BAGIAN (33)

4.6K 496 156
                                    

"Saya dengar anak kamu masuk rumah sakit. Apa sudah sembuh?" Tanya Danu, ayah Jevin yang tak lain adalah mertua Jeremy sekaligus rekan kerja perusahaan nya.

Omong omong Danu datang ke perusahaan Jeremy untuk melangsungkan rapat meeting tentang pembahasan kerjasama perusahaan Danu dan Jeremy yang terbaru.

Danu sengaja datang lebih awal karena memang ingin mengobrol lebih akrab dengan menantunya. Mereka kemudian mengobrol sejenak layaknya menantu dan mertua tanpa mencampurkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi sebelum rapat di mulai.

"Iya, Pa, tapi sudah membaik. Kavin sempat koma, tapi sekarang sudah sadar dan semakin membaik," jawab Jeremy menjelaskan.

Danu mengangguk angguk. "Syukurlah. Oiya, bagaimana kabar Jevin dan calon cucu saya?" Tanya Danu lagi karena ia sudah mengetahui tentang kehamilan Jevin.

"Jevin baik, Pa, jangan khawatir, cucu papa juga baik baik aja di dalam kandungannya. " balas Jeremy.

"Ah, baguslah. Sebenarnya Mama nya Jevin ingin sekali ke rumah mu jenguk Jevin, tapi saya pikir Jevin butuh istirahat dan nggak bisa diganggu," kata Danu mengungkapkan

"Datanglah, Jevin pasti seneng di jenguk orangtuanya. Lagipula kondisinya sudah normal, tidak lemah lagi seperti sebelumnya," balas Jeremy mempersilahkan orangtua Jevin datang. Omong-omong pihak keluarga Jevin memang belum pernah datang ke rumah Jeremy semenjak Jevin menikah dengan Jeremy, selalu Jevin yang pulang ke rumah orangtuanya saat Jevin merindukan orang tuanya.

"Oh baiklah, nanti saya sampaikan ke mama Jevin."

Obrolan berlangsung hingga waktu rapat tiba.

***

Jevin terduduk diam di kamarnya sembari terdiam merenung. Sudah beberapa hari ini Jevin terus memikirkan Kavin, entah khawatir, rindu atau apa, Jevin terus saja kepikiran Kavin seperti dihantui rasa bersalah pada Kavin.

Padahal seharusnya semuanya sudah jelas dan Jevin tenang dengan hidupnya bersama Jeremy. Tapi kenapa saat semuanya jelas, Jevin justru dilanda rasa bimbang lagi, seperti ia mengambil keputusan yang salah. Jevin tidak ingin mempermainkan pernikahan nya lagi dengan berhubungan dibelakang Jeremy, lagipula anak yang dikandungnya pun telah terbukti anak Jeremy. Lalu sebenarnya perasaan apa, kejanggalan apa yang membuat hati Jevin kembali gundah seolah tidak yakin ingin meninggalkan Kavin.

"Sebenernya kenapa sama perasaan gue, kenapa lo gak bisa tegas Jevin, " geram Jevin pada dirinya sendiri. Jujur ia pun lelah menghadapi sifatnya sendiri yang tidak bisa tegas. Jevin merasa tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan Jevin benci itu.

Jevin mengelus perutnya begitu teringat ia tengah mengandung sekarang. Jevin ingat bahwa ia tidak boleh stress dan banyak pikiran karena itu bisa memengaruhi janinnya.

"Maafin mommy. Mommy bener bener stress.." Ungkap Jevin pada perutnya, mengakui kondisi pikirannya sekarang.

"Mommy juga gak tau kenapa,"

Jevin mengusap wajahnya lelah. Kemudian melihat jam yang masih menunjukkan pukul dua siang. Jevin tiba-tiba ingin menjenguk Kavin dan mengetahui perkembangan kondisi Kavin sekarang, sebab memang beberapa hari ini Jevin tidak diizinkan pergi ke rumah sakit lantaran di rumah sakit sudah ada pelayan di rumah yang bertugas menjaga Kavin disana. Jevin yang tidak berani membantah hanya menuruti larangan Jeremy. Namun hari ini, rasanya Jevin ingin sekali bertemu Kavin.

Dengan nekat Jevin pun bergegas ke rumah sakit tanpa sepengetahuan Jeremy. Kebetulan Jeremy juga masih lama pulangnya, jadi ia bisa ke rumah sakit sebentar dan akan pulang sebelum Jeremy.

Mantap dengan keputusannya Jevin pun bersiap siap pergi.

..

"Tuan Jevin mau kemana?" Tegur salah satu pelayan yang melihat Jevin berpenampilan rapi. Sebab Jeremy sudah berpesan kepada mereka agar mengawasi dan menjaga Jevin dirumah, maka kemanapun Jevin pergi mereka harus tau.

Mommy Boy (markno) [SEGERA TERBIT] READY STOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang