╰( ・ ᗜ ・ )➝32MWC//S2

303 36 0
                                    

Dekati jika memang jatuh hati, jika tidak orang lain akan menang lebih dulu.

Jina masih mengobrol dengan Kwan, nampaknya gadis itu sangat menyukainya dilihat betapa dia sangat antusias saat berbicara.

"Kau tau, Samchon sangat payah dalam hal cinta, jika saja Kakak idol mungkin eonni akan mengerti bagaimana cara jatuh cinta pada Idol lain." Ucap Kwan.

"Memang dia bukan seorang Artis?" Tanya Haruto.

"Samchon bodoh, memang sedari tadi kami berbicara Samchon tidak mendengarkan? Nasib punya Samchon payah." Haruto mengepalkan tangan, jika saja bukan keponakannya sudah ia tinju ke laut.

"Ouh astaga Kwan melupakannya, Ah eonni Idol perkenalkan ini adalah Samchon Kwan namanya Han Haruto panggil apapun asal jangan menyinggung perasaannya, bagaimanapun dia tetap Samchon terbaik." Ucap Kwan dengan wajah penuh perasaan senang.

Haruto tiba-tiba mual di tempat.

"Ouh Hai Oppa, panggil aku Jina saja." Haruto berdehem lantas mengangguk, merasa suasana kian menjadi panas, Kwan yang melihat respon itu menyeringai.

"Eonni Jina, bagaimana kita berkeliling biarkan saja Samchon diam disini menunggu." Ucap Kwan.

"Anak menyebalkan, bisa-bisanya kamu mengatakan hal itu, kamu pikir aku supir saja antar jemput, emang semprul! Anak itik." Ucap Haruto dengan kesal.

"Lihatkan eonni, Samchon memang baperan ditinggal sedikit sama Kwan pasti jadi marah Kakak suka tipe seperti dia tidak?" Bisik Kwan malah membuat Jina merona seketika.

Haruto yang tidak mengerti mereka berbisik apa akhirnya berdiri dari duduknya. "Tidak baik berlama-lama disini, jadi apakah kita akan diam saja hmm?" Kwan nampak mengetuk dagunya.

"Kita ke wahana bermain saja boleh ya??"

"Samchon tidak menolak."

Kini Kwan menatap ke arah Jina membuat Gadis itu nampak sedikit berpikir. "Sampai jam 5 oke, sepertinya seseorang sedang menungguku di rumah." Mendengar hal itu Kwan merasa senang.

"Deal!"

Akhirnya mereka pergi ke wahana bermain hanya sekedar untuk bersenang-senang selagi Kwan memiliki mood baik Haruto tidak akan repot membawanya pergi emm mungkin karena ditemani gadis cantik juga kan ya.

Sedangkan Lisa masih merona karena semalam Jungkook rela bergadang untuknya memastikan dia tidak pergi, memang suaminya terkadang berlebihan. "Hoamm...aku mengantuk sekali Wifey." Ucap Jungkook sambil merebahkan tubuhnya di samping sang istri.

"Ini di kantor jika kamu lupa!" Mereka tengah berada di kamar khusus Jungkook melepas penatnya, Lisa yang melihat lingkar hitam di mata suaminya akhirnya mengelus kepala itu dengan lembut membuat Jungkook menjadi lebih mengantuk.

"Tidurlah, ada 1 jam lagi sebelum meeting." Jungkook mengangguk, menarik pinggang sang istri dan tertidur setelahnya, Lisa bersyukur Jungkook sekarang mulai berubah tidak sekejam dulu bahkan sekarang lebih mengerti dirinya walau sifatnya tetap ada yang melekat.

Ia melihat pahatan sempurna itu, bibir tipis hidung mancung mata yang selalu memberi tatapan tajam bak elang, Lisa menyukai semuanya, Lisa sangat senang bisa mengamati wajah ini setiap harinya dan tentu semua itu selalu ada ujiannya.

Orang melihat suaminya adalah sosok sempurna tidak ada kekurangan baginya mereka saling melengkapi, Jungkook memiliki kekurangannya sendiri begitupun dirinya, Lisa bersyukur meneruskan novel ini menjadi tokoh utama di dalamnya, ia tidak tau bagaimana nasib Lisa asli yang tidak di pakai untuk melanjutkan alurnya, apa mungkin karena alurnya akan happy ending dengan tokoh wanita lain sehingga author tidak membuatnya?

My Wife Changed (S2-Lizkook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang