BAB 2

852 106 5
                                    

"Untung lu gak dilaporin ke mak bapaknya Jo" ujar Resi yang diangguki oleh Paris. 

"Bahaya sih kalau sampai dilaporin" sambung Paris. 

"Lagiang tali sepatu gue pake lepas segala lagi. Sumpah gua panik banget, takut tiba - tiba Shaka mukul gue. Ditatap tajam gitu aja rasanya pengen menghilang dari muka bumi cok" ujar Zora mengingatkannya pada kejadian tadi pagi. Setelah Zora mengatakan kata laknat itu, dia langsung ditatap tajam oleh Shaka. Tatapan yang seolah - olah ingin menguliti Zora sampai ketulang - tulang. Zora berjanji pada dirinya tidak akan lagi berkata kasar di depan Shaka, tapi jika dirinya ingat. 

"Tapi semenjak ada dia kelas kita jadi gak seru, pada takut buat ngapa - ngapain" ujar Paris yang disetujui oleh Resi dan Zora.

"Kalau menurut gue sih kita jangan takut, dia juga kan manusia sama seperti kita. Sama - sama makan nasi juga" ujar Zora seolah memberikan semangat kepada kedua temannya itu.

"Hilihhh begaya banget kalau ngomong, ditatap tajam aja lu udah takut" ujar Resi yang mendapat cengiran lebar dari Zora.

"Gue gak yakin Shaka makan nasi, bisa aja dia makan kaviar tiap hari, terus makan daging wahyu, terus makan ikan emas tapi sisiknya beneran emas" ujar Paris. karena menurut video yang dia tonton di YouTube maupun TikTok orang kaya makanananya bukan maen. 

"Daging wahyu  itu apa?" tanya Resi bingung

"Daging ayam yang dikecapin Re" jawab Zora yang mendapat getokan kepalah dari  Paris. 

"Bukan bego, itu loh daging mahal pokoknya. Nama dagingnya wahyu" jawab Paris

"Oh daging mahal" ujar Resi dan Zora kompak. 

"Kenapa jadi bahas daging sih, kan harusnya bahas Shaka" ujar Paris menatap kesal kedua teman - temannya itu

"Bahasnya di kantin aja yuk sambil makan" ucap Paris mengajak kedua temannya itu untuk ke kantin. 

"Gak ah, kalian berdua aja. Gue mau di kelas ada urusan penting" tolak Zora. 

Paris dan Resi memilih ke kantin untuk makan sedangkan Zora memilih di kelas melanjutkan membaca buku novel yang sudah beberapa hari ini ia baca. Buku yang ia temukan dari gudang rumahnya.  Sebenarnya buku tersebut tidak bisa dikatakan buku novel, karena buku tersebut ditulis dengan tulisan tangan dan berisikan surat - surat yang saling berkesinambungan antara satu halaman dengan halaman lainnya. Buku tersebut juga sangat bagus, lebih mirip dikatakan sebuah buku journal. 

Zora tidak tahu apakah buku yang ia baca beberapa hari ini ditulis oleh laki - laki atau perempuan, tapi sejauh Zora membaca buku tersebut ia menyukai setiap cerita dari surat - surat yang ada pada buku tersebut.  Dilembar paling awal buku tersebut adalah tulisan La La La Lost You  - Jay

Setiap lembar dari buku tersebut menceritakan setiap pertemuan - pertemuan yang sangat menyenangkan dan semua orang pasti menginginkan pertemuan itu. Tapi yang Zora pertanyakan hingga sekarang adalah kenapa nama tempat yang diceritakan dalam buku itu tidak pernah ada dan tidak pernah Zora ketahui. Zora bahkan sudah mencari nama tempat tersebut di internet tapi tetap saja tidak ada. 

Zora tersenyum membaca lembar buku ke 15,  lembar yang menceritakan awal dua orang yang dulunya tidak saling mengenal menjadi dekat. Orang - orang pasti akan mengatakan Zora gila karena senyum - senyum sendiri hanya karena buku. 

"Shaka?" gumam Zora saat membaca ada kata Shaka dalam buku yang ia baca.  

"Anjing kaget" Zora dikagetkan dengan pintu kelas yang tiba - tiba terbuka dengan keras, dengan reflek Zora memasukkan bukunya tersebut kedalam laci mejanya dan melihat siapa pelaku yang membuka pintu dengan tidak sabaran. 

"Shaka lagi Shaka lagi" gumam Zora yang melihat pelaku ternyata adalah Shaka. Ingin protes tapi ia tidak berani, bisa - bisa ia mendapat tatapan tajam dari Shaka lagi.

Kini di ruangan kelas hanya ada Zora dan Shaka, Zora memilih melanjutkan membaca bukunya meski ada perasaan takut. Sedangkan Shaka fokus menatap handphonenya, entah apa yang Shaka baca tapi raut wajahnya menunjukkan keseriusan. 

"Shaka lagi?" gumam Zora yang dari tadi sudah menemukan tiga kali kata Shaka dalam tulisan yang ia baca. 

"Apa gue tanya aja kali ya? Siapa tau ini buku Shaka atau mungkin Shaka kenal yang punya buku ini, ada kata Altair juga tadi gue baca" gumam Zora. Zora beranjak dari kursinya dan mendekat ke arah Shaka.

"Shaka" ucap Zora yang kini sudah di depan meja Shaka. Shaka mendongak dan menatap Zora, bukan tatapan tajam tapi tatapan bertanya. Tapi tetap saja jika Shaka yang menatapnya ia akan takut, Zora sedikit trauma dengan tatapan mata Shaka.

"Apa bener nama mamakmu Dinda Hauw?" tanya Zora, Zora langsung menutup mulutnya menyadari apa yang ia ucapkan salah sepertinya Zora terlalu panik. 

"Eh maaf, maaf.  Mau nanya sih" lanjut Zora. 

"Lu tau ini buku siapa?" tanya Zora menunjukkan buku yang ia baca

"Gak tau" jawab Shaka, setelah melihat sekilas buku itu. 

"Yakin?" tanya Zora memastikan lagi

"Yakin, kenapa emang?" tanya Shaka tanpa melepas tatapannya dari Zora

"Gak sih, siapa tau lu kenal. Gue sok sksd aja sih sama lu" jawab Zora tersenyum dibuat - buat.

"Santai - santai jangan terlalu tegang brody, nanya doang kok biar asik aja. Hehehe tapi garing ya" lanjut Zora mengeluarkan skill bacotnya. 

"Kalau gitu terima kasih atas waktunya, monggo dilanjut kegiatannya. Salam kenal ya" lanjut Zora dan berjalan meninggalkan meja Shaka. 

"Tunggu" ujar Shaka yang menghentikan langkah Zora.

Zora panik, pikiran buruk sudah berputar - putar di otaknya. Apa yang akan Shaka katakan dan apa yang akan Shaka lakukan kepadanya. Wah sungguh baru kali ini ia merasa hidup seperti di ujung tanduk. 

"Tadi lu yang bilang kontol ke gue kan?" tanya Shaka. 

"I - iya" jawab Zora terbata - bata dan membalikkan badannya.  Kini Zora berhadapan langsung dengan Shaka. 

"Kontol itu apa? Jawab yang jujur" tanya Shaka yang membuat Zora tercengang. 

"HA?" tanya Zora

"Eh itu, apa ya, itu loh yang punya cowok" jawab Zora tidak tau harus menjawab seperti apa. Apakah anak - anak orang kaya tidak tahu artinya batin Zora.

"Apa?" tanya Shaka mendesak Zora

"Titit, tau kan?" tanya Zora yang mendapat tatapan bingung dari Shaka

"Ah apa ya bahasa inggrisnya, itu loh yang punya cowok. Masa gak tau sih, itu yang bisa tegang. Tau kan?" ujar Zora 

"Gak tau, jawab yang jelas. Jangan belibet" ujar Shaka menatap Zora kesal.

"Dick, nah artinya itu. Ditulis DICK" jawab Zora yang mendapat tatapan tajam dari Shaka.

"Pamit undur diri dulu ya" setelah mengucapkan kalimatnya Zora berlari keluar kelas, takut tiba - tiba mendapat amukan Shaka

"Anjing! Selama ini gue dikibulin Gabriel" ujar  Shaka dan keluar dari kelas.  


ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang