Penjelasan Shaka masih rancu bagi Zora, ia merasa Shaka mengetahui banyak hal dan tidak ingin memberitahu semuanya kepada dirinya. Zora menatap pantulan dirinya pada cermin. Kehidupan pertama dan kedua? Apa itu artinya dia diberi kesempatan itu hidup? Tapi dari penjelasan Shaka mempunyai makna lain.
"Bisa aja sih Shaka ngarang, siapa tau dia habis nonton film terus jadi kebawa suasana" ujar Zora meyakinkan dirinya jika apa yang Shaka jelaskan saat di kantin tadi hanyalah bualan Shaka. Zora memutuskan keluar dari toilet dan kembali ke kelasnya, terhitung ia sudah berada di kamar mandi sekitar 10 menit dan terhitung juga sudah bel pulang 10 menit lalu. Zora mengambil tasnya dari kelas dan berjalan sendirian. Sekolah sudah sepi dan hanya tersisa beberapa siswa yang mungkin mengikuti kelas tambahan atau kegiatan ekstra.
"Buset lama banget sih dari kamar mandi. Berak bongkahan emas ya lo" ujar Paris yang tiba - tiba muncul mengagetkan Zora.
"Anjir kaget" Zora terlonjak kaget melihat wajah Paris yang tiba - tiba ada tepat di depan matanya.
"Lo bangun candi di kamar mandi? Lama banget, kita bosan tau nungguin lo" ujar Alvaro yang kini juga ikut tiba - tiba muncul. Zora melihat kesamping dan ternyata teman - temannya yang lain juga ada disana dan menunggunya. Tapi untuk apa?
"Ngapain nungguin gue? Tinggal pulang aja. Gitu aja susah" ujar Zora.
"Gini nih kalau otak udang, pasti lo lupakan, kalau hari ini kita ada agenda" ujar Paris menatap kesal Zora. Padahal agenda hari ini sudah mereka rencanakan dari jauh - jauh hari.
"Hah? Agenda apaan? Kok gue lupa" jawab Zora yang lupa apa agenda mereka hari ini.
"Gue sangat kecewa sama Zora, bisa - bisanya dia melupakan acara penting ini" ujar Paris menatap kecewa Zora, tatapan kecewa yang sangat berlebihan.
"Wait, sekarang hari jumat. Ya gak ada agenda apa - apa, di grup aja gak ada obrolan apa - apa" ujar Zora membela diri.
"Apa sih emangnya?" tanya Zora pada akhirnya mengalah.
"Hari ini panen lele bapak gue dan kalian udah janji mau bantuin panen" ujar Paris.
"Ohhh itu. Lupa, hehehe" Zora nyengir dan berujung mendapat pukulan dari Paris.
"Terus kenapa ada Shaka?" tanya Zora bingung melihat Shaka yang ada dalam gengnya. Seharusnya geng mereka hanya beranggotakan dirinya, Paris, Resi, Raden dan Alvaro.
Paris menarik tangan Zora untuk menjauh dari Shaka dan membisikkan kepada gadis itu alasan kenapa Shaka tiba - tiba ikut dalam geng mereka. Menurut penjelasan Paris, saat menunggu Zora, Shaka mendengarkan percakapan Paris dan yang lainnya. Lalu tiba - tiba Shaka menawarkan diri untuk ikut membantu panen lele orang tua Paris.
"Diluar nalar" ujar Zora yang di angguki oleh Paris.
"Benar - benar diluar nalar, anak konglomerat mana yang mau membantu panen lele. Tapi gue ragu" ujar Paris yang masih berbisik - bisik di tempatnya.
"Ragu kenapa?" tanya Zora kebingungan.
"Shaka tau bentuk lele gak ya? Makanya dia mau - mau aja menawarkan diri, apa dia pikir lele itu semacam benda lembut dan imut?" tanya Paris yang mendapat jawaban gelengan dari Zora.
"Mau sampai kapan kalian akan disana?" tanya Raden. Setidaknya ada Raden yang paling waras di antara mereka.
"Yuk! Kita langsung berangkat" ujar Paris yang kini sudah bergabung kembali dengan Raden dan yang lainnya.
"Shaka, lo beneran mau ikut?" tanya Resi meyakinkan Shaka.
"Ya, kenapa emang?" tanya Shaka santai.
"Aish, bajingan ini. Lo beneran gak sadar apa kalo lo itu mengganggu geng kita" ujar Zora yang masih tidak terima kalau Shaka ikut bergabung dalam geng mereka. Zora mendapat cubitan dari Paris dan membisikkan untuk hati - hati berbicara kepada Shaka. Bisa - bisa Zora tidak tidak akan melihat indahnya dunia ini lagi.
"Tapi gue tetap mau ikut, gimana dong?" tanya Shaka dengan nada yang sangat menjengkelkan. Jika boleh, Zora ingin melempar sepatunya ke wajah pria itu.
"Terserah tuan muda Shaka aja" jawab Zora pada akhirnya.
"Tapi kita naik bus" ujar Zora masih mencoba menghalangi niat Shaka yang ingin bergabung.
"No problem" jawab Shaka santai.
"Desak - desakan, terus bau terus sumpek terus berdiri te-"
"Itu kan lo bukan gue" jawab Shaka memotong ucapan Zora.
"Hah?" Zora bingung dengan ucapan Shaka dan menatap Shaka yang sudah berjalan duluan ke halte.
Zora dan teman - temannya menatap heran bus yang tepat berada di samping bus yang mereka. Zora melihat bus yang ia naiki penuh dengan orang - orang, bahkan dirinya dan ketiga temannya tidak mendapat tempat duduk.
"Wah, lihatlah tuan muda bajingan Shaka itu" ucap Zora penuh kebencian. Ia menatap Shaka yang berada di bus yang berbeda dengan mereka. Bus yang penumpangnya hanya ia sendiri.
"Bisa - bisanya dia tersenyum ke arah kita. Dia mengejek kita bukan?" tanya Zora yang masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.
"Melihat kekayaan Shaka semakin membulatkan tekad gue untuk mencari sugar daddy" ucap Resi yang semakin membuat Zora kesal.
"Bisa gak sih tiba - tiba kepala Shaka kejedot di dalam bus itu" ujar Zora menyumpahi Shaka yang terlihat duduk manis dalam bus yang penumpangnya hanya Shaka seorang. Tapi sayang bukannya Shaka yang terjedot tapi malah Zora yang terjedot di dalam bus karena bus yang tiba - tiba berhenti mendadak.
"BAJINGANNNNNNNN" teriak Zora yang kini dirinya tenggelam diantar orang yang berdesak - desakan dalam bus.
Halo gaesss...
Jangan lupa untuk vote, komen dan follow ya.
See u di chapter berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Novela JuvenilSEQUEL TRANSMIGRASI GADIS PEMALAS!! Bisa dibaca terpisah, tapi bisa dibaca terlebih dahulu Transmigrasi Gadis Pemalas untuk alur cerita yang lebih jelas. Zora Anara, dia datang karena kesalahan waktu dimasa lalu tapi kesalahan itu membawanya menemu...