Pembukaan

27.7K 1.7K 162
                                    


Aturannya masih sama, vote komen follow.

📌Dilarang komen diluar konteks cerita
📌Dilarang protes sama karakter buatan author
📌Dilarang nebak alur atau ngatur alur "mending gini, mending gitu, tolong dong buat ini jadi gini biar gini.." dan sejenisnya. Lo pembaca yaudah tinggal baca biar gue yang mikir alurnya👍
📌Spam komen

🍌🍌🍌🍌

BRAK!!

Jevin menggebrak meja tak terima begitu mendengar ucapan ayahnya barusan. Kabar tentang perjodohan yang begitu mendadak membuat Jevin marah karena perjodohan dilakukan tanpa persetujuan Jevin sendiri.

"Jevin gak mau di jodohin!" Seru Jevin menolak dengan tegas. Apa-apaan, memangnya ini jaman perjodohan? Jevin tidak terima.

Danu menatap putranya yang terlihat kesal itu. "Papa gak mau tau."

"Ya Papa gak bisa seenaknya jodohin Jevin sama orang yang bahkan Jevin gak kenal. Harusnya Papa bicarakan dulu sama Jevin dong. " protes Jevin tak terima.

"Apa Papa harus butuh persetujuan mu dulu? Bertanya ataupun nggak, Papa tetep akan jodohin kamu." Balas Danu santai.

Jevin semakin tak habis pikir. "Tapi Jevin masih kuliah, Pa. Papa sendiri yang nyuruh Jevin selesain kuliah supaya bisa nerusin perusahaan papa. Tapi apa sekarang, Papa malah jodohin Jevin. Terus gimana sama kuliah Jevin?"

"Denger, Jevin. Ini perjodohan untuk nyelamatin perusahaan Papa dari masalah yang hampir bikin bangkrut. Cuma ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan perusahaan Papa. Kamu gak mau kita bangkrut dan jadi miskin kan, jadi ikuti saja perintah Papa, jangan membantah." terang Danu panjang lebar tanpa rasa bersalah sedikitpun mengatakan perjodohan demi menyelamatkan perusahaan, itu artinya Jevin sengaja di korbankan untuk menyelamatkan perusahaan ayahnya. Gila.

"Tapi Jevin udah punya pacar, Pa."

"Tinggalkan."

"Hah?!"

"Lagipula kamu masih bisa kuliah. Kamu cuma perlu nikah sama dia tanpa akan mengganggu kuliah kamu. Bahkan kamu gak perlu jadi penerus perusahaan Papa, kamu malah akan dapat perusahaan dari dia kelak sebagai istrinya. Sudahlah, turuti aja apa kata Papa." Tutur Danu memaksa anak satu-satunya itu setuju. Sejujurnya ia pun tidak tega tapi ia tidak ada pilihan lain.

"Papa bener-bener.." Jevin menggelengkan kepalanya tak percaya sambil mengepalkan tangannya dengan marah.

"Nanti malem calon kamu akan datang makan malam dirumah kita sekalian menemui kamu." Putus Danu akhirnya.

Setelah memutuskan sepihak, Danu berlalu ke ruang kerjanya sambil memijit pelipisnya frutasi. Jevin sendiri tidak bisa menolak karena keputusan ayahnya selalu mutlak tanpa mau di ganggu gugat.

****

Kavin memandang pemuda calon istri baru ayahnya itu dengan tatapan intens. Perasaannya menggodok kesal karena pernikahan yang akan dilakukan ayahnya seminggu ke depan. Bukan masalah Kavin tidak setuju ayahnya menikah lagi, Kavin bahkan tidak peduli ayahnya mau menikah lagi atau tidak, karena bagi Kavin ia tidak butuh sosok ibu dalam rumahnya lagi sebab ia sendiri sudah dewasa dan mampu mengurus dirinya sendiri.

Tapi demi apapun, setelah melihat calon istri ayahnya itu ternyata adalah kekasihnya yang sehari lalu barus aja memutuskan hubungan dengan sepihak, Kavin rasanya ingin murka saat ini juga begitu tahu alasannya. Namun karen Kavin masih memikirkan harga dirinya agar tidak dilihat memalukan, jadi, ia tahan sebentar gejolak amarahnya untuk saat ini.

Mommy Boy (markno) [SEGERA TERBIT] READY STOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang