"Gila, Jhonny cakep banget buset. Kalau gini gue masuk persatuan mama Jordan" ujar Siti, teman satu kelas Zora.
"Kapan ya gue bisa jadi staff SM, gue mau juga ngelap keringat di perut Jhonny" ujar Zora yang tidak berkedip melihat performance solo stage Jhonny.
"Kapan - kapan Zo, kata Tuhan doa kamu terlalu sulit" ujar Resi yang juga ikut menonton.
"Nih cowok mau pake baju gembel juga tetap hot anjay" ujar Alvaro.
"Kalau nanti gue punya cewek terus selingkuh sama Jhonny gue gak bakal cemburu, gue bakal dukung sih" ujar Alvaro. Alvaro adalah satu - satunya fanboy di kelas Zora dan biasnya adalah Jhonny.
"Apa cuman gue doang yang gak suka kpop?" tanya ujar Tiara tiba - tiba.
"Iya, lo doang. Soalnya orang jelek kaya lo gak pantes jadi kpopers" jawab Siti.
"Ih apaan sih, ngapain coba suka sama cowok yang joget - joget kaya gitu. Udah gitu kalian teriak - teriak lagi. Kurang kerjaan banget, mending nonton bola" ujar Tiara.
"Iya Tiara, tonton aja sono bola kesukaan lo. Lagian lo itu nggak diajak" ujar Siti. Zora dan Resi tersenyum penuh arti. Ini bukan kali pertama Siti dan Tiara bertarung, Tiara dengan gadis yang paling beda dari seluruh gadis di dunia ini dan Siti gadis petarung.
"Pertarungan sengit sepertinya akan dimulai" ujar Resi yang diangguki Zora.
"Apaan sih Siti, bilang aja lo iri karena terlalu biasa - biasa aja" ujar Tiara. Beginilah sisi gela kelas 11 IPA-4, kelas yang katanya terkenal paling solid, karena terlalu solid inilah efek sampingnya.
"Iya nih terlalu biasa, dari pada lo yang terlalu under standart" ujar Siti.
"Lo kali yang di bawah standar, gue sih engga. Gue beda dari kalian semua" jawab Tiara tidak mau kalah.
"Iyalah, soalnya kan kita semua normal, dan lo doang paling beda. Soalnya lo kan orang gila" jawab Siti tersenyum mengejak.
"Heh, lo jangan ngomong sembarangan ya" Tiara berdiri dari kursinya dan mendekati Siti.
"Nyenyenye" ledek Siti.
"Cowok - cowok tuh gak suka sama cewek kayak kalian semua. Lebay suka muji muji cowok yang pake make up" ujar Tiara lagi.
"Yaudah sih, kita juga gak perlu disukain cowok - cowok. Lagian cowok kipop juga udah cukup. Gue masih sering disemangatin cowok kipop, terus juga sering dipuji cantik sama cowok kipop. Emang lo pernah?" tanya Siti emosi.
"Engga ada kan, yang muji lo cantik pasti cowok jamet yang rambutnya pirang terus mukanya dekil" lanjut Siti.
"Iya deh sipaling beda" lanjut Siti.
"Jangan sembarangan ya, lagian mending disukain sama cowo kaya gitu. Dari pada disukain sama cowok yang suka make up" ujar Tiara.
"Dihh, cowok kipop juga ogah disukain cewek modelan kaya lo. Cewek udik kaya lo. Lagian ya kalau gak suka, yaudah gak usah hina hina kali. Ngaca dikit sih, cowok kipop yang lo bilang make upnya mahal, perawatannya mahal, duitnya banyak. Lah elo?" tanya Siti.
"Dasar pick me" ujar Siti yang membuat Tiara kesal.
"Tau nih si pick me" timpal Alvaro yang membuat Tiara kesal lalu meninggalkan meja mereka.
"Ganggu aja si Tiara, dasar pick me" ujar Alvaro dan kembali fokus melihat layar laptop yang menampilkan NCT 127.
"Kalian kenal mereka?" tanya Shaka yang tiba - tiba ikut bergabung.
"Kenal lah, mereka kan artis terkenal. Banyak prestasi juga" jawab Alvaro tanpa melihat Shaka.
"Oh mereka artis" ujar Shaka.
"Hooh, artis terkenal" jawab Alvaro.
"Kemarin gue dinner bareng mereka" ujar Shaka membuat perhatian Zora, Resi, Siti, dan Alvaro teralihkan.
"Mereka ngundang papa keluarga gue" lanjut Shaka.
"KOK BISAAAA?" tanya Siti histeris
"Jangan lupa bray, dia anak orang kaya" jawab Alvaro masih dengan menatap Shaka penuh kagum.
"Gue gak bisa berkata - kata" ujar Zora.
"Shaka jadikan aku istrimu" ujar Siti histeris.
"Gak mau, lo bukan tipe gue" jawab suka yang membuat Siti merosot tak bersemangat.
"Jadi artis korea ini disebut idol kpop?" tanya Shaka yang diangguki Zora, Resi, Siti, dan Alvaro.
"Oh, gue ditawarin jadi idol kpop waktu makan malam kemaren" lanjut Shaka menatap laptop yang masih menampilkan NCT 127.
"Lo terima?" tanya Resi, mereka menunggu jawaban dari Shaka.
"Engga, ya gue gak tau apa itu idol kpop. Bukan cita - cita gue juga" jawab Shaka enteng sedangkan teman - temannya mendesah kecewa.
"Kayanya Shaka harus dihadapkan sama pahitnya dunia supaya dia tahu kalau ada cita - cita yang selamanya biar jadi cita - cita aja" ujar Alvaro.
"Tapi not bad lah" ujar Shaka.
"Bubar lo pada, ini meja gue" ujar Shaka mengusir teman - temannya itu.
"Lo gak mau gitu Shaka jadi suami gue, biar gue bisa ketemu Haechan ters" ujar Zora menatap Shaka. Dia tidak terima kenapa yang non-fans selalu lebih beruntung dari dirinya.
"Gak dulu, lo ngeselin" ujar Shaka.
"Oh iya, gue ada info menarik buat lo" ujar Shaka.
"Apa?" tanya Zora.
"Mama gue bakal jodohin gue" jawab Shaka.
"Menariknya buat gue apa?" tanya Zora.
"Tapi gue nolak" ujar Shaka lagi
"Ya terus?" tanya Zora lagi
"Mama gue bilang yaudah kalau nolak, mama cuman nawarin" jawab Shaka lagi.
"Ya info lo gak menarik buat gue, Shakanjing" ujar Zora emosi.
"Menariklah, seorang Shaka menolak perjodohan" ujar Shaka.
"Agak laen emang beliau ini" gumam Zora.
Shaka menatap kesal Zora, padahal ekspektasi dari Shaka adalah Zora akan kaget, terus histeris, dan melemparkan berbagai pertanyaan untuknya. Tapi respon gadis yang ada dihadapannya ini biasa saja.
"Kayanya akhir - akhir ini lo berubah deh, lo jadi aneh terus kelakuan lo akan belok dari sebelum - sebelumnya" ujar Zora menatap Shaka.
"Apa sih, emang gue aslinya begini. Makanya jangan asal nilai orang" jawab Shaka. Padahal memang awal saat masuk ek 11 IPA 4, Shaka berencana membuat dirinya misterius, cool, dan berkharisma. Tapi ia gagal karena tidak tahan, teman - teman satu kelasnya tahun ini berbeda dari teman kelasnya tahun lalu. Jika tahun lalu ia berhasil menjadi cowok keren maka tahun ini sepeerti ia sudah tidak sanggup dan terpaksa harus kembali ke pengaturan pabrik.
Halo gaessss..
Jangan lupa vote dan komen yaaaa.
Next gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Teen FictionSEQUEL TRANSMIGRASI GADIS PEMALAS!! Bisa dibaca terpisah, tapi bisa dibaca terlebih dahulu Transmigrasi Gadis Pemalas untuk alur cerita yang lebih jelas. Zora Anara, dia datang karena kesalahan waktu dimasa lalu tapi kesalahan itu membawanya menemu...