mendapatkan mood baik setelah mendangar cerita Jingga, maka ada Javio yang sedang menatap ponselnya dengan miris. Pemuda itu sudah mengirimi Hasya pesan dengan kalimat sesopan mungkin, bahkan Javio sudah mentransfer sejumlah uang ke rekening Hasya dan berusaha menelfon gadis itu, tapi tetap tidak mendapatkan respon. Pemuda itu mendesah frustrasi bahkan setelah melihat mas-nya masuk keruangannya.
Jeffry terkekeh melihat tingkah Javio. "Kenapa sih?" Ucapnya kemudian menarik kursi dihadapan Javio.
"Mas?? Harusnya cewek itu merasa baikan kan setelah ditransfer??" Setelah mendengar pertanyaan Javio, Jeffry jadi tertawa keras, tawa khas bapak-bapak yang membuat Javio jadi semakin sebal.
"Kok lo ketawa sih, gue serius anjir mas. Gue dulu zaman lo pacaran sama kak Tania pernah liat lo transfer dia waktu dia ngambek dan besoknya langsung baikan"
"Ya itu tergantung ceweknya anjir, dulu kakak lo tuh emang luluh sama transferan karna dia zaman kita pacaran emang segalanya diatas uang. Tapi sekarang?? Setelah dia megang keuangan gue, mau di transfer berapa juga di rekeningnya gak bakal mempan. Duit dia udah banyak, jadi ya gue harus tetap ngadepin marahnya dia"
Javio semakin pusing, bukankah seharusnya Hasya langsung luluh karena saat ini uang begitu penting untuknya??
"Tapi Jav, cewek juga sesekali bakal tersinggung kalau dia lagi marah trus lo transfer. Meskipun uang diatas segalanya, tapi perasaan dia lebih penting"
Javio memikirkan kalimat Jeffry, apakah Hasya tersinggung karena uang yang ia kirimkan?? Hasya tersinggung?? Kalau iya, maka detik ini pula Javio merasa kalau dirinya brengsek karena sudah mengutamakan uang diatas perasaan.
🥀__🥀
There's biggest plot twist here, i mean dibuku ini wkwkwkwkw.