ɴɪɴᴇ

64 27 0
                                    

El tengah bersiap untuk menjemput Rea pagi ini. El terlihat sangat bahagia hari ini. Bagaimana tidak? Gadis di dalam mimpinya itu menjadi sering datang ke dalam mimpinya.

El sadar bahwa gadis di dalam mimpinya itu selalu membuatnya tenang dan bahagia, walau hanya lewat sebuah mimpi.

El selalu mendapatkan hari yang berat setiap harinya. Dan tidak lupa masalah orang tuanya yang telah memutuskan untuk bercerai membuat El semakin lelah.

Gadis di dalam mimpinya itu adalah tempat ternyaman bagi El. El bahkan sering lupa untuk mematikan lampu kamarnya, karena El sangat bersemangat untuk tidur dan bertemu dengan gadis itu.

¸,ø¤º°'°º¤ø,¸

Setelah tiba di sekolah, El dan Rea langsung dihadang oleh Ketua OSIS di ruang piket.

"Kalian berdua. Gue butuh kalian buat bantu kami." Rangga menunjuk ke arah dua sejoli tersebut.

Rea dan El memandang bingung satu sama lain.

"Kita?" tanya El, memastikan.

Rangga hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah diberitahu, ternyata Rea dan El diminta untuk menjadi model foto seragam sekolah. Untuk keperluan buku tata tertib terbaru.

"Boleh aja. Tapi kita nggak bawa seragam lain," ucap Rea.

"Gampang. Karena kita yang butuh, kita udah nyediain di ruang OSIS." Rangga menjelaskan.

Untungnya pemotretan dilakukan di jam pelajaran ke empat. Dan lebih beruntung lagi karena di jam pelajaran tersebut ada jamkos hingga istirahat kedua.

Setelah berganti seragam, akhirnya mereka melakukan pemotretan di depan taman sekolah.

Rea dan El telah mengganti seragam di ruang ganti. Tersisa satu seragam lagi yaitu seragam di hari senin.

Rea keluar dari ruang ganti. Gadis itu telah berseragam lengkap termasuk menggunakan dasi.

Rea melihat El yang terlihat kesusahan ketika memasang dasi. Ia pun mendekati pacarnya itu dan berniat untuk membantunya.

El menyadari kehadiran Rea dan menoleh ke arah gadis itu. Rea mengambil alih dasi El.

Rea telah mengikat dasi El dengan rapi dan merapikan kerah seragam El. El menatap pacarnya dan memperbaiki rambut Rea yang tertiup angin.

Rea berhenti sejenak dan menatap El yang juga menatap ke arahnya. Mata mereka bertemu. Rea merasakan jantungnya berdegup kencang tetapi wajahnya hanya datar.

"Oke, kalian udah siap?" Rangga tiba-tiba muncul dan membuat dua sejoli itu saling menjauhkan diri.

¸,ø¤º°'°º¤ø,¸

Di jam pelajaran terakhir, El tak berhenti memikirkan sikap Rea yang sedikit aneh.

Biasanya Rea akan tersipu dan tertawa canggung bila El menatapnya. Tetapi kali ini wajahnya hanya datar.

"Mungkin pms," pikir El.

El kembali fokus menulis beberapa tugas yang diberikan oleh guru.

Lalu tak lama kemudian, ia mengingat kejadian saat dirinya dan Rea tak sengaja bertemu di acara peresmian toko bunga.

Wajah Rea yang waktu itu terlihat biasa saja dan tidak excited saat melihatnya, membuat El semakin bingung.

Rian memasuki kelas setelah sebelumnya izin untuk pergi ke toilet. Anak lelaki itu menatap El sejenak sebelum duduk di bangkunya.

QuerenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang