BAB 16

324 50 0
                                    


Halo teman - teman semuanya...

Maaf ya beberapa minggu terakhir aku nggak update, karena bulan kemarin aku seminar proposal dan sibuk dengan semua persiapannya. Jadi chapter ini khusus untuk menghibur kalian semua. 

Happy reading ya semuanya!!


Shaka memperhatikan teman - temannya yang sibuk dengan kegiatan masing - masing. Zora yang serius memotong daging, Resi yang sibuk mengupas bawang, Paris yang sibuk mencuci piring, dan Raden yang membersihkan sayur. Sedangkan Shaka hanya diam berdiri sembari melipat tangannya, tidak ikut membantu. 

"Kata gue dari pada lo bengong mending bantuin deh, Shaka" ujar Zora yang kesal melihat Shaka.

"Bener tuh Shak, kan lumayan buat latihan" ujar Resi mendukung ucapan Zora. 

"Gue bantuin kalian kok dari tadi" ujar Shaka mengangkat dagu sombong. 

"Mata gue yang buat apa gimana? Dari tadi lo aja berdiri, gak ngapa - ngapain" ujar Zora tidak terima dengan jawaban Shaka. 

"Gue bantu liatin, kapan lagi kalian semua masak diliatin sama cowok ganteng kaya gue" jawab Shaka dengan sangat percaya diri. Paris yang mendengar jawaban Shaka hampir saja menjatuhkan gelas yang ia pegang. 

"Kenapa?" Semua mata tertuju pada Shaka. 

"Bisa - bisanya bajingan satu ini" gumam Zora masih menatap Shaka. 

"Wah, gue salah menilai orang nih. Gue pikir Shaka sama kaya cowok fiksi yang sempurna. Cowok fiksi yang kalem tapi attraktif. Ternyata gue salah" gumam Resi yang masih bisa didengar oleh Zora. 

"Self love itu memang sangat bagus" gumam Raden sambil menatap Shaka kagum. Baru kali ini ia mendengar Shaka berbicara narsis. 

"Ada ada aja kelakuan orang kaya" gumam Paris lalu bertepuk tangan. Semua orang menatap Paris yang tiba - tiba bertepuk tangan. 

"YAKKKKKKK" bentak Zora melihat Paris yang bertepuk tangan. 

"Gue gak butuh diliatin lo masak, gak butuh sama sekali" ujar Zora.

"Dan lo juga ngapain tepuk tangan goblok!" lanjut Zora menunjuk Paris. 

"Bantuin sekarang jugaatau lo cabut dari sini" titah Zora emosi, Shaka yang merasakan hawa tidak baik di sekilingnya langsung ikut membantu. Dengan buru - buru ia mengambil alih pisau yang ditangan Resi. Shaka memotong bawang tersebut, dirinya merasa seperti ikut ajang Master Chef. Zora, Rade, Resi, dan Paris memantau dirinya yang sedang memotong bawang. 

"Sampai gue nikah sama Tzuyu kayanya itu bawang gak bakal kelar - kelar deh" ujar Paris menatap Shaka. 

"Lo motong bawang atau motong angin sih?" tanya Resi. 

"Ya motong bawang lah" jawab Shaka dengan muka merah dan mata merah, sedikit lagi akan menangis. 

"Gue heran deh, kok bisa mukanya sama matanya merah padahal dia gak motong tuh bawang" ujar Radeng melihat Shaka yang seolah - olah memotong bawang padahal pisau dan bawang tidak bersentuhan sama sekali. 

"Kayanya dia motong umur deh makanya gak keliatan" ujar Paris asal ceplos. 

"Lo sadar gak sih, kalau lo gak motong tuh bawang?" tanya Zora menatap Shaka, sedangkan Shaka hanya menggeleng polos dan menatap teman - temannya itu. 

"Gue gak ngerti caranya motong bawang" ujar Shaka yang membuat Zora dan kawan - kawan menghela napas, menahan segala umpatan untuk Shaka. 

"Terus lo bisanya apa?" tanya Zora. 

"Gue gak bisa apa - apa soal urusan dapur dan rumah, kenapa harus repot. Ada banyak mbak  di rumah yang urusin semuanya" ujar Shaka enteng. 

"Tapi kan masak tuh basis skill Shaka, kalau lu tiba - tiba terdampar atau tiba - tiba jatuh miskin atau tiba - tiba tinggal sendirian di dunia ini?" ujar Zora gemas. 

"Ya bokap nyokap gue gak bakalan biarin itu terjadi dan itu gue jamin itu gak akan pernah terjadi" ujar Shaka penuh keyakinan. 

"Terserah lu deh" ujar Zora yang sudah cukup pusing mendengar jawaban yang keluar dari mulut Shaka. 

"Kalau tau masak - masak gini, mending ke rumah gue. Tinggal duduk tenang semuanya bakal disiapin" ujar Shaka. Zora dan yang lainnya benar - benar heran dibuat oleh tingkah Shaka hari ini. 

"Apa jangan - jangan sifat asli Shaka begini ya?" tanya Resi yang diangguki oleh teman - temannya. 

"Kayanya lebih dari ini deh" sambung Paris. 

"Shaka boleh minta sesuatu gak?" tanya Paris 

"Apa?" tanya Shaka balik.

"Boleh minta saham bapakmu gak?" tanya Paris yang mendapat pukulan dari Raden. 

Setelah drama di dapur tadi, kini mereka duduk di ruang tamu milik Paris, orang tua Paris ternyata sedang diluar kota. Katanya sih ingin membuka cabang usaha lele di Palembang, dan panen lele tidak jadi hari ini, jadilah Paris dan teman - temannya yang lain mengadakan acara masak - masak. 

"Boleh- boleh aja" jawab Shaka

"Diganti sama usaha lele bapak lo tapi" ujar Shaka

"Yeee, gue kam maunya gratis" jawab Paris cemberut. 

"Berak aja sekarang bayar" jawab Shaka

"Kok lo tau?" tanya Paris. 

"Norak lo" jawab Shaka yang membuat gelak tawa. 

"Diliat - liat lo asik juga bang. Temenlah kita" ujar Paris

"Gak ah, lo kurang kaya" ujar Shaka yang membuat gelak tawa lagi.

"Hahahaha, anjing bener. Paris dimana - mana ternistakan" tawa Zora dan yang lainnya. 

"Yang kaya itu sebenarnya bokap gue sih, tapi kan kekayaan bokap gue udah diwarisin ke gue" ujar Shaka. 

"Anjing tapi bener" ujar Paris. 


ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang