16. Akhir dari sebuah petualangan

452 55 3
                                    

Sebelumnya...

Setelah kelimanya berganti pakaian menggunakan adat suku Komagawe, mereka kembali membuat strategi untuk misi penyelamatan. Berharap malam ini mereka bisa menyelamatkan yang lain.  

"Malam nanti akan datangnya bulan purnama. Menurut Pak tua Hiruzen, perayaan bulan purnama adalah melakukan ritual besar-besaran. Apalagi jika benar, yang lain berada dalam tawanannya."

Semua yang mendengar itu begitu merasa ngeri dengan apa yang ucapkan Hermione. Mereka tidak menyangka liburan yang seharusnya menyenangkan malah akan berhadapan dengan taruhan nyawa sebagai gantinya.

Tak ada yang ingin berkomentar tentang hal ini, mereka hanya bisa nenunduk diam.
Hinata yang menatap satu persatu temannya yang menunduk, menandakan mereka hanya pasrah akan hasil dari pencarian ini.

Mendongakkan wajahnya, menyiratkan bahwa ia bertekad akan membawa semua kawan-kawannya tetap selamat. "Aku berjanji, akan menyelamatkan mereka dan juga kita. Berjanjilah kita akan pulang dalam keadaan hidup."

Satu persatu wajah mereka terangkat dengan seruan yang di nyatakan gadis tersebut. Seakan memberi semangat dan harapan baru. Bibir mereka membentuk lengkungan keyakinan dari hati.

"Hinata, kita akan sama-sama menyelesaikan ini dan kembali pulang." Naruto menggenggam tangan mungil sang gadis dan menggenggamnya erat. Ia bertekad jika Hinata saja pantang mundur, maka ia sebagai lelaki tentu harus menjadi terdepan untuk melindungi.

Semua mengangguk setuju. Dan bersiap untuk melakukan perjalanan sekali lagi yang mungkin saja ini adalah hari terakhir mereka hidup.

Misi penyelamatan ini harus tuntas hari ini. Dan menjelang malam adalah satu-satunya mereka untuk melakukan aksi tersebut. Atau jika tidak, mereka yang jadi tawanan sudah menjadi kaku dan beku untuk santapan suku kejam tersebut.
~~~

Setidaknya, kali ini mereka harus bersyukur menemukan aliran mata air yang mereka yakini adalah satu-satunya hal yang normal untuk masuk ke dalam tubuh mereka.

Mereguk tidak sabar air tersebut, setelah apa yang mereka makan seperti sesuatu yang tersendat di tenggorokkan mereka.

Ini adalah zona kematian. Satu suara dari perbincangan mereka, maka anak panah yang tersimpan di punggung mereka di pastikam akan tertancap tepat di jantung. Mereka hanya bisa berbicara lewat bahasa isyarat atau setidaknya dengan isyarat mata.

Meski siang hari, suasana disini tidak panas. Sesuai yang di rencakan, mereka akan membagi ke dalam dua tim dalam pencarian. Meski penduduk suku disini tidak terlalu banyak,tetap saja mereka harus waspada.

Naruto, Hinata dan Harry memisahkan diri dengan Hermione dan Ron. Sekarang target mereka adalah Toneri. Sebelumnya, Naruto telah memberi tahu foto pemandu tersebut. Mungkin bisa saja saat ini dia sedang menyamar sama seperti mereka.

Kedua 'tim' tersebut mengangguk tanda mereka akan berpencar. Hermione dan Ron akan mencari teman-teman Naruto dan Hinata. Sedangkan Naruto, Hinata dan Harry akan mencari Toneri. Jika mereka di temukan, maka keduanya akan memberi sinyal.

Kondisi suku yang berada di dalam hutan, sejujurnya bisa memudahkan mereka untuk mencari keberadaan teman-temannya. Karena mereka yang tinggal disini memang tidak banyak dan cenderung hidup berkelompok. Hanya saja, di setiap langkah mereka tentu perlu kewaspadaan.

Naruto, Harry dan Hinata berjalan mencari target dengan langkah sesantai mungkin. Agar tak membuat curiga. Beruntunglah, sebagian orang-orang sedang berkumpul di tempat ritual yang letaknya tak jauh dari rumah mereka. Sedang menyantap santapan seorang kakek yang baru saja meninggal.

WHEN YOUR GONE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang