Warning!!!
Part akhir ini mengandung sedikit M-rate saja 🤭
Dua bulan kemudian, Hinata menjalankan statusnya sebagai seorang istri. Ia bahkan tak melupakan janjinya pada Naruto untuk kembali ke rumah sebelum dirinya pulang bekerja. Sedangkan untuk hari libur, tentu saja ia habiskan waktu berdua hanya dengan suaminya. Mereka layaknya sepasang kekasih yang sedang berkencan.
Dan akhir pekan kali ini, gadis itu rupanya sudah mempersiapkan sesuatu sejak satu minggu yang lalu. Malam ini ia berencana mengutarakannya pada Naruto. Meski terkesan mendadak, tapi harus ia coba.Siang ini, ia berencana untuk pergi berbelanja. Masih di yayasan, menunggu kedatangan Ayame.
Ruangan berukuran luas dan bernuansa khas anak-anak tampak mendominasi. Suara riuh canda tawa balita selalu menghangatkan gadis itu.
Hinata memangku salah satu balita yang rewel karena mungkin haus. Ruangan ini salah satu ruangan khusus balita. Mereka yang ada disini adalah para balita yang kurang beruntung. Tak di inginkan orang tuanya, dan bahkan ada saja seseorang dengan sukarela memberikannya.
Memilih tempat berada di sudut ruangan. Setelah ia membuatkan botol susu dan memberikannya pada balita gembul tersebut. Mengusap dengan sayang pipi yang merah dan menggemaskan.
Ametisnya mengedarkan keluar jendela lantai 2 ini. Ia teringat akan perkataan Hermione satu bulan yang lalu melalui sambungan video call.
***
"Putrimu cantik sekali Hermione. Maaf sebelumnya aku benar-benar tak mengenalmu."
"Jangan fikirkan itu Hinata, meski kau tak ingat aku, tapi aku, Harry dan Ron akan selalu mengenang pertemanan kita. Aku sudah menyimpan beberapa foto dan memberikannya pada Naruto. Kau sudah lihat?"
Gadis itu mengangguk, ia tersenyum."Tentu saja, aku hanya samar mengingat kalian."
Wanita yang baru saja menyandang sebagai ibu itu tampak tersenyum bahagia melihat putrinya yang sudah tidur lelap. Matanya kembali beralih pada layar ponsel. "Hinata, bagaimana denganmu? Apa kau berencana untuk memiliki anak?"
"Eh itu.. tentu saja jika Tuhan mengizinkan, aku sangat menginginkannya, hanya saja untuk sekarang aku belum__"
"Belum?" Hermione tampak terkejut dengan pernyataan Hinata yang mudah di tebak.
"Jangan bilang kau belum melakukannya?"
"Shhuu pelankan suaramu. Putrimu akan terbangun."
"Apa benar pertanyaanku?"
Hinata hanya mengangguk perlahan.
"Oh ya ampun, maaf bukan aku mencampuri urusanmu tapi kenapa? Kau masih ragu pada suamimu?"
Gadis itu menggeleng kuat."Aku hanya sedang membisakan diri dengan perasaanku yang sekarang. Untuk memastikannya lagi. Bahwa aku jatuh cinta lagi pada Naruto-kun."
"Kau tidak permah berubah Hinata. Meski kau hilang ingatan, tentu saja perasaan itu semakin tumbuh dan kuat. Asal kau tahu, Naruto juga mencintaimu. Percayalah."
"Aku percaya hal itu." Ada keraguan dalam nada bicaranya. Tentu saja itu disadari oleh Hermione
"Apa yang membuatmu ragu? Apa dia tak pernah mengatakan bahwa dia mencintaimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN YOUR GONE {✓}
Storie d'amoreIni hanya kisah cinta klasik. Semua orang mungkin mengalami hal serupa. Bagaimana jika, kamu mencintai tapi tak di cintai. Dan dia mengagumi tanpa di cintai. Lantas, jalan apa yang harus di pilih? Disclaimer : Karakter Naruto dkk milik Masashi Kishi...