BANGIAN (51)

4.5K 265 23
                                    

"Kav! Lo kapan kembali ke sini, bro! Gimana sama kuliah Lo?" Pekikan heboh adalah yang pertama kali Kavin dengar begitu menjawab telepon dari sepupunya yang ada di Kanada. Seperti biasa, Samuel memang selalu heboh.

Kavin menjawa santai,"Sebentar lagi, gue ada urusan di sini, nanti kalo udah selesai juga gue balik ke sana," jawab Kavin.

"Ahh, gitu? Padahal gue sudah kesepian nggk ada temen, job foto banyak. Argh! Coba ada Lo di sini, gue traktir tiap hari dah," kata Samuel.

Kavin terkekeh kecil. "Tunggu aja, nggak lama lagi."

"Ok ok. Grandma nanyain kabar Lo. Lo baik di sana kan?"

"Iya, gue sangat baik. Sorry karna jarang kasih kabar karna disini gue sibuk. Salam untuk grandma grandpa supaya nggak pergi khawatir sama gue disini," ujar Kavin.

"Oke siap. Yaudah kalau begitu, gue harus masuk kelas. Bye," pamit Samuel.

"Bye."

Telepon terputus, Kavin menoleh ke samping di mana Jevin duduk di sebelahnya mendengar seluruh obrolan Kavin bersama sepupu jauh yang ada di Kanada tadi. Wajah Jevin tapak murung, ada kerutan sedih di kening Jevin, membuat Kavin ikutan mengernyit heran.

"Kenapa?" Tanya Kavin.

"Lo bakal balik ke tempat nenek Lo lagi?" Tanya Jevin sedih.

Kavin mengangguk tanpa ragu. "Pastinya. Kuliah gue udah pindah di sana dan sesuai janji gue ke Daddy dan ke Lo, gue bakalan pergi setelah semuanya beres. Gue ada disini karna buat Lo dan baby," Kavin menyentuh perut Jevin yang sudah bulat sempurna itu dengan lembut. Ada senyum kesedihan yang terukir di wajah Kavin seakan ia berat akan meninggalkan Jevin dan anaknya.

"Bentar lagi baby lahir, maka tugas gue selesai Jevin. Lo harus bahagia sama Daddy, jadi keluarga yang bahagia, apalagi baby nya kembar, pasti lucu banget dan kalian akan bahagia bersama kedua baby nya" tutur Kavin menambahkan.

Jevin menatap Kavin penuh permohonan. "Nggak mau. Gue gak mau Lo pergi lagi Vin, udah cukup Lo tinggalin gue kayak kemaren, gue nggak mau lagi," ucap Jevin.

Kavin menghela napasnya. Ia mengerti perasaan Jevin, tetapi keadaan dan kenyataan telah berbeda, Jevin sudah menjadi istri dari ayah Kavin sendiri dan bahkan sudah memiliki anak, tapi kenapa Jevin tidak mengerti juga.

"Jev, gue udah janji sama Daddy buat jagain Lo sampe lahir aja, setelah itu Lo akan balik jadi milik Daddy lagi," ujar Kavin dengan berat. Ia mengakui bahwa sekarang Jevin bukanlah miliknya lagi, melainkan milik Jeremy.

"Tapi Vin, gue udah gak ada rasa lagi sama bokap Lo, gue udah gak nyaman sama bokap Lo, gue maunya sama Lo lagi," paksa Jevin. Demi apapun ia tidak ingin pisah dari Kavin.

Kavin menghela napasnya.

"Sayang .. Lo ngerti keadaan nya kan?" Kata Kavin lembut.

Jevin mengerti maksud Kavin, tetapi bukan itu yang di maksudnya. "Gue ngerti Vin. Tapi, ini anak Lo juga, Lo gak mau mempertahankan anak Lo dan gue? Lo lebih milih ngasih gue dan anak kita ke bokap Lo?" kekeuh Jevin.

"Jev..."

Kavin tidak tahu lagi harus bagaimana .

"Bentar lagi baby lahir, Lo harus jaga kesehatan, gak boleh banyak pikiran." Final Kavin, melenceng dari topik pembahasan yang selalu membuat keduanya dilanda bimbang. Mau bertahan atau pisah?

Pada akhirnya Jevin lagi lagi kalah debat. Mungkin yang bisa menyadarkan Kavin adalah anaknya saat lahir nanti. Jevin bertaruh bahwa salah satu bayi kembar yang ada di dalam perutnya adalah anak Kavin. Dan saat itu benar benar terungkap maka Jevin akan memaksa Kavin bertahan padanya dan Jevin akan minta diceraikan oleh Jeremy.

Mommy Boy (markno) [SEGERA TERBIT] READY STOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang