╰( ・ ᗜ ・ )➝19MWC//S2

446 64 0
                                    

Berusaha adalah salah satu kunci keberhasilan, tidak ada yang mulus dalam menginginkan sesuatu.

( ꈍᴗꈍ)

Jungkook nampak frustasi karena hari ini Lisa mengunci pintu kamarnya, sedangkan dirinya ingin meminta maaf, setelah makan malam Lisa langsung ke kamar bahkan tidak sedikitpun mengobrol dengannya.

Tuk

"Papa?" Kwan menaikkan sebelah alis menatap Jungkook duduk di depan pintu kamarnya sendiri, melihat putrinya keluar Jungkook lantas berdiri.

"Kwan?"

"Papa kenapa duduk seperti itu, dingin loh...bahkan Papa bisa membeli kasur jika memang membutuhkannya, Kwan bisa minta Uncel Soobin membelikan itu." Jungkook menggeleng kepala.

"Ah, Kwan tau pasti Papa dan Mama masih bertengkar kan, ayolah Pa bahkan hubungan Kwan saja dengan Oppa Seol lebih membaik walau saat ada Oppa Yul kamu bertengkar hebat..."

"....Mungkin Oppa Seol cemburu." Bisiknya takut di dengar sang Kakak yang sudah tidur pulas, tidak bisa mengelak jika pendengaran sang kakak setajam serigala.

"Tidak kok, Papa dan Mama baik-baik saja, Kwan tidak perlu khawatir." Kwan menatap Jungkook curiga.

"Lalu, kenapa Papa masih diam di depan pintu dan tidak masuk?" Mendengar hal itu Jungkook gelagapan seperti maling yang tidak mau mengaku, memang benar pertanyaan seorang anak kecil terkadang sulit untuk dijawab dari pada orang dewasa.

"Itu..mm..karena Papa dari bawah ya..Papa habis ambil air karena haus." Ucap Jungkook merasa lega mendapatkan sebuah alasan yang cukup logis.

"Oh ya, Lalu sekarang Papa tidak niat untuk masuk ke kamar gitu?" Seketika Jungkook tercekat lagi mendapati pertanyaan lainnya, astaga mendapat sifat siapa putrinya selalu curiga pada setiap hal apapun.

"Emm...itu karena Papa liat kamu keluar sayang, kenapa hmm?" Kwan seketika sadar jika ia ingin mengambil bukunya yang tertinggal di bawah.

"Kwan tadinya mau ambil buku di bawah." Jungkook mengangguk lantas ia pun turun mengambilnya dan memberikan buku dongen pada putri kecilnya.

"Gomawo Papa, Papa memang best." Jungkook mengangguk mengecup pucuk kepala putrinya. "Sudah malam besok sekolah jadi jangan lupa berdoa mimpi indah sweetie." Kwan mengangguk.

"Tapi Kwan masih mau Papa yang masuk duluan, jarak kamar tidak jauh Pa jadi Kwan masih berani ke kamar sendiri." Jungkook menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

"Tidak! Sebagai Papa yang baik harusnya Papa yang memastikan putrinya selamat sampai tujuan." Kwan jadi teringat dengan seorang putri yang dikawal Ayahnya menjadi teringat dan ingin seperti itu.

"Baiklah Kwan duluan." Namun sampai di depan pintu ia teringat dengan perkataannya. "Papa mau membohongi Kwan ya? Papa juga tidak masuk pokoknya dari sini Kwan pengen lihat Papa masuk kamar!" Seketika keringat di dahi Jungkook mulai keluar membuat Kwan memicingkan mata tajam sambil melipat kedua tangan di depan dada.

Sudah 1 menit hal itu belum juga terjadi membuat Kwan geram. "Papa bohong kan!" Kesal Kwan menatap dengan kesal dan Jungkook pun bersimpuh karena menyesal membohongi putrinya.

My Wife Changed (S2-Lizkook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang