ᴛᴇɴ

65 28 0
                                    

Keesokan harinya, Rea memilih untuk berangkat lebih pagi. Tentunya ia akan mencoba untuk menghindar dari El.

Rea di antar oleh Mamanya hari ini. Bahkan Mamanya bingung mengapa tiba-tiba putrinya itu tidak berangkat sendiri seperti biasanya.

Setelah sampai di sekolah Rea langsung menuju ke kelasnya dan ia berhenti di pintu kelas.

Rea melihat Dara yang sudah duduk di bangkunya. Sepertinya Dara sedang menunggu kehadiran Rea di sana.

Setelah melihat Rea, Dara langsung berlari ke arah Rea.

"Maaf ya, Re. Gue minta maaf banget lo jadi bahan gosip dan gue bisa jelas-" Ucapan Dara terpotong oleh Rea.

"Gue paham kok. Udah santai aja." Rea tersenyum kecil.

Harusnya Dara merasa lebih tenang karena itu. Tetapi ekspresi Rea membuat Dara semakin merasa bersalah.

¸,ø¤º°'°º¤ø,¸

Saat kelas berlangsung, Dara meminta Lingga untuk bertukar tempat duduk. Dara ingin memastikan bahwa Rea marah atau tidak kepadanya.

Rea tampak tidak terganggu dengan kehadiran Dara. Dara menunggu saat yang tepat sebelum akhirnya mulai berbicara.

"Rea."

Rea menoleh ke arah Dara dan tersenyum. "Kenapa, Ra?" ucap Rea.

"Eh.... Lo masih marah sama gue?" Dara bertanya dengan hati-hati. Rea hanya menggeleng.

"Oh, oke." Dara tersenyum lalu menatap ke arah guru yang tengah menjelaskan.

¸,ø¤º°'°º¤ø,¸

Flashback on

El berlari menuju mading kelas setelah Rangga memberitahu rumor tentang dirinya dengan Dara.

Ia menjadi panik setelah melihat fotonya dengan Dara terpampang di sana.

Ia ingin menemui Rea di kelasnya tetapi bel masuk telah berbunyi. Jam istirahat pertama telah berakhir.

El memutuskan untuk menemui Rea saat istirahat kedua.

Di jam istirahat kedua. El memasuki kelas Rea dan tak menemukan keberadaan pacarnya di sana. Ia malah melakukan kontak mata dengan Dara.

Ia mengalihkan pandangannya dan bertemu dengan Lingga.

"Dimana?" ucap El to the point.

"Mau ngapain dulu nih, Kak? Soalnya orangnya nggak mau diganggu," ucap Lingga.

El menghela napas lalu menatap Lingga. "Gue mau tau keadaannya doang. Dimana dia?"

"Taman belakang."

El langsung berlari menuju taman belakang. Ia menghentikan langkahnya ketika melihat sosok Rea yang berpelukan dengan sahabatnya.

"Nggak mau diganggu?" El mengejek.

El menuju ke kantin untuk membelikan Rea minuman. Ia memilih untuk membeli susu cokelat untuk gadis itu.

"Ngapain gue yang cemburu coba? Gue harus perbaikin semuanya," pikir El.

Setelah membayar ia langsung kembali berlari menuju taman belakang.

Terlihat Rea yang tertawa karena lelucon yang dilontarkan oleh Rian. El berhenti sejenak untuk melihat apa yang akan Rian lakukan.

Rian terlihat meraih pipi Rea untuk menghapus sisa air mata di pipi Rea.

QuerenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang