🌷02: Dijodohkan

21.8K 1.9K 8
                                    

Typo tandai, ya! Happy reading!

🌷🌷🌷

“Ini rumahmu?”

Aluna yang tengah melamun langsung sadar begitu mendengar suara lembut menyapu indra pendengarnya. Buru-buru gadis itu menormalkan ekspresinya lalu bertanya, “Apa?”

Pria tersebut menghela napas. “Apa benar ini rumahmu?” ulang pria itu.

Aluna mengalihkan pandangannya pada sebuah rumah bertingkat dua di tepi jalan. Dia mengangguk lalu menatap pria itu yang lagi-lagi hanya menunduk. “Makasih udah nganterin gue. Maaf, ya, kalau gue bikin repot,” ujar Aluna sembari meringis pelan.

“Tidak apa-apa, harusnya saya yang meminta maaf sudah membuatmu terluka.”

“Ah, it's okay. Kalau gitu, sampai jumpa!”

Pria itu mengangguk lalu setelahnya Aluna keluar dari mobil. Namun, dia tersentak kaget begitu ada yang mengetuk jendela mobilnya. Rupa-rupanya itu Aluna. “Apa ada yang ketinggalan?” tanyanya.

Aluna menggeleng. ”Mau mampir nggak?”

“Sebelumnya maaf, tapi saya tidak bisa. Masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan.” Pria itu menolak dengan halus, membuat Aluna lagi-lagi kagum.

“Oh, gitu, ya? Ya udah deh, kapan-kapan jangan lupa mampir!”

Althair mengangguk. “Sekali lagi maaf, dan ya, saya pamit dulu. Assalamualaikum.”

“Wa'alaikumussalam.”

Setelah mobil pria itu melesat pergi, Aluna memegangi dadanya yang berdegup kencang. Dia tersenyum tidak jelas seraya menggelengkan kepala. “Gila, masa iya gue suka sama tuh cowok? Ah, enggak mungkin. Hati gue cuma buat dia seorang.”

“Oh ya, kenapa gue enggak nanya nama tuh cowok! Aelah bodoh banget gue!” Aluna memaki kebodohannya sendiri yang lupa menanyai nama pria itu seraya memasuki rumahnya.

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di dalam mobil. Seorang pria bernama lengkap Safaraz Althair Biantara tengah tersenyum tipis. Ingatannya berputar pada seorang gadis yang baru saja dia antarkan ke rumah. Memikirkan itu membuat dia menggelengkan kepala seraya berucap, “Astaghfirullah hal'adzim.”

“Anda tidak apa-apa, Tuan?”

Pria yang biasa dipanggil Althair itu menoleh pada Alex seraya menggeleng. “Tidak apa-apa,” jawabnya.

“Oh ya, Tuan. Apakah Anda mengenal gadis itu?”

“Tidak.”

“Sungguh?” Alex bertanya dengan tatapan tidak percaya membuat Althair memandangnya bingung.

“Ya, memangnya kamu kenal?”

Alex tertawa kecil membuat Althair lagi-lagi dibuat heran oleh tingkah asisten pribadinya itu. “Apa yang membuatmu tertawa?”

Alex hanya menggeleng lalu berkata, “Tidak Tuan. Hanya saja, apa Anda sungguh-sungguh tidak mengenalnya?”

Althair berdecak. “To the point Alex, saya tidak suka berbasa-basi.”

Alex menormalkan raut wajahnya menjadi serius. “Gadis yang baru saja kita antar ke rumahnya, dia adalah putri bungsu keluarga Sanjaya,” ujar Alex membuat tubuh Althair menegang. Jadi, apa yang dia pikirkan tidak salah?

“Dari mana kamu tahu?”

“Saya pernah melihatnya bersama Tuan Sanjaya di mal. Dan saya mendengar orang-orang menyebut bahwa gadis itu adalah anak perempuan Tuan Sanjaya. Dari situlah saya tahu.”

ALTHALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang