19

55 38 107
                                    

Hari-hari berlalu, pertemanan Fiona dengan Sifa dan Pramesti semakin dekat. Mereka sudah mengenal orang tua masing-masing karena mereka sering bersama menghabiskan waktu.

Hari ini, Fiona dan Pramesti sedang berada di rumah Sifa, tepatnya di kamar Sifa.

"Pulang jam berapa?" tanya Fiona karena mereka seharian bermain di rumah Fiona.

Beberapa hari terakhir ini mereka memang jarang bertemu karena Sifa yang harus menjaga keponakannya, Sifa bisa saja seperti biasanya tapi dia merasa kasihan dengan sang Mama yang mengurus keponakannya sendiri, ini karena Kakak ipar Sifa yang bekerja jadi mau tidak mau Sifa yang menjaga. Akhirnya Fiona dan Pramesti yang berkunjung ke rumah Sifa.

"Bebas"

"Nginep aja ngga sih?" ucap Sifa sembari menutup pintu kamarnya.

"Darimana, lo? Kek marathon" ucap Fiona.

"Habis gosok gue, cape banget gila" keluh Sifa merebahkan badannya di kasur.

"Iya balik abis magrib aja deh, ini malam jum'at kalau lo lupa" ucap Pramesti.

Fiona baru ingat.
Ia melihat jam di ponselnya, pukul 4 sore.

"Guys, gue mau ngomong. Tapi sebelumnya gue mau nanya" ucap Sifa dengan wajah yang sedikit serius.

"Gimana, Sifa?"

"Kalau cuti kuliah, itu bayar atau ngga?"

"Lo mau cuti?" tanya Pramesti.

"Ih gue nanya"

"To the point aja deh" jawab Pramesti sinis.

"Oke gini...."

Sifa menceritakan alasan ia ingin mengambil cuti dengan air mata yang mengalir, pun dengan Pramesti. Fiona yang melihat itu, langsung memeluk mereka berdua.

"Tapi kemungkinan gue bakal berhenti kuliah deh" ucap Sifa.

"Sifa, gue baru loh nemu temen yang bener-bener temen begini, masa sih lo mau ninggalin kita berdua? Terus gue sama Fiona gimana?" tanya Pramesti ikut menangis.

Sifa terkekeh, "Terbangnya juga masih lama, Mbak. Gue kan harus sekolah dulu"

"Tapi kan lo sekolah jauh di Yogyakarta" ucap Fiona.

"Masa gue sama Fiona nyusul ke Yogya setiap weekend"

Perkataan Pramesti membuat Fiona dan Sifa tertawa.

"Sifa, lo udah mateng dengan keputusan lo ini?" tanya Fiona.

"Gue bingung, tapi gue udah dapet restu dari Mama dan kedua kakak gue"

"Belajar bahasa asing itu tidak mudah, Sif. Lo jangan melihat ke temen lo yang udah terbang, lo ngga tau kesulitan apa yang dia hadapi selama belajar, apalagi belajar bahasa asing pasti dibarengin dengan latihan fisik yang ngga main-main" jelas Fiona.

"In Sya Allah gue kuat, Mbak. Doain aja"

"Kita pasti doain yang terbaik buat lo. Lo juga jangan lupa sholat malam, minta petunjuk biar lo ngga salah jalan"

Dalam berteman, Fiona selalu membawa dasar agama, seperti sholat, sedekah, dan lain sebagainya. Namun saat berteman bersam Sifa dan Pramesti, Fiona ada teman untuk menjalankan ibadah ditengah ia bermain. Beda dengan yg dulu.

"Iya, Mbak Fi. Gue akan sholat malam minta petunjuk"

Fiona tersenyum, mereka berpelukan.
Fiona selalu berdoa bahwa pertemanan ini di ridhoi oleh Sang Pencipta, dan dijauhkan dari orang-orang yang merugi.

BADFRIEND'S [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang