BAB 22

28 4 0
                                    

Halo teman! Finally cerita ini lanjut ya. Oh iya untuk saran aku lebih baik baca dari awal lagi ya karena kan ceritanya udah lama gak update, siapa tau kalian lupa sama alurnya.

Mungkin ada yang baca ini dulu, fyi ini satu universe sama Transmigrasi Gadis Pemalas ya. Biar nyambung sebaiknya baca itu dulu yaa.

"HOTTT NEWSSSS DEMI HOT BANGETT INIMAH" teriak Paris sesaat setelah ia memasuki ruangan kelasnya. Semua orang yang ada di ruangan kelas dibuat kaget oleh teriakan laki - laki itu ditambah dengan tangannya yang mendorong keras pintu ruangan kelasnya. 

"Kalau ngomong yang santai dong monyettt" ujar Resi kesal, bagaimana tidak kesal lipstick yang hendak ia pake ke bibirnya itu jadi salah jalur. Setengah wajahnya terkena coretan dari lipstick tersebut

"Maap ya hehehe" Paris menyatukan kedua tangannya dan memohon kepada Resi dengan raut wajah yang tidak menunjukkan rasa bersalah. 

"Keburu dingin nih hot newsnya, tau gakk" Mendengar kata "Tau gak" semua teman sekelasnya langsung berkumpul, tanpa mereka sadari membentuk lingkaran yang di tengah - tengahnya adalah Paris, sumber berita mereka hari ini. 

"Bapak gue mau nikah lagi cuyyyy" Paris menyelesaikan kalimatnya dengan senyuman disertai hembusan nafas lega. 

Tapi tidak dengan penghuni kelas 11 IPA-4, mendengar ucapan dari Paris membuat mereka kesal setengah mampus. 

"GAK PENTING MONYETTT" teriak Resi, melemparkan buku ke wajah Paris. Entah siapa yang pemilik buku itu tidak Resi ketahui yang terpenting ia berhasil meluapkan kekesalannya kepada Paris.

"Bapak kau bukan Taehyung ya anjing, ya semua orang harus tahu beritanya" Siti menarik rambut Paris tanpa ada rasa ampun. Padahal Siti sudah mengharapkan asupan gosip di pagi hari yang suram ini. 

"Ya elahhh, bapak gue kan dah jadi duda sepuluh tahun lebih. Akhirnya dia mau nikah lagi, kasian sendirian terus" ujar Paris

"Kok mau lagi nikah? Dapet spek kayak gimana bapakmu?" tanya Zora penasaran. Sudah sepuluh tahun setelah kepergian mama Paris dan sudah sepuluh tahun juga papa Paris menduda. 

"Padahal dari tahun lalu gue dah mendaftarkan diri" lanjut Zora yang mendapat pukulan dari Paris.

"Lu bukan selera bapak gue, selera bapak gue yang bisa bawa mobil pick up sama bisa bawa becak. Biar bisa becak date nanti" ujar  Paris tidak berbohong. 

Hal yang membuat papa Paris jatuh cinta ke pacarnya sekarang adalah karena saat pertama kali papa Paris melihat sang wanita pujaan hati membawa becak. Karena kalau kata papa Paris, wanita bukan sembarang wanita. 

"Boleh juga selera bokap lu, out of the box man" ujar Zora yang diberi jempolan oleh Paris. 

"Gue juga punya hot news cuyy" ujar Resi yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan dua orang yang menurut Resi adalah orang paling tidak jelas di muka bumi ini. 

"Apaan?" tanya Paris dan Zora kompak

"Shaka hari ini gak masuk, katanya sih ke London" ujar Resi tapi tidak mendapat respon heboh dari kedua sahabatnya itu. Hal yang biasa saja jika Shaka tidak masuk sekolah karena ke luar negeri, laki - laki itu sudah sering ke luar negeri. 

"Mau tunangan di luar negeri" lanjut Resi yang mendapat respon heboh dari Zora dan Paris. Ini baru berita yang luar biasa bagi mereka.

"Lu tau dari mana cuy?" tanya Paris penasaran begitu juga dengan Zora yang tidak luput dari rasa penasaran. Resi membenarkan posisi kaca matanya yang turun dan menatap ke dua temannya itu. Tatapan yang seolah - olah menyiratkan banyak informasi yang dia ketahui.

"Gue sebenarnya agen cuy" ujar Resi

"Agen lele kah?" tanya Zora yang mendapat tatapan tajam dari Resi. Tatapan tajam yang membuat Paris dan Zora terdiam penasaran.

"Gue gak sengaja dengar pembicaraan Shaka sama papanya" Tidak ada raut bercanda di wajah Resi, tapi melihat raut wajah ke dua temannya itu ingin sekali ia tertawa keras. Tapi ia tahan karena situasinya tidak cocok. 

"Kapan?" tanya Paris dengan nada rendah dan pelan. 

"Kemarin cuy, pas lu berdua ninggalin gue. Lu berdua kan balik duluan, eh pas di koridor gue liat bokapnya Shaka jemput dia. Jadilah gue jalan di belakang mereka" Resi menceritakan kejadian yang ia alami dan informasi yang ia dapatkan yang katanya kalau Shaka keluar negeri untung tunangan. Menurut informasi yang Resi dapat dari percakapan ayah dan anak itu, mereka akan ke London untuk pertemuan bisnis dan sekaligus membicarakan pertunangan yang sudah direncanakan dari jauh - jauh hari. 

"Dari kapan tahun anjirr gosipnya gitu mulu" ujar Paris yang merasa gosip tentang Shaka tidak jauh dari yang namanya tunangan.

"Kan kalau di novel sama drama kebanyakan problem anak orang kaya kan gitu" ujar Zora yang disetujui oleh Resi. 

"Kalau gue sih percaya aja cuy, lagian keluarga sekaya Shaka pasti nyari yang setara cuy" ujar Zora yang disetujui Resi

"Iya juga sih neng" jawab Paris. Ketiganya terdiam, larut dalam pikiran masing-masing hingga bel sekolah membuyarkan pikiran mereka masing-masing. 

Zora menatap serius soal - soal biologi yang diberikan oleh gurunya itu. Setelah berkutat dengan buku - buku yang lumayan tebal dan kamus biologinya akhirnya ia menyelesaikan soal - soal tersebut dan berakhir kebosanan. Saat ini kelas mereka sedang mengadakan ulangan harian mata pelajaran biologi dan untungnya bisa membuka buku. Tapi meskipun bisa membuka buku tetap saja soal yang diberikan gurunya itu susah. 

"Bosen banget buset" gumam Zora, ia melihat masih banyak teman - temannya yang masih serius berkutat dengan buku yang artinya belum selesai mengerjakan soal, termasuk Paris dan Resi. 

Zora membuka buku "La La Lost You"  buku yang selalu ia bawa dan buku yang katanya ditulis oleh Shaka. Zora hanya mem-bolak - balikkan buku tersebut karena sejujurnya ia sudah selesai membacanya. Tapi seperti yang Zora katakan sebelumnya, buku itu setengahnya masih kosong, tidak ada tulisan apa pun. Buku yang menurut Shaka akan lanjut terisi sendiri nantinya. 

"Waittt" Zora membaca halaman yang tidak sengaja ia buka. 

"Gue baru sadar, hampir semua isi buku ini kayak surat balasan dan surat yang seolah - olah gak akan pernah dibaca oleh orang yang dituju" gumam Zora mulai mengerti maksud dari buku "La La Lost You"

"Jelas - jelas ini bukan Shaka yang tulis, jelas - jelas ini papa Jeff yang bikin"

"Dan untuk Roseanne?" lanjut Zora semakin bingung. 

"Jangan - jangan?" gumam Zora tercengang dengan teori yang ia susun dari tulisan - tulisan yang ada di buku tersebut. 

"Jangan - jangan apa cuy?" tanya Resi yang mendengar kalimat terakhir Zora



ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang