Beberapa hari ini Jevin terus berpikir keras bagaimana caranya lepas dari kedua pria yang seperti memenjara dirinya. Entah Kavin maupun Jeremy, keduanya sama-sama membuat Jevin tertekan, terlebih mereka tinggal satu atap, Jevin dibuat tak berkutik berada diantara mereka sehingga Jevin hanya bisa terus berlindung dengan kebohongan kebohongan dirinya setiap ditanya untuk menutupi semuanya.
Sejak kejadian dimana Jevin dan Kavin hampir ketahuan di dalam kamar, Jevin menjadi semakin merasa gelisah dan takut seolah-olah keselamatan nya terancam. Terkadang Jevin menerka bahwa Jeremy mulai curiga. Jevin takut, tapi kemudian sifat dan perlakuan manis Jeremy pun kembali menenangkan Jevin seakan mengatakan bahwa aibnya dengan Kavin masih aman.
Namun meski begitu Jevin kemudian kepikiran untuk mengakhiri salah satunya agar Jevin bisa sedikit tenang. Jevin pikir ia dan Kavin tidak bisa selamanya sembunyi di belakang Jeremy, kalaupun suatu saat hubungannya dengan Kavin terkuak, Jevin tidak yakin Kavin akan menang dan mempertahankan Jevin. Sebaliknya mungkin bukan hanya Kavin dan Jevin yang menjadi imbas dari amarah Jeremy, melainkan keluarganya juga akan mendapat imbasnya.
Dari awal yang Jevin cintai itu Kavin karena memang Kavin kekasihnya sebelum Jevin di jodohkan dengan Jeremy, namun setelah perjodohan dilakukan dan Jevin resmi menjadi suami Jeremy, maka pemenangnya adalah Jeremy. Meskipun Kavin masih belum terima dan dengan gilanya mengajak Jevin bermain dibelakang Jeremy, itu justru akan berdampak fatal nantinya.
Jevin bingung, antara memilih Kavin atau Jeremy. Tapi setelah semua pertimbangan yang dilakukan selama ini, Jevin pikir ia harus memilih Jeremy dan melepaskan Kavin dengan terpaksa.
Jevin tentu memiliki alasan dibalik keputusannya. Selain ingin bebas dari sifat Kavin, Jevin juga memikirkan keluarganya yang akan terkena dampaknya jika sampai Jeremy tau pengkhianatan yang dilakukan Jevin.
Akhirnya.. dengan segala pertimbangan dan pemilihan keputusan yang sulit, Jevin pun memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Kavin dan memilih menjadi istri dari Jeremy.
Ya... semoga saja ini bukan keputusan yang salah.
Jevin yakin, lambat laun ia akan bisa menerima Jeremy sebagai suaminya dan Kavin sebagai anak tirinya secara pelan-pelan. Lagipula Jeremy cukup baik dan perhatian, hanya saja sifat kerasnya muncul jika ia diusik. Ya, seperti itu misalnya.
Sifat dan perlakuan Jeremy bahkan tak jarang membuat Jevin merasa tersanjung dan baper. Meskipun pernikahan hasil perjodohan tapi Jeremy memperlakukan Jevin layaknya istri sungguhan yang sangat dicintai. Dan dengan itu Jevin harap bisa menimbulkan rasa pada Jeremy sehingga ia bisa menjalani kehidupan rumah tangga nya dengan perasaan tulus tanpa keterpaksaan.
"Mas, aku mau pulang ke rumah Papa dulu ya nanti abis kuliah. Mas kalo mau jemput jemput dirumah papa aja," ujar Jevin kepada Jeremy yang sedang fokus menyetir.
"Boleh. Nanti Mas langsung ke rumah kamu sepulang dari kantor. Jangan pulang duluan sebelum Mas jemput," jawab Jeremy.
Jevin mengangguk patuh. Seperti biasa, sifat Jeremy dan Kavin itu sama persis. Tegas, mutlak dan tidak terbantahkan. Jika Jeremy bilang jangan, maka Jevin pun tidak akan melakukan apa yang di larang Jeremy. Keduanya sangat dominan dan manipulatif sedangkan Jevin hanya seperi tikus kecil yang hanya bisa patuh akan semua ucapan kedua pria itu.
Sudah beberapa hari ini Jevin dan Kavin sedikit renggang. Kavin tiba-tiba sering ngeluyur dan tidak pulang hingga pagi sejak terakhir mereka hampir ketahuan di dalam kamar Kavin yang mabuk. Entah Kavin yang mengindar atau memang Kavin tidak ada waktu, mungkin Kavin pulang ke apartemen yang tempo hari digunakan sebagai tempat untuk menghukum Jevin dengan sangat gila. Namun meski begitu Jevin justru merasa lega karena tidak merasa tertekan setiap bertemu dengan Kavin. Setidaknya, beberapa hari menghindari Kavin cukup membantu Jevin memulihkan dirinya dari trauma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Boy (markno) [SEGERA TERBIT] READY STOK
Randommark x jeno ft. Jaehyun baca aja original story by babangmarkli