BAGIAN (12)

7K 834 147
                                    

Ga komen pantatnya gosong

Pukul enam sore Jevin keluar dari kamar selepas mandi setelah seharian hanya mendekam di kamar pasca ribut dengan Kavin. Kavin pun sama, dia tidur seharian karena pikiran dan kondisinya sedang kacau, bahkan makan siang yang di antarkan oleh pelayan dirumahnya masih utuh tak tersentuh.

"Kavin masih dikamar atau pergi mbak??" Tanya Jevin kepada si pelayan.

"Masih dikamar, tuan. Seharian mas Kavin gak keluar kamar." Jawab si pelayan.

Jevin mengangguk. "Tapi mbak ada antar makan siang buat Kavin kan."

"Iya, tuan, sudah di antar tadi."

"Oke makasih mbak."

Setelah percakapan tersebut, tak lama kemudian Jeremy pulang dari kantor. Jevin yang mendengar suara mobil Jeremy pun langsung jalan ke depan untuk menyambut suaminya pulang kerja. Jeremy keluar dari mobil hanya dengan setelan kemeja saja sedangkan jasnya menyampir di lengan kirinya.

"Baru pulang mas " sambut Jevin sambil mengambil alih jas dan tas Jeremy.

"Agak telat, tadi macet banget. Kamu udah mandi?" Balas Jeremy.

"Udah."

Jeremy mengecup kening dan pipi serta bibir sang istri sekilas, lalu keduanya jalan masuk.

"Kavin ada dirumah atau pergi lagi " tanya Jeremy.

"Ada dikamar kata mbak, seharian dia gak keluar kamar, tapi mbak udah anterin makan siang buat Kavin kok. Mungkin dia masih marah gara-gara kamu marahin tadi pagi," balas Jevin.

"Ya, mas kelewat emosi. Nanti ajak dia makan malam bersama kita, sekalian mas mau ngomong sama dia,"

Mereka tiba di kamar, Jevin meletakkan jas dan tas Jeremy kemudian ia membantu Jeremy melepaskan dasinya.

"Nanti aku coba bujuk. Mas mandi dulu aja, makanan lagi disiapin."

"Yaudah. "

Sementara Jeremy mandi membersihkan diri, Jevin menyiapkan baju ganti untuk Jeremy dan membereskan pakaian kotor agar di cuci oleh pelayan. Setelah itu ia pun keluar dan menghampiri Kavin dikamar untuk diajak makan malam bersama Jeremy. Sejujurnya Jevin masih belum siap jika harus bertemu dengan Kavin, tapi mau bagaimanapun juga keseharian mereka akan saling bertemu dan bertatap muka nantinya jika Jevin tidak membiasakan diri dengan itu maka ia tidak akan merasa nyaman dan terbiasa dengan statusnya sekarang.

Dengan perasaan takut namun memberanikan diri Jevin masuk ke dalam kamar Kavin bahkan tanpa permisi.

"Kavin.."

Langkah dan ucapannya terhenti begitu melihat Kavin baru keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk sebatas pinggul saja. Perasaan canggung pun langsung membuat Jevin gugup dan malu karena kedapatan masuk tanpa ijin dan memergoki Kavin baru selesai mandi.

"Ngapain masuk tanpa ijin. Jangan mentang mentang lo udah jadi bagian dari rumah ini lo jadi seenaknya ke kamar gue" ucap Jevin sinis. Padahal dulu privasi itu tidak ada artinya bagi keduanya, tapi setelah mereka berakhir Kavin pikir Jevin tidak bisa seenaknya lagi.

"M-maaf, gue cuma mau ajak lo makan malam bersama. " ujar Jevin.

Pandangannya beralih pada makanan itu yang tergeletak di meja kamar Kavin tanpa tersentuh.

"Kenapa makan siangnya ga dimakan, nanti lo sakit " ucap Jevin lagi, sambil memperhatikan Kavin yang sedang membuka lemari mencari baju.

"Apa peduli lo," jawab Kavin ketus.

"Gue salalu peduli,"

"Karna gue anak suami lo?" Sahut Kavin sambil menatap Jevin sinis.

Jevin terdiam tak berani menjawab lagi. Sakit sekali mendengar ucapan Kavin barusan.

Mommy Boy (markno) [SEGERA TERBIT] READY STOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang