Chapter 22

387 33 5
                                    

setibanya di lantai 5, mew melihat banyak ruangan, ia pun berjalan di mulai dari kamar yang bertuliskan 501 di depan pintu kamar nya, hingga akhirnya ia menemukan kamar bertuliskan 512, bertapa perkejutnya dia mendapatkan orang yang ia cintai berbaring lemas dengan bantuan infus dan oksigen, air matanya mengalir deras, pandangan nya belum hilang dari gulf kaca pada pintu sangat membantu nya untuk melihat kondisi gulf, namun tak ingin membuat gulf bersedih ia menyapu kedua air matanya dengan tangan nya sebelum memasuki ruang gulf

" selamat pagi " sapa mew

terlihat sepasang suami istri sedang terduduk dengan banyak hasil laboratorium di depan nya, sang istri mencoba menyapa

" iya maaf siapa?" tanya ibu

" saya mew tante, om " ucap mew memperkenalkan diri

"teman nya gulf?" Tanya ibu penasaran

" iya tante" jawab mew singkat

" boleh saya lihat gulf tante " pinta mew

" iya silahkan " jawab ibunda gulf singkat

mew mendekati gulf, di perhatikan wajah orang yang sangat ia cintai, muka nya terlihat pucat, tak berbeda dengan bibir nya, air mata nya menetes dari ujung matanya, hatinya hancur, sedih hingga tak mapu berkata kata, ia tak membangunkan gulf yang sedang tertidur akibat obat yang ia konsumsi, air mata mew kembali menetes sangat deras, tanpa ia sadari nafasnya terasa sesak, dengan nada lirih dia berkata

" maaf kan aku gulf"

mew sangat larut dalam emosi yang ia rasakan, ada apa ini? sakit apa dia? kenapa banyak alat bantu nafas disini? pertanyaan itu seolah menari nari di atas kepala nya hingga mew merasakan tangan nya di sentuh oleh tangan yang terasa sangat dingin

Gulf yang menyadari akan kedatangan mew menyentuh tangan mew seolah memberi isyarat bahwa dia baik baik saja, mew berusaha untuk tersenyum walaupun air matanya tak kunjung henti, sementara ayah dan ibu gulf yang melihat itu akhirnya menyadari bahwa gulf adalah orang yang penting untuk mew .

" aku boleh meluk kamu ?" pinta mew

gulf hanya dapat menganggukkan kepala nya seolah menyetujui apa yang diinginkan oleh mew, mew sudah tidak mempedulikan keberadaan orang tua gulf, mew berusaha memeluk kekasih nya dengan air mata yang terus mengalir, sayup sayup mew mendengar gulf berkata

" jangan nangis, aku ga apa apa "

berusaha tegar mew kembali menyapu air mata nya dengan tangan nya, hingga ibunda gulf datang dan memberikan mew tisu

" pakai ini nak " ucap ibu dengan beberapa tisu di tangan nya

" terimakasih tante"

mencoba ingin mencairkan suasana ibunda gulf berusaha menghibur mew dan gulf, beliau berkata dengan sedikit tertawa walau beliau baru saja menyapu air mata yang ia punya

" jadi anak mommy udah punya pacar ya?"

gulf hanya memberikan senyum manisnya sedangkan mew tak ingin mengelak dari tuduhan yang diberikan oleh ibunda gulf dengan berani dia berkata

" iya tante saya pacarnya " ucap mew lantang

ayah gulf yang duduk di atas sofa memanggil mew

" nak sini, siapa tadi namamu ?"

" mew om, nama saya mew suppasit "

" iya kamu mew, coba kesini !" pinta ayah gulf

mew berjalan mendekati ayah gulf, pria tua ini memberikan isyarat agar mew dapat duduk di sampingnya, dengan menepuk ke arah kursi, mew pun mengabulkan isyarat yang diberikan oleh ayah gulf

unreachableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang