Chapter 18

385 36 2
                                    

pagi yang tak seindah biasa nya bagi gulf, pagi ini gulf dibangunkan oleh batuk yang tak kunjung henti, seolah ada dahak yang menahan tenggorokan nya, ia bergegas lari dari tempat tidur menuju kamar mandi serasa ingin mengeluarkan dahak tersebut, namun betapa terkejutnya gulf yang ia dapati adalah darah yang bergumpal keluar dari mulutnya 

panik, tak bisa berkata -kata air matanya mengalir sangat deras, dia bertanya dalam hati, apa yang salah dengan tubuhnya, kenapa tubuhnya memberikan respon yang buruk, rasa sakit dikepalanya sudah tidak bisa ditahan oleh nya, gulf membersihkan mulutnya lalu mencari keberadaan ponselnya

batuk itu semakin menjadi dan membuat gulf sesak, dia langsung menelphone mild

" aku sesak tolong aku " hanya kalimat itu yang dapat ia ucapkan 

tangannya sudah tidak kuat menggenggam ponsel genggam milik nya, kepala nya terasa sangat sakit, tubuhnya sudah mulai melemah hingga mengakibatnya terkulai lemah tak berdaya di lantai 

*******************************************************

panggilan telepon yang di lakukan oleh gulf membuat mild menghentikan sarapan pagi nya, ia berlari menuju kamar gulf dengan ponsel masih tergenggam di tangan nya, mild sangat khawatir apa yang terjadi dengan gulf, suasana apartement dipagi hari lumayan sangat ramai, sebagaian dari penghuni sudah memulai aktifitasnya. 

mild berlari begitu kencang sehingga dia tak menyadari bahwa dirinya sudah tidak mengenakan alas kaki, sesampainya di depan apartement milik gulf, mild berusaha membuka pintu yang terkunci tersebut, mild berusaha mengingat kode sandi pintu kamar gulf, hingga akhirnya pintu tersebut terbuka.

mild mencari keberadaan gulf, hingga dia menemukan tubuh gulf terbaring lemah tak berdaya, mild mencoba menyadarkan gulf dengan memanggil nama nya 

" gullfffff...  ggguuulllffff"

tak ingin gulf larut dalam bahaya dia bergegas menelphone pusat layanan kesehatan.

" hallo pusat layanan kesehatan," 

" iya, benar ada yang bisa kami bantu " ucap karyawan 

" tolong teman saya, dia pingsan" jelas mild

setelah mild selesai memberikan alamat tempat tinggal gulf, ia mematikan panggilan tersebut.air mata mild bercucuran, dia tak tahu apa yang terjadi, dia sangat khawatir dengan keadaan sahabat nya ini, ia masih berusaha memanggil gulf, berharap gulf mendengar panggilan nya ponsel gulf berbunyi, mild melihat nama yang tertulis di ponsel tersebut " my beloved mommy "tak menunggu waktu lama, mild bergegas mengangkat panggilan milik ibu gulf 

" hallo " sapa mild 

" mild, ini kamu ?" ibu gulf mencoba menebak 

" tante gulf pingsan, aku ingin membawa nya kerumah sakit, aku sedang menunggu orang dari layanan kesehatan"

suara terkejut terdengar sangat jelas di telinga mild 

" hahhh, ada apa mild? gulf kenapa?" 

"aku tidak tahu, sebentar tante nanti aku tlp lagi mereka sudah datang" 

dari depan pintu terlihat petugas dari layanan kesehatan sudah datang, tak memunggu waktu lama mereka memberikan penolongan pertama pada gulf, mild melangkah mundur, seolah mempersilahkan petugas bekerja dangan tenang 

mata mild tak henti menangis, airmatanya jatuh secara perlahan, dia berusaha menguatkan dirinya, tepat didepan matanya tubuh sahabatnya di tusuk dengan berbagai jarum,hingga akhirnya terdengar suara batuk keluar dari mulut gulf, dari kejauhan mild memanggil nama sahabat nya 

" gullffffffff  gulffff"

perlahan gulf membuka matanya seolah memberi isyarat bahwa ia mendengar mild, melihat kondisi gulf mulai stabil petugas kesehatan meminta izin agar gulf di bawa ke rumah sakit untuk melewati berbagai pengecekan kesehatan.

unreachableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang