╰( ・ ᗜ ・ )➝25MWC//S2

344 37 1
                                    

Kehadiran seorang penyemangat adalah hal terindah untuk mendapat kesenangan tersendiri

( ꈍᴗꈍ)

Hari ini dimana Lisa telah menjabat jadi CEO di perusahaan Claudy, ia merasa jantungnya berdebar dengan kencang tidak berlangsung lama seorang wanita datang dengan senyum ramahnya.

"Selamat pagi Nyonya Jung, Saya Jihyo sekertaris anda jika ada sesuatu yang ingin anda tanyakan pada saya anda bisa langsung menekan interkom dan saya yang ada di ruang sebelah akan datang sesuai panggilan anda." Lisa mengangguk.

"Baiklah, terimakasih Jihyo kalau begitu bisa membantuku mendapatkan laporan bulan lalu?" Jihyo mengangguk lantas mengambil berkas yang ada di rak ruangan itu.

"Ini laporan bulan lalu, memang banyak kekecewaan yang harus dibenahi jadi sepertinya Nyonya akan sedikit lebih berusaha." Lisa mengangguk paham, lantas ia memberikan Jihyo pergi.

Ia mengamati laporan itu, banyak kejanggalan dari harga dan juga pemilihan bahan yang tidak seharusnya memiliki nilai tinggi, Lisa yakin mereka korupsi dan juga melakukan hal yang merugikan perusahaan lain, contohnya menghancurkan nama baik Claudy.

Lisa menghela nafas, apakah ini yang terjadi pada suaminya setiap saat berjibaku dengan laporan yang sangat banyak, satu saja membuat ia lelah melihat banyak kesalahan apalagi suaminya yang menangani beberapa cabang, memang ia terlalu meremehkan pekerjaan suaminya.

Setelah selesai membaca keseluruhan laporan Lisa segera bersiap untuk meeting kembali.

Tok

Tok

"Nyonya, kami sudah menunggu anda." Lisa mengangguk masuk ke ruangan, disana sudah ada beberapa orang yang bersangkutan dengan busana yang akan mereka luncurkan.

Tak berlangsung lama rapat di mulai, manager produksi segera memberikan persentase mengenai produk terbaru untuk busana mereka, ia memiliki ide yang begitu banyak sehingga Lisa nampak fokus.

"Jadi, saya menyarankan di tahun mendatang busana ini sudah bisa di luncurkan, apalagi orang di zaman sekarang sangat menyukai model seperti ini." Ucapnya dengan sopan.

Lisa mengetuk jarinya, memikirkan hal yang memungkinkan. "Baiklah sepertinya saya akan menambahkan untuk model pakaian dan akan merevisi beberapa, luncurkan gaun pertama itu untuk tahun ini demi menutupi kesalahan bulan lalu, dan akan saya tambahkan beberapa detail dalam busana itu." Manager produksi mengangguk mengerti, ia senang karena idenya dipilih berbeda saat CEO Sin-bi ia selalu merasa tidak berguna.

"Bagaimana dengan manager keuangan, berapa banyak kita masih bisa memproduksi untuk busana tahun ini?"

"50% banyaknya para konsumen yang pergi, pendapatan perusahaan setiap saat berkurang, tapi karena ada suntikan dana dari Tuan Jung maka kita masih memiliki kesempatan 70% dalam peluncurannya." Lisa senang karena ia masih bisa mendirikan sesuatu yang hampir jatuh, suaminya memang sangat baik.

"Baiklah lalu manager pemasaran, apa yang terbaik untuk menaikkan omset dan pendapatan perusahaan di luaran sana, selain mengekspor barang kita?" Tanya Lisa.

"Seperti sejak awal, saya ingin merekomendasikan untuk melakukan iklan dan juga memilih beberapa model untuk mempromosikan di akun mereka tentu kita harus memilih yang terbaik." Lisa mengetuk dagunya merasa saran itu cukup menarik.

"Kenapa kita harus memakai artis, apa alasannya?"

"Tentu saja mereka pasti memiliki kekuatan besar, sebagai penggemar banyak yang sangat mengidolakan mereka dari bersikap dan berpakaian." Seperti yang di dengar Lisa sangat senang. "Siapa menurutmu yang terbaik?"

"Tren sekarang lebih menyukai mereka para artis penyanyi dan penari, sepertinya kita harus menggunakan artis dari entertainment besar dan juga artis yang sudah terkenal di dunia." Lisa mengangguk setuju.

"Lakukan!"

Sore menjelang..

"Apakah kamu lelah Yeobo?" Lisa mengangguk melihat Jungkook yang ingin melakukan video call bersama anak mereka.

"Aku merasa kini kami menunggu seorang Ibu yang sedang mencari nafkah." Goda Jungkook membuat Lisa merasa geli mendengarnya.

"Tentu saja, dan aku melihat seorang Ayah yang menjelma menjadi Ayah rumah tangga." Jungkook lantas tertawa diikuti kedua anaknya yang tidak mengerti apa yang mereka bicarakan kecuali Seol.

"Bagaimana hari kalian?" Tanya Lisa sambil membereskan barangnya.

"Baik Ma, tapi tanpa Mama kami merasa kesepian, biasanya pulang sekolah Mama ada di rumah sekarang tidak ada." Lisa tersenyum mendengar keluhan putri bungsunya.

"Ya, Mama juga merindukan itu sayang ouh ya Seol bagaimana persiapan ujian, kamu tidak membolos kan sayang?" Seol menggelengkan kepala. "Tidak Ma, semua lancar." Lisa menghela nafas senang.

"Apanya yang berjalan lancar, Mama tau Oppa mendapatkan teguran dari kepala sekolah karena berkelahi dengan temanku, Oppa bilang dia jahat pada Kwan padahal dia hanya membantu kok." Ucap Kwan mengadu, sehingga Lisa menatap Seol dengan wajah serius.

"Kenapa tidak cerita hmm?" Seol menatap Kwan dengan tajam.

"Tuh lihat, karena Kwan memberi tahu Mama dia pasti ngamuk nanti." Adu Kwan membuat Jungkook menahan tawa karena senang dengan komunikasi yang dilakukan mereka.

"Mama tau bukan jika Seol tidak mau Mama khawatir?" Lisa tersenyum mendengarnya.

"Justru Mama khawatir kalau kamu gak cerita, bagaimana suatu saat hal besar terjadi tapi Mama tidak tau, lain kali jangan mengulanginya ya deul!" Seol mengangguk.

"Masalah apa sebenarnya sampai kamu berkelahi dengan temannya Kwan, ingat kamu harus baik pada junior kamu di sekolah!" Seol kembali mengangguk.

"Seol ada alasannya kok Ma, kemarin anak lelaki itu mengejek Yul merendahkannya karena pendiam sedangkan Yul sudah tiada, parahnya dia menjelekkan Yul dengan mengatakan mati nya karena dia stres karena keluarga kita, kemarin Seol sendiri melihat anak lelaki itu mendorong Kwan lalu menolongnya, itu sengaja bukan karena tidak sengaja, Mama mengerti kan?" Lisa mengangguk.

"Lain kali jangan dibalas dengan kekerasan laporkan pada pihak sekolah sayang, setelah terjadi siapa yang di rugikan, kamu juga kan? Ingat tugas kamu belajar bukan berkelahi deul!" Seol mengangguk memahaminya.

"Siapa anak itu, Papa akan memberinya pelajaran, sama saja dia sudah menghina Alm putra Papa." Seol setuju ia pun hendak menyebutkan sebelum Lisa menghentikan.

"Kamu jangan sama dengan putramu, berikan anak itu kesempatan mungkin dia belum tau tentang kita, dia masih anak kecil Yeobo, kamu boleh bertindak lebih jika dia melakukannya lagi dengan sengaja Arra!" Jungkook mengangguk pasrah, sebenarnya ia tidak setuju dengan saran istrinya, tapi karena ia berjanji akan berubah maka ia akan mendengar usulan istrinya.

"Baiklah Mama akan kembali bekerja, kalian jangan nakal jangan buat Papa repot Arra!" Seol dan Kwan mengangguk, tak lama layar pun di matikan.

Lisa tidak pernah menyangka bahwa kepergiannya ternyata kurang baik, tapi ia juga harus membantu pekerjaan suaminya siapa yang bisa di percaya kecuali pada orang yang di cinta. Jungkook percaya padanya terlihat dimana perkataannya selalu dihargai ia sangat mencintai suaminya ini, lebih baik dan lebih mengerti pikirannya.

"Aku mencintaimu Yeobo." Gumamnya lantas memejamkan mata, karena merasa sedikit letih.

TBC.

My Wife Changed (S2-Lizkook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang