4. Jangan pernah berubah

617 76 6
                                    

Masih ada perasaan
Yang tak menentu di hati
Bila ingat sorot matamu
Yang kurasa berbeda

Janganlah terjadi
Yang selalu ku takutkan
Beribu cara kan ku tempuh

Naruto pov

Ada perasaan yang tak menentu pada saat malam dimana Hinata mengakhiri hubungan ini secara sepihak. Aku tidak memberikan jawaban atas pernyataannya. Lidahku kelu saat melihat tubuh gadis itu menerjang hujan.

Bukan kah ini lebih baik? Kami bersahabat sejak usia lima tahun. Saling memahami satu sama lain, bahkan persahabatan kami berlanjut hingga jenjang kuliah. Menerima menjadi kekasihnya sejak enam bulan yang lalu karena Sakura. Entah alasan apa, tapi aku menerima saran darinya karena aku menyayanginya. Ya karena gadis itu. Sejak aku mengenalnya pada saat sekolah menengah pertama, dia menyita perhatianku.

Sejak saat itu, Aku, Hinata, Sakura dan Sasuke bersahabat. Tapi seiring berjalannya waktu, diam-diam aku mencintai dia. Meski Sakura sangat mencintai Sasuke. Aku sedikit iri dan cemburu. Jalanku untuk mencurahkan segala isi hati adalah Hinata. Ya gadis itu, hanya dia yang bisa memahami dan mengerti aku. Aku sangat yakin akan hal itu. 

Hingga kami melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Saat itu dia memelukku dan menangis haru. Aku begitu panik melihat Sakura menangis.

"Sakura, ada apa? Kenapa kau menangis?" Dia masih berada dalam pelukanku. Bahkan Hinata, dia juga ikut menenangkan Sakura dengan raut wajah yang cemas.

Gadis itu menarik tubuhnya, menepus air mata dan ia tersenyum riang. Ehh bukankah dia tadi menangis tapi sekarang? Ucapku dalam hati.

"Kau tahu, Naruto? Hinata? Sekarang aku resmi jadi kekasih Sasuke-kun!" Seketika, seperti ada sesuatu yang menghantam hatiku. Rasanya cukup sakit tapi aku berusaha bersikap biasa saja. Dulu aku sering menyatakan cinta pada Sakura tapi seringnya aku di tolak dan kami kembali bersama seperti biasa.

Tapi sekarang, sepertinya sudah tidak ada kesempatan lagi. Sapuan lembut menghangatkan lenganku. Aku melirik pemilik tangan tersebut. Hinata, gadis itu tersenyum tulus mengisyaratkan, semuanya akan baik-baik saja. Akupun mengerti, dan biarkan Sakura bahagia dengan cintanya.

Saat itulah, aku menghabiskan kembali waktuku demgan Hinata. Kami seperti kembali pada persahabatan yang hanya ada aku dan Hinata saja, pada saat usia kami masih kecil. Aku benar-benar terkejut saat Hinata mengetahui segalanya tentangku, dari hal yang terkcil. Makanan kesukaanku, hal yang paling aku tidak suka hingga kebiasaanku.

Hari itu, aku meminta Hinata untuk datang ke rumahku. Seperti biasa, aku selalu ingin makan masakannya. Cita rasa yang dia buat benar-benar cocok di lidahku. Dengan senang hati gadis itu menerima ajakanku.

Di saat yang bersamaan, Sakura datang dan dia menangis. Aku yang sedang berada di ruang keluarga begitu terkejut saat dia menerjang tubuhku dan memelukku erat. Menumpahkan segala tangisnya di dadaku.

"Sakura-chan? Ada apa? Tanyaku panik saat melihat gadis itu masih menangis. Untuk beberapa saat aku membiarkannya dan membalas pelukannya. Saat di rasa tenang, barulah dia mau bercerita.

"Sasuke-kun, dia tega sekali!"

"Tega? Apa dia menyakitimu?"

Gadis itu menggeleng. "Dia sudah tak peduli padaku. Jarang ada waktu untukku. Aku tahu dia tidak pernah bermain wanita di belakang, taoi entah apa yang membuatnya begitu sibuk sehingga dia mengabaikanku, Naruto!" Kembali, air mata Sakura mengalir.

WHEN YOUR GONE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang