BAB 9

434 73 6
                                    

"Anjay Paris pake baju ganteng" ujar Resi menatap Paris dengan setelan jas hitam miliknya dipadu dengan kemeja putih.

"Ganteng Ris" ujar Zora jujur. Paris malam ini memang tampan tidak seperti biasanya.

Semua tamu undangan datang dengan baju terbaik mereka, bisa dilihat banyak tamu undangan yang berasal dari keluarga dengan strata sosial tinggi. Zora menggeleng - gelengkan kepalanya melihat kemewahan yang ada dalam pesta ulang tahun Shaka. Menurut drama Korea yang ia tonton, biasanya pesta seperti ini adalah ajang pamer dan juga ajang mencari relasi bisnis.

Malam ini Zora mengenakan dress selutut berwarna biru langit dipadu dengan sepatu kets senada dengan dressnya. Hari ini Zora terlihat biasa saja dibanding teman - temannya yang lain. Ia merutuki kebiasaanya yang rebahan dikit langsung tidur. Gadis itu ketiduran dan tidak sempat melakukan persiapan seperti make up dan memilih pakaian terbaik.

Bahkan gadis itu hanya mandi bebek dan mengambil baju yang mudah diambil dari lemarinya. Zora sangat menyesal, kenapa juga ia harus ketiduran.

"Lo gak make up, Zo?" tanya Resi yang dibalas gelengan oleh Zora.

"Kok bisa sih? Ketiduran nih pasti anak" ujar Resi sambil mengambil perkakas make up miliknya dari dalam tas.

"Terima kasih Resi kusanyang" ujar Zora tersenyum manis

"Diem dulu, nanti eye linernya salah jalur" ujar Resi memukul tangan Zora yang hendak memeluknya.

Setelah berkutat beberapa menit kini Zora tampak lebih cantik dari tadi. Bersyukurlah Zora karena Resi selalu sedia membawa make up kemana - mana.

"Betterlah muka Zora yang sekarang, tadi kaya gembel" ujar Paris yang mendapat tatapan tajam dari Zora.

"Udah ah. Yuk, masuk" Paris menarik tangan Resi dan Zora masuk ke dalam venue pesta. Sedari tadi ketiganya menunggu didepan venue sembari menunggu teman satu kelasnya berdatangan.

Zora, Resi dan Paris menemui Shaka yang berdiri menyambut para tamu. Disamping Shaka ada sang mama, papa, dan adik Shaka.

"Selamat ulang tahun Shaka" ujar Zora, Resi dan Paris bersamaan.

"Cie kompak kaya paduan suara aja" ujar Jeje, adik Shaka yang masih berusia tujuh tahun.

"Iya dong dik, kita kan kembar" jawab Zora asal

"Iyakah? Astaga ngerinya" ujar Jeje

"Bohong dia, kamu gak lihat mukanya penuh dusta" ujar Paris menanggapi Jeje. Sepertinya Jeje, Paris, dan Zora jika digabung bisa merusak tatanan bumi ini.

"Halo tante, om. Kita bertiga satu kelasnya Shaka" ujar Resi menyapa orang tua Shaka.

"Tante inget dong, kan ada calom mantu tante" ujar Anne tersenyum menatap ketiganya.

"Oh iya pah, kenalan dulu dong sama teman - temannya Shaka" lanjut Anne

"Halo om, aku Resi" ujar Resi memperkenalkan dirinya.

"Aku Paris, om" lanjut Paris.

"Aku Zora, om" ujar Zora tersenyum sopan.

"Halo semuanya, panggil om Rafan aja ya. Senang berkenalan dengan kalian semua" ujar Rafan tersenyum dan melihat satu per satu Resi, Zora, dan Paris.

"Oh iya, om dan tante tinggal dulu ya. Have fun ya kalian" ujar Anne kemudian berlalu meninggalkan Shaka dan ketiga temannya itu. Lupakan soal Jeje, gadis itu memilih ke kamar karena sudah mengantuk. Katanya Putri cantik tidak boleh begadang karena itu bisa merusak kecantikannya.

"Kadonya dibuka nanti aja ya Shaka, jangan dilihat dari harganya tapi lihatlah dari ketulusan yang memberikan" ujar Zora sembari menyerahkan kado miliknya.

"Thanks" ujar Shaka dan menyimpan kado tersebut bersama kado- kado lainnya.

"Kalau gitu kita mau gabung sama yang lain dulu. Sekali lagi selamat ulang tahun, Shaka" ujar Zora dan juga kedua temannya.

Zora, Paris, dan Resi memilih bergabung dengan teman satu kelasnya. Zora memilih meja dipojok, tempat strategis untuk menghabiskan makanan.

Zora menatap Shaka dari kejauhan, pesta ini mengingatkannya pada kejadian puluhan tahun lalu. Saat dia dan Shaka masih duduk dibangku Sekolah Dasar.

Kala itu ulang tahun Shaka yang ke- 9 tahun, semuanya diundang termasuk teman satu kelas Shaka. Waktu itu Shaka dan Zora masih satu kelas, sebelum Zora memilih pindah. Jikalau kalian lupa bisa dibaca dari awal lagi. Semuanya antusias datang ke pesta ulang tahun Shaka. Hingga tiba saat dimana Zora mengucapkan ucapan selamat ulang tahun tapi malah mendapat kata - kata pedas dan menyakitkan dari Shaka kecil.

"Kenapa sih kamu harus datang ke pesta ulang tahun aku? Kamu tuh gak pantes tau datang ke pesta ulang tahun aku. Aku juga engga ada ya undang kamu. Lihat, semua yang ada disni datang sama mama papa mereka tapi kamu datangnya sendiri. Malu - maluin aja" ujar Shaka lalu mendorong Zora kecil hingga terjatuh lalu diikuti tawa mengejek dari orang - orang yang ada datang ke pesta itu.

Zora tersenyum sendu meningat kejadian itu, dia tidak tahu kenapa dulu Shaka sangat membencinya. Jika Shaka tahu kalau Zora yang sekarang adalah Zora yang dulu sanga ia benci, apakah Shaka akan membencinya sama seperti dulu?

"ZORA" ujar Resi membuyarkan lamunan Zora.

"Hah? Apesih teriak - teriak, dikata lagi di Ragunan apa ya" omel Zora yang belum sadar akan situasi.

"Tolol emang, noh ada ibu - ibu yang manggil lo" ujar Paris yang kesal dengan respon Zora. Zora menoleh ke orang yang dimaksud Paris.

"Zora kan ya, yang dulu sekolah di Rainbow Elementary School?" tanya ibu itu.

"Iya, kenapa ya?" tanya Zora bingung.

"Kamu lupa sama ibu? Ini mamanya Rena, teman SD kamu dulu" ujar sang ibu tersebut.

"Oh mamanya Rena. Halo mamanya Rena, apa kabar mamanya Rena?" tanya Zora yang kini sudah mengingat orang tersebut.

"Allhamdulilah, baik. Kamu apa kabar nak? Tante turut berduka ya untuk kematian papa kamu" ujar ibu tersebut menatap Zora iba. Sementara Resi dan Paris yang mendengar itu kaget, mereka tidak tahu jika papa Zora sudah tidak ada.

"Iya mamanya Rena, terima kasih banyak ya. Zora baik - baik aja dan Zora mohon kejadian dimasa lalu jangan diungkit lagi ya" ucap Zora memohon yang diangguki mamanya Rena itu.

"Ya sudah, nanti kita ngobrol lagi ya" ujar mamanya Rena dan berlalu dari hadapan Rena dan kedua sahabatnya itu.

Mamanya Rena adalah salah satu orang tua murid di tempat dulu ia SD, saat masih satu sekolah dengan Rafan. Mamanya Rena yang juga sekaligus tetangga mereka sebelum Zora pindah. Mamanya Rena tentu tahu apa yang dulu dilakukan Shaka kepada Zora, betapa kagetnya mama Rena saat melihat Zora yang hadir malam ini. Ia ingin bertanya lebih lanjut tapi merasa ia tidak punya hak untuk itu.

Zora menghela napas gusar, tanpa ia sadari Shaka mendengar pembicaraanya dengan mamanya Rena sedari awal. Shaka mengepalkan tangannya dan menatap tajam Zora.

"Shit" umpat Shaka tanpa melepaskan tatapannya dari Zora. 




Halo gaesss, happy reading ya. Jangan lupa untuk vote dan komen ya mniez.  Mau update banyak - banyak tapi author masih berproses. 


See u soon gaessss

ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang