BAB 3

753 105 3
                                    

"Tau gak cok" ujar Zora yang tiba - tiba datang ke kantin. 

"Bisa gak sih kalau dateng duh yang kalem dikit napa. Gue tuh kaget anjing" kesal Paris yang disetujui oleh Resi.

"Ya maaf, nanti gak gitu lagi. Tapi ini parah banget cok" ujar Zora dengan nada yang dibuat sedemikian heboh. 

"Kenapa sih cok?" tanya Resi yang penasaran. 

"Masa Shaka gak tau titit" ujar Zora yang mengundang tatapan bingung dari Resi dan Paris. 

Melihat wajah Paris dan Resi yang bingung, Zora menceritakan kejadian di kelas tadi. Tidak lupa Zora menceritakan bagaimana dia berlari ketakutan hingga sampai di kantin dan bisa duduk seperti sekarang yang ia lakukan bersama kedua sahabatnya itu. 

"Apa Shaka gak punya titit ya?" tanya Paris 

"Masa sih? Kayanya punya deh" ujar Zora menjawab

"Tapi kan Shaka anak orang kaya, apa bahasa orang kaya beda. Buktinya lu kasih tau bahasa inggrisnya dia tau" ujar Resi masih berpikiran positif. 

Setelah selesai dari kantin Paris, Zora, dan Resi memutuskan untuk kembali ke kelas. Sekolah hari ini tidak ada pembelajaran, hal ini dikarenakan masih hari pertama dan biasanya untuk tiga hari ke depan pembelajaran ditiadakan. Hanya ada perkenalan wali kelas dan sisanya siswa dibebaskan dari pembelajaran dengan catatan tetap datang ke sekolah.Hal ini juga dikarenaka karena adanya siswa baru yang biasanya ada masa pengenalan lingkungan sekolah. 

"Attention please" teriak Raden yang membuat atensi satu kelas beralih. 

"Gue mau kasih info penting, jadi tolong semuanya didengarkan dengan baik ya" lanjut Raden. 

"Info apa nih? Bakar - bakar kah hari ini?" tanya Alvaro dengan semangat 

"Bukan. Makanya dengerin dulu anjing, jangan main potong" ujar Raden kesel.

"Santai bang, santai" Alvaro menyengir lebar sebelum mendapat amukan dari Raden lagi. 

"Jadi setelah pulang sekolah orang tuanya Shaka mengundang kita untuk datang ke rumahnya. Gak paksaan kok. Jadi yang bisa datang siapa aja?" tanya Raden yang sontak satu kelas tunjuk tangan. 

"Oke, berarti semua bisa hadir ya. Nanti sebagian bisa nebeng yang ke yang bawa motor. Sisanya nanti naik gocar aja. Ada pertanyaan?" ujar Raden dengan pertanyaan diakhir kalimatnya

"Kenapa kita diundang ke rumah Shaka?" tanya Resi

"Oke, jadi karena tahun ini Shaka pindah kelas yang dulunya kelas 10 IPA 1 dan pindah ke 11 IPA 4, orang tua Shaka mau mengenal teman - teman satu kelas Shaka" jawab Raden selaku ketua kelas yang menjadi media perantara antara orang tua Shaka kepada 11 IPA 4. 

"Ya udah nanti jangan ada yang langsung pergi, kita berangkat sama - sama. Mengerti?" ujar Raden

"Mengerti kapten" teriak satu kelas. 

11 IPA 4 memang wujudnya seperti tidak pernah terlihat, tidak terlalu terkenal di sekolah. Dri segi prestasi juga biasa saja, di 11 IPA 4 juga tidak ada benih - benih kriminal. Tidak tahu dengan masuknya Shaka akan mengubah segalanya atau tidak.  Bagi mereka 11 IPA 4 adalah rumah dan keluarga, mereka saling merangkul dan saling mengerti satu sama lain. Terkadang ada Tiara yang selalu mereka katakan caper bukan berarti mereka tidak menyayangi Tiara. Jika orang lain yang mengatakan demikian makan 11 IPA 4 yang akan maju paling depan melindungi Tiara. Karena mereka tahu betul Tiara itu seperti apa dan tahu betul kondisi gadis itu. 

"Woy bestie" ujar Raden yang tiba - tiba datang ke meja Resi dan Zora

"Apa nih? Kalau udah panggil bestie pasti ada maunya" ujar Zora menatap Raden penuh selidik.

ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang