BAGIAN (23)

4.3K 491 34
                                    


Jan lupa voment⭐️⭐️⭐️⭐️

Jevin tidak tau harus mengelak bagaimana lagi saat semuanya sudah diketahui oleh Jeremy tanpa aba aba. Jevin bingung juga takut harus menjawab jujur atau kembali berlindung dengan kebohongan. Kavin tidak ada disampingnya, membuat Jevin tidak tau harus berbuat apa. Namun raut bahagia Jeremy benar benar membuat Jevin merasa bersalah jika Jevin harus mengatakan yang sejujurnya bahwa anak dalam kandungannya belum jelas siapa ayahnya. Disisi Jevin takut akan kemurkaan Jeremy, Jevin juga tidak tega harus menghancurkan perasaan bahagia Jeremy, sebab bagaimanapun juga Jeremy sudah menjadi suami yang baik selama ini.

Pada akhirnya Jevin mengambil langkah bohong, mengatakan bahwa itu anak Jeremy dan memang sengaja menyembunyikan untuk memberikan kejutan pada Jeremy. Jeremy langsung memeluknya sangat senang dan berucap syukur serta rasa terimakasih karena telah memberikan keturunan atas pernikahan nya. Jevin semakin merasa bersalah, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Sejak malam itu, Jeremy langsung bersikap posesif untuk menjaga kehamilan Jevin.

Pagi ini, Jeremy langsung akan mengumumkan kabar kehamilan Jevin kepada seluruh penghuni rumahnya, terutama pada para pekerja yang melayani Jevin di rumah. Dengan di saksikan para seluruh pekerja, dan sialnya ada pula Kavin, semuanya mendengar apa yang akan disampaikan oleh Jeremy.

"Dengarkan, saya mau menyampaikan kabar dan pesan pesan untuk kalian mulai sekarang, " ujar Jeremy sambil merangkul Jevin di sampingnya.

Seluruh pekerja diam memperhatikan, tak terkecuali Kavin yang diam mematung sambil menatap Jevin. Ia penasaran akan apa yang disampaikan ayahnya, sebab tiba-tiba Kavin merasakan perasaan tak enak pagi ini.

"Jevin hamil, jadi mulai sekarang perhatikan makanan yang kalian berikan padanya, jangan sampai berpengaruh ke kandungannya." Ucap Jeremy kemudian, spontan membuat Kavin terkejut ditempatnya.

Jevin langsung menundukan kepalanya begitu menyadari tatapan Kavin yang terkejut dan marah. Ia meremas tangannya takut.

"Berikan makanan yang sehat, bila perlu buatkan makanan yang dianjurkan untuk orang hamil. Saya tidak mau kandungannya kekurangan asupan makanan sehat, karena saya mau kandungan Jevin sehat sampai anak saya lahir. Mengerti?" Tutur Jeremy panjang lebar pada para pekerjanya.

"Baik, Tuan." Jawab mereka patuh.

Jeremy mengangguk puas. Setelahnya ia membawa Jevin duduk di ruang makan dan bersiap melangsungkan sarapan.

Saat pengumuman tersebut Kavin hanya diam tanpa mengeluarkan suara dan ekspresi dari kabar tersebut, tentu karena Kavin sudah tau lebih dulu.

"Kavin, akan ada anggota baru di rumah kita, kamu seneng?" Ujar Jeremy pada Kavin dengan senyum bahagia masih terpatri.

Namun Kavin tak menjawab, ia hanya sibuk melangsungkan sarapan tanpa peduli. Jeremy mencoba mengerti karena beranggapan Kavin hanya masih syok akan memiliki adik diusianya yang sudah dewasa.

"Sayang, mulai sekarang kamu harus hati hati dalam beraktivitas ya, jangan sampai kandungannya kenapa kenapa," ujar Jeremy pada Jevin.

"Iya mas," jawab Jevin sebisanya.

"Kavin, daddy titip Jevin di kampus ya, jagain dia," kata Jeremy kenapa Kavin.

Lagi lagi Kavin tak peduli dan terus makan dengan gerakan kasar hingga menimbulkan suara berisik. Sikap itupun cukup memancing Jeremy.

"Kamu kenapa? Nggak suka Jevin hamil?" Tanya Jeremy sarkas.

"Daddy itu udah nikah sama Jevin, jadi wajar kalo kami punya anak. Harusnya kamu juga senang,"

Mommy Boy (markno) [SEGERA TERBIT] READY STOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang