BAGIAN (24)

4.4K 476 61
                                    

Sejak saat itu Kavin mati matian harus menahan rasa sakit dan cemburunya setiap melihat Jevin dan Jeremy bersikap romantis, apalagi Jeremy yang terlihat sangat posesif dan begitu menjaga kandungan Jevin agar baik. Kavin senang ayahnya menjaga Jevin tapi dia cemburu.

Jeremy memperlakukan Jevin sangat lembut, memberikan apapun kebutuhan orang hamil seperti susu hamil, makanan orang hamil, buah buahan dan sebagainya. Jevin yang mulai mengalami masa ngidam pun terkadang menginginkan sesuatu yang aneh aneh seperti rujak mangga muda atau lain lain, semuanya Jeremy turuti tanpa terkecuali.

Kavin harus bersabar setidaknya seminggu lagi sebab seminggu lagi usia kandungan Jevin telah menginjak usia 12 minggu dan mereka akan melakukan tes DNA untuk mengetahui ayah dari anak tersebut.

Hanya seminggu tapi rasanya Kavin sudah tidak sabar.

"Baby nya pintar ya ngidamnya gak aneh aneh, mas masih bisa nurutin dengan mudah," ujar Jeremy sambil menyuapi Jevin potongan mangga muda.

Jevin menerima suapan itu dengan senang hati. Entah mengapa rasanya berbeda saat Jeremy yang melayani nya dibandingkan dengan Kavin yang terkesan lebih menuntut. Kavin sangat menjaga Jevin waktu Jeremy belum pulang dari luar kota, namun konteks menjaga yang Kavin lakukan justru terkesan menuntut sehingga membuat Jevin tertekan. Berbeda dengan Jeremy yang lebih lembut dan telaten melayani Jevin.

Apa yang Jevin keluhan tidak langsung membuat Jeremy terlalu panik dan berakhir membawa Jevin ke rumah sakit, Jeremy justru dengan tenang dan lembut menanyakan keluhan Jevin, sekiranya masih tahap wajar bagi orang hamil maka Jeremy selalu bisa mencari solusinya. Mungkin karena Jeremy sudah berpengalaman menghadapi orang hamil sebelumnya jadi dia terlihat sangat tenang.

Terkadang Jevin sampai sampai lupa kalau anak yang dikandungnya bisa saja anaknya Kavin, tapi setiap kali Jevin sudah bersama Jeremy Jevin seolah melupakan Kavin dan menganggap anak yang dikandungnya adalah anak Jeremy.

"Mas pengen aku ngidam yang aneh aneh? Nanti giliran kejadian mas sendiri yang bingung nurutinnya," cibir Jevin.

Jeremy terkekeh pelan. "Gak bingung, mas pasti turutin apapun yang baby minta, asalkan baby gak ngerepotin mommy ya sayang, daddy akan kasih apapun yang baby minta" Jeremy mengelus pelan perut Jevin yang sudah mulai membuncit dan keras.

Jevin tersenyum kecil. Ada getaran senang mendapat sentuhan itu, membuat Jevin bertanya tanya, apakah ini artinya ia telah mencintai Jeremy? Tapi bagaimana dengan Kavin?

"Baby gak akan rewel daddy, mommy kuat kok," balas Jevin mewakili jawaban sang janin.

"Uh, pintarnya.. berapa bulan usianya? Mama udah tau kabar ini?" Tanya Jeremy kemudian.

Jevin mengingat ingat sejenak menghitung usia kandungannya saat ini.

"Kayaknya 11 minggu mas, sekitar 3 bulan kurang? Aku gak paham heheh.." kata Jevin sambil tertawa hambar. Sebagai seorang yang baru pertama kali hamil tentu saja Jevin belum tau apa apa.

"Yaudah nanti ke rumah sakit buat pastiin, sekalian cek USG. " kata Jeremy.

"Mama udah tau?"

Jevin terdiam. Ia juga belum memberitahukan tentang kehamilannya pada siapapun kecuali Kavin dan Jeremy yang itupun tidak sengaja. Jevin ingin membuka semuanya saat semuanya sudah jelas nantinya, tapi Jeremy pun pasti akan merasa curiga jika tau Jevin menyembunyikan kehamilannya dari keluarganya sendiri.

"Belum...Mas.. " jawab Jevin tergagap.

Jeremy menaikkan alisnya heran. "Sampai seusia hampir tiga bulan, mama belum tau?"

"Ee.. niatnya aku juga mau masih kejutan ke mama kok makanya aku belum kasih tau," jawab Jevin gugup.

"Oh gitu?"

Mommy Boy (markno) [SEGERA TERBIT] READY STOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang