BAGIAN (39)

3.1K 362 40
                                    

Vote + komen

Pukul delapan malam waktu Toronto, nenek Kavin atau panggil saja Victoria, ia datang berkunjung ke asrama Kavin dengan diantar Samuel. Tidak ada tujuan khusus Victoria datang, ia hanya ingin menengok keadaan cucunya yang berubah sejak tiga bulan ini. Dari awal Victoria sudah menduga bahwa Kavin memang sedang ada masalah sampai harus kabur ke tempatnya, namun ia tidak tahu masalah seperti apa yang membuat Kavin sampai harus merubah kepribadian nya yang semula cukup aktif dan ceria kini berubah menjadi pendiam dan tertutup.

Victoria bahkan sampai harus menitipkan Kavin kepada Samuel untuk menemani Kavin karena takut Kavin semakin menjadi sosok yang tertutup. Namun nyatanya itu sama sekali tidak membuat Victor merasa lega dan tenang, ia masih sering kepikiran, apalagi Kavin pun jarang pulang dan jarang mengabarinya padahal jarak kampus ke rumah Victoria hanya satu jam. Karena enggan dilanda kekhawatiran akhirnya Victoria memutuskan datang menengok.

Ia kini sedang berjalan menuju kamar Kavin bersama Samuel yang juga cucunya.

"Gimana Kavin selama tinggal disini?" Tanya Victoria seraya berjalan di lorong asrama yang cukup panjang, melewati puluhan pintu pintu kamar asrama para penghuninya.

"Kavik ok, Oma, tenang aja kan asa Samuel" jawab Samuel penuh percaya diri.

Victoria terkekeh pelan. "Oh ya? Tapi kamu berisik, Kavin nggak suka orang berisik"

"Hei, grandma ini.. Samuel itu bukan berisik tau, tapi ramah dan friendly, makanya Samuel punya banyak temen" kata Samuel lagi.

"Haha iya iya. Baguslah kalau kalian akrab, Oma pikir Kavin akan tetep tertutup meskipun sama sepupunya "

Samuel menoleh pada sang nenek dengan wajah menyirat heran. "Sebenernya Kavin ada masalah apa sih Oma?" Tanya Samuel penasaran.

Victoria menghela napasnya. "Oma juga nggak tahu, kayaknya berat, tapi Kavin nggak pernah mau cerita" kata Victoria terbawa suasana sedih. Suasana yang cukup sepi membuat hawa dan udara menjadi tertekan karena suasana hati sang nenek yang sedih mengingat Kavin.

Tanpa terasa mereka sampai di depan kamar Kavin yang tampak tenang. Biasanya jam segini Kavin hanya akan bergelung dibalik selimut atau main game di komputer atau kalau sedang rajin ya mengerjakan tugas, tapi jika ada kemungkinan buruk maka Kavin akan melamun di balkon kamar seperti orang kehilangan semangat hidup, dan itu terjadi saat Kavin sedang kalut teringat tentang Jevin.

"Kavindra..." panggil Samuel begitu sampai didepan kamar Kavin. Biasanya Samuel akan lansung menyelonong masuk tanpa ijin, tapi untuk sekarang karena Samuel datang bersama sang nenek akhirnya ia pun bersikap sedikit sopan dengan mengetuk pintu lebih dulu.

"Kavin, lo ada? Gue datang sama Oma" Samuel mengulang panggilannya saat tak mendapatkan respon dari dalam. Suasana yang sunyi membuat Samuel dan Victoria heran. Apakah Kavin pergi? Kenapa tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang didalam.

"Kavin.."

"Masuk aja Oma, yuk."

Akhirnya Samuel pun membuka pintu kamar Kavin tanpa ijin, dan menyelonong masuk untuk mengecek keadaan di dalam yang terasa tenang. Begitu sampai dalam pun keberadaan Kavin tidak ditemukan di kamarnya, tempat tidurnya masih rapi dengan selimut terlipat rapi, tapi meja belajar Kavin terdapat laptop menyala. Samuel pikir Kavin sedang mengerjakan tugas dan sekarang sedang ada di toilet karena Samuel mendapati pintu kamar mandi tertutup rapat.

"Kavin" panggil Samuel lagi.

"Kavin, Oma datang " ujar Victoria ikut bersuara memanggil Kavin.

Namun hingga beberapa saat tak ada respon apapun, bahkan tidak ada sahutan dari dalam kamar mandi pun membuat Victoria dan Samuel terheran-heran. Perasaan tak enak pun langsung muncul dibenak Victoria. Samuel dengan segera menghampiri kamar mandi dan sangat terkejut begitu mendapati Kavin tengah menggigil kedinginan dengan beberapa luka sayatan di lengan tangan, lantai kamar mandi nya bahkan sudah penuh dengan bercak darah yang perlahan hanyut terbawa air.

Mommy Boy (markno) [SEGERA TERBIT] READY STOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang