BAGIAN (18)

5.1K 484 36
                                    


Sudah seminggu sejak Jevin jatuh pingsan dan dinyatakan pra-hamil, kondisi Jevin yang lemah pun membuat Jevin harus bolos kuliah selama beberapa hari. Selama sakit Kavin dengan setia dan telaten merawat Jevin selayaknya istrinya. Bahkan mereka seakan lupa bahwa statusnya hanya sebatas ibu dan anak tiri. Jevin sempat lupa kalau Jeremy adalah suaminya yang sebenarnya, sebab disaat seperti ini justru Kavin yang siaga mendampingi, bukannya Jeremy yang notabenenya adalah suaminya yang sebenarnya.

Iya Jevin tau Jeremy sedang berada di luar kota, oleh sebab itu Kavin yang malah setia menemaninya. Untuk kasus kehamilannya pun Jevin memilih menyembunyikan dulu dari Jeremy karena tidak ingin mengganggu pekerjaan Jeremy. Lagipula Kavin ada benarnya, kalau Jeremy tau nanti Jeremy malah berharap lebih sedangkan Jevin belum benar-benar dinyatakan positif hamil. Hanya perlu menunggu seminggu sampai dua minggu baru bisa tau hasil sebenarnya.

"Makan lagi ya, lo ga sembuh sembuh udah tiga hari," bujuk Kavin pada Jevin.

Sudah seminggu sakit, perlahan gejala kehamilan pun mulai muncul seperti yang dokter katakan. Jevin mulai merasa mual, terkadang muntah dan tidak nafsu makan seperti yang sekarang Jevin alami.

"Gue mual. Percuma juga makan pasti bakal muntah lagi," balas Jevin.

"Iya tau, tapi seenggaknya makan dikit, kalo ga makan sama sekali yang ada perut lo makin kosong," ujar Kavin mengomel.

Pandangannya beralih pada perut Jevin, lalu disentuhnya lembut.

"Kayaknya lo beneran hamil, gejalanya mulai muncul kan, " ucap Kavin.

Jevin mengangguk lesu. Sepertinya ia memang hamil.

"Gue ga sabar nunggu ada baby disini. Pasti anak kita kan?" Kata Kavin dengan senyum percaya dirinya mengunyel perut Jevin.

Namun Jevin terlihat tak begitu antusias seperti Kavin lantaran Jevin masih bingung anak siapa yang dia kandung. Mau anak Jeremy ataupun Kavin, tetap saja posisinya serba salah. Jevin bingung.

"Jangan khawatir, selagi ada gue lo aman, bahkan dari daddy sekalipun," ucap Kavin yang paham apa pikiran Jevin saat ini.

"Kalo ternyata ini anak bokap lo, apa lo bakal rela dan lepasin gue buat bokap lo?" Tanya Jevin tiba-tiba, membuat senyum Kavin luntur seketika.

"Gue tau kita ngelakuin nya setelah mas Jeremy pergi, tapi sebelumnya gue juga ngelakuin sama dia. Gue bingung Vin,"

"Kita lihat aja hasilnya nanti berapa lama usia kandungan lo,"

Jevin tidak membalas lagi. Membahas masalah ini dengan Kavin yang egois malah akan membuat Jevin semakin pusing.

***

Hari ini tepat dua minggu Jevin setelah Jevin melakukan pemeriksaan terkait gejala kehamilannya. Dan sekarang ia akan ke rumah sakit untuk kembali melakukan pemeriksaan guna mengetahui hasil sebenarnya.

Kavin menemani seperti biasa, dengan setia dan siaga layaknya suami. Bahkan saat di rumah pun Kavin sangat perhatian dan protec terhadap Jevin mulai dari hal hal kecil. Tanpa mereka sadari bahwa ada para pelayan dan pekerja di rumahnya yang mungkin saja curiga melihat kedekatan Jevin dan Kavin tidak seperti biasanya.

Mereka tentu tau bahwa Kavin sangat tidak menyukai pernikahan Jeremy dengan Jevin, namun saat Jeremy tidak ada Kavin dan Jevin justru terlihat sangat dekat, saling peduli satu sama lain dan juga tampak mesra. Mereka terheran-heran tapi tidak berani bicara apa apa selain hanya diam.

"Gue takut Vin," ucap Jevin di tengah perjalanannya menuju rumah sakit. Jujur saja Jevin gugup.

Kavin menggenggam tangan Jevin hangat. "Tenang ya. Gue malah gak sabar denger kabar kalo lo beneran hamil," balas Kavin antusias.

Mommy Boy (markno) [SEGERA TERBIT] READY STOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang