ᴇɪɢʜᴛᴇᴇɴ

62 28 0
                                    

Masih tersisa lima hari, sebelum acara ulang tahun sekolah akan diselenggarakan. Tetapi para anggota OSIS beserta dengan MPK sudah sibuk menata hal-hal yang akan dibutuhkan selama acara. Termasuk juga pembuatan panggung yang sedang di lakukan saat ini.

Rangga sebagai mantan ketua OSIS juga tetap aktif dalam persiapan acara. Bahkan, Rea dan Dara yang bukan bagian dari OSIS pun ikut membantu.

"Thanks ya, kawan-kawan gue yang cakepnya mengalahkan bidadari. Because udah bantuin Ratu Lingga di sini." Lingga tersenyum manis.

"Sami-sami," balas Dara.

"Iya, Linggaku." Rea memutar matanya main-main.

Lingga terkekeh karena reaksi sahabatnya itu. Lingga kemudian lanjut membereskan kertas-kertas yang berhamburan.

Di sisi kiri panggung, terlihat Rian dan El sedang mengecek speaker yang akan digunakan saat acara nanti.

Acara ulang tahun sekolah akan dilaksanakan secara outdoor. Karena aula utama sekolah tidak akan cukup untuk menampung tiga angkatan sekaligus.

Tak terasa waktu telah berlalu. Saat ini langit sudah berwarna orange karena matahari sedang terbenam.

Rea dan teman-temannya sedang menyaksikan sunset sambil duduk di tengah lapangan.

"Bagus nih buat story ig gue," ucap Lingga.

"Bener banget. Lo yang foto, entar mention gue di story lo," balas Rea.

Lingga mendengus tetapi tetap menuruti perkataan Rea. Gadis itu mengabadikan momen sunset tersebut lalu mempostingnya di instastory.

"Jago juga lo, Ling," puji Dara setelah melihat instastory milik Lingga.

"Iya dong. Siapa dulu? Lingga." Lingga mengibaskan rambutnya dan tersenyum bangga.

Rea geleng-geleng melihat tingkah sahabatnya itu. Gadis itu kemudian melihat jam di ponselnya.

"Eh, kita sampai malem nggak sih ini?" tanya Rea.

"Kayaknya iya deh. Biasanya juga gitu," jawab Lingga.

"Emang terakhir kali ada acara, sampai jam berapa lo di sekolah?" tanya Dara penasaran.

Lingga mencoba mengingat kapan terakhir kali acara seperti ini ada di sekolah. "Waktu itu sampai jam sebelas malem sih."

Rea dan Dara mengangguk paham. Kemudian Rian dan El muncul dengan membawa beberapa minuman di atas nampan.

"Helo trio LDR. Mau minum?" Rian menawarkan.

"Mau lah!" ucap Trio LDR kompak.

Rian memberi mereka satu persatu minuman tersebut. El kemudian duduk di antara Rea dan Dara.

"Lo ngapain di sini?" El bertanya.

Rea menghela napas sebelum akan menjawab pertanyaan El. "Bantuin Lingga," ucap Dara. Rea mengatupkan bibirnya. Ia mengira El tengah bertanya kepadanya.

"Rian," panggil Rea. Rian yang sedang bermain game di ponselnya pun berdeham.

"Ada kerjaan lagi nggak?" tanya Rea.

Rian berpikir sejenak sebelum mengangguk. "Ada. Nanti jam delapan bantuin gue dekor di aula utama, ya."

Rea mengangguk kemudian pindah ke sebelah Rian. Ia kesal karena El tak mengajaknya berbicara.

Rea meletakkan kepalanya di bahu Rian dan menatap ponselnya.

Di jam delapan malam. Rea membantu Rian mengeluarkan beberapa barang untuk dekorasi, Lingga bersama Rangga sedang menata kursi penonton, dan El bersama Dara membersihkan kipas angin besar yang sudah berdebu karena lama tak digunakan.

QuerenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang